Sabtu (13/03), halaman SMA 3 Neg Luwuk tampak tak biasanya, sekelompok siswa dan siswi lengkap dengan pakaian tari-tarian tradisional tengah melenggang-lenggok di halaman sekolah. Melalui mata pelajaran muatan lokal (Mulok), SMA Neg 3 menggelar pentas tari-tarian lokal itu. Pentas tarian lokal itu dinilai oleh Subrata Kalape S.Si (Guru Mulok) dan Endang Siyamti Spd (Guru Seni Budaya). Ada delapan tarian yang dipentaskan, diantaranya tari Pandanga, tari berburu (tarian suku Loinang), tari Molabot (Suku Saluan), tari Bapidok (Banggai Kepulauan), tari Malattu’ Kopi (Toraja, Sulsel), tari Kecak (Bali) dan tari Pendet (Bali) Menurut Dra Anniah selaku wakasek kurikulum, konsep mulok SMA 3 Neg Luwuk dengan mengangkat kesenian daerah Banggai bertujuan untuk melestarikan budaya daerah Banggai lewat generasi muda. Akan tetapi karena di Kab. Banggai dihuni berbagai etnis antara lain; Jawa, Bali, Bugis, Makassar. Batak, Minahasa, Gorontalo dan Buton maka siswa juga dibebaskan untuk mempelajari tarian daerah lain. “Perjalanan generasi muda masih panjang. Kelak jika orang-orang tua tak ada lagi maka generasi mudalah yang berperan untuk menurunkan pada generasi berikutnya,” terang guru kelahiran Ambeua, Kab. Buton ini. Menurutnya karena ia sudah mencari ilmu, rezeki dan hidup di Kab.Banggai maka ia harus belajar budaya dimana ia berpijak. Mula-mula kenapa sekolah ini mengangkat Mulok Kesenian Daerah, lantaran Dra Anniah melihat di sekolah-sekolah tak ada yang mengangkat budaya lokal, generasi muda pun lebih mengenali budaya orang lain ketimbang budaya daerahnya sendiri. “Sebetulnya jika ada stimulasi, para siswa akan berusaha mencari budaya lokalnya sendiri, seperti tarian-tarian lokal, itulah kenapa kesenian daerah Banggai ini kami masukkan sebagai Mulok, supaya siswa itu mencari tahu sendiri, dari sini saya lihat mereka ternyata tertarik untuk mempelajarinya,” terangnya kembali. [caption id="attachment_94699" align="alignnone" width="640" caption="para siswa bersama guru sekolah "][/caption] [caption id="attachment_94702" align="alignnone" width="640" caption="tarian ini berasal dari Banggai Kepulauan"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H