Mohon tunggu...
Diyah Isthi A
Diyah Isthi A Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillah💫

Bima-NTB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Kreatif dengan LIterasi

9 September 2021   21:00 Diperbarui: 9 September 2021   21:07 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Nama: Diyah Isthi Ayu
NIM: 210503110073
Fakultas: Ekonomi
Jurusan : Perbankan Syari'ah

Masa pandemic memberikan dampak negative yang sangat luar biasa, tidak hanya dari segi kesehatan namun juga berdampak terhadap perekonomian dunia. Perekonomian dunia menjadi naik turun sehingga tidak stabil. Beberapa Negara seperti Indonesia, Amerika Serikat, Singapura dan lain -- lain mengalami kelemahan perekonomian di triwulan 1 dan 2 pada tahun 2020.  Dunia sekrang sedang berusaha melakukan berbagai upaya peningkatan taraf perkeonomian walaupun di samping uapaya itu covid masih meningkat dan belum usai.Terutama di Indonesia munculnya covid 19 semakin meningkatkan masalah social maupun perekonomian. Banyak masalah yang harus dihadapi oleh Negara kita seperti pertumbuhan ekonomi yang terhambat dan tidak stabil, menimbulkan semakin meningkatnya  pengangguran dan angka kemiskinan. Yang kemudian hanya mengandalkan adanya bantuan dari pemerintah. Banyak perusahaan - perusahaan yang melakukan PHK terhadap para karyawan dan tenaga kerja untuk mencegah banyaknya pengeluaran suatu perusahaan sedangkan karyawan yang di PHK tadi sumber pendapatannya terhenti dan sulit untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Tidak hanya berdampak pada perusahaan -- perusahaan besar, namun juga berdampak pada Usaha Mikro Kecil Menengah, memnjadi sector yang paling merasakan dampak Covid 19. Banyak orang yang memiliki Usaha mikro Kecil Menengah yang mengalami penurunan pendapatan hasil maupun keuntungan, bahkan ada juga yang tidak mendapatkan keuntungan sama sekali. Tidak jarang juga ada yang masih menjalankannya walaupun bangkrut dan mecoba untuk bangkit kembali serta ada juga yang mengalami keterpurukan karena kehabisan modal atau karena hal lain yang tidak mendukung.

Pemerintah juga berusaha meningkatkan peluang usaha produk Usaha Mikro kecil Menengah dengan kemitraan rantai pasok. Intensif dan kemudahan kemitraaan juga didorong pemerintah agar terbentuk antar usaha menengah dan besar dengan usaha mikro dan kecil.

Seperti data yang saya dapatkan dari hasil wawancara saya pada pemilik toko kelontong di daerah saya. Ibu Hajar sebagai pemilik toko saat ini mengaku kurang puas karena hasil penjualan dan keuntungan kian menurun karena semakin banyaknya toko serupa yang dibuka di lingkungan tersebut, mungkin bisa dibilang hanya berjarak 9 sampai 10 rumah antar toko. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya tenaga kerja yang di PHK yang kemudian menjadi pengangguran sehingga tidak ada kegiatan atau pekerjaan apapun sebagai pengganti pekerjaan yang dulu, maka mereka membuka dan membangun toko kelontong juga, mungkin menurut mereka itu adalah jalan tercepat untuk mengembalikan perekonomian mereka, walaupun mendapatkan keuntungan yang tidak seberapa.

Karena sekarang sedang pandemic Covid 19, ketika kasus positif melonjak naik menyebabkan pendapatan penjual toko kelontong turun dikarenakan para konsumen lebih memilih untuk pergi berbelanja bulanan sendiri kebutuhan pokoknya di pasar untuk menghindari bepergian keluar rumah guna meminimalisir kasus positive Covid 19. Naiknya harga kebutuhan pokok di pasar membuat pemilik toko kelontong mau tidak mau juga untuk menaikkan harga barang jaulannya, hal ini menyebabkan konsumennya jarang membeli di toko kelontong miliknya dan lebih memilih kepasar dan menyetok barang di rumah. Pemilik toko menerangkan bahwa pendapatan sebelum dan setelah Covid 19 memiliki pebedaan yang cukup jauh.

Pemilik toko kelontong juga berinisatif untuk memanfaatan kemajuan teknologi seperti membuka jasa oline shop, menggunakan jasa pesan antar ataupun melakukan promosi di media sosisal pasti ada, tapi dikarenakan hal ini dirasakan tidak berpengaruh untuk mengembalikan dan mempertahankan pendapatan dan keuntungan, karena tadi sudah di jelaskan bahwa di lingkungan toko kelontong miliknya sudah banyak membuka usaha yang sama, apalagi di tempat lain pasti terdapat banyak toko serupa dan juga dibutuhkan koneksi teman yang banyak di media social agar barang yang dipromosikan di ketahui orang -- orang banyak.

Usaha Mikro Kecil Menengah toko Kelontong yang berada di bagian kota tentu berbeda  dengan toko Kelontong yang berada di desa. Hal ini dapat kita lihat dari segi pembeli di toko kelontong sering membeli tanpa langsung bayar, yang kemudian akan dibayar beberapa hari kedepan atau setelah mendapatkan uang lebih atau sering kita sebut dengan nge -- bon (hutang) sehingga mau tidak mau pemilik toko kelontong menerimanya untuk kelangsungan ekonomi yang harus dipenuhi di bandingkan yang ada di kota. Juga dari segi akses dan transportasi bagi beberapa desa yang jauh dari pusat pasar untuk membeli dan menyetok barang.

Dari data di atas betapa berpengruhnya Covid 19 terhadap sektor Usaha Mikro Kecil Menegah, mau tidak mau ibu Hajar harus berusaha memikirkan bagaimana upaya yang mampu mengembalikan pendapatan toko Kelontongnya. Kalau menurut saya pribadi salah satu hal yang bisa di lakukan untuk menarik minat konsumen agar berbelanja di toko Kelontong milik ibu Hajar dengan banyak menyediakan bahan -- bahan pokok yang tidak disediakan di toko kelontong lain, untuk menarik daya beli konsumen. Kemudian mencari tahu kebutuhan apa saja yang di butuhkan pembeli yang biasanya tidak di sediakan di toko kelontong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun