Mohon tunggu...
ferry ferdiansyah
ferry ferdiansyah Mohon Tunggu... -

pengemar sepeda

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kenaikan BBM dan Penghematan Energi

20 Juni 2013   13:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:42 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Pada saat menjadi pembicara dalam pertemuan puncak Forum Pemred se-Indonesia di Nusa Dua, Bali, Kamis 13 Juni 2013, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, menegaskan bahwa kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah, bertujuan bukan hanya soal ketahanan fiskal, namun juga untuk ketahanan energi nasional. Pernyataan ini menurut saya tidak lah berlebihan dan cukup beralasan jika dilihar dari fakta yang ada, mengingat cadangan energi dalam negeri semakin hari semakin mengenaskan.

Merujuk data yang dilansir Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), cadangan minyak bumi Indonesia saat ini tersisa sekitar 4,4 miliar barel atau 0,2 persen dari cadangan minyak dunia.

Untuk saat ini, cadangan minyak dunia tertinggi untuk wilayah Asia, masih dimiliki oleh sejumlah negara maju seperti China yang mencapai 14,8 miliar barel, dan India sekitar 5,8 miliar barel, serta Malaysia yakni mencapai 5,5 miliar barel. Selanjutnya Vietnam yakni mencapai 4,5 miliar barel dan Australia yang mencapai 4,2 miliar barel, serta Brunai Darussalam yang hanya 1,1 miliar berel.

`Data tersebut jelas menunjukan  kondisi yang sebenarnya keadaan negara ini yang sangat memperihatinkan bagi kelangsungan masa depan anak cucu kita. Sangat wajar jika ketua umum PAN ini mengigatkan agar kita selalu melakukan penghematan energi.

Pengehamatan ini, ternyata memiliki nilai positif, sangat jelas dalam ajaran manapun mengigtakan umatnya agar hidup berhemat, dengan berhemat kita dapat menata masa depan yang lebih baik. Apa lagi penghematan ini terkait kelangsungan hidup bangsa mengingat hingga saat ini nIndonesia belum memiliki strategic national reserve. Dapat dibayangkan jika negara ini dijajah atau mengalami pertempuran, dapat dipastikan negaradengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, dan kekayaan alam yang melimpah, dengan luas kurang lebih 1,904,569 km2 dan 17.000 pulau, hanya mampumenyediakan stok operasi hingga 20 hari. Kondisi ini menunjukan, cadangan energi dalam negeri begitu mengkhawatirkan. Jika sudah begitu, secara otomatis ketahanan energi Indonesia sangat rendah

Untuk mencegah agar tidak terjadi ancaman yang begitu menakutkan tidaklah berlebihan apa yang disampaikan Hatta untuk terus melakukan penghematan energi. Ajakan ini perlu diapresiasi. Ini merupakan langkah tepat dalam menyelamatkan negeri ini dari kehancuran. Setidaknya ajakan penghematan energi ini sebagai momentum yang sangat strategis untuk mengingatkan masyarakat luas di negeri ini pentingnya pertahanan energi.

Meskipun cadangan energi Indonesia masih cukup dari total yang diproduksi. Tercatat untuk kebutuhan energidalam negeri mencapai 3 juta barel eqiuvalent per hari. Sedangkan produksi energi Indonesia sampai hari ini mencapai 6 juta barrel equivalen per hari. Jumlah tersebut didapatkan dari gas 1,2 juta, minyak 800 ribu dan batubara 4 juta barel.

Penilaian saya, produksi energi saat ini memang telah melebihi dari kebutuhan yang ada, tetapi tetap harus terus diwaspadai. Antisipasi ini dilakukan karena kebutuhan akan energi dari tahun ke tahun terus meningkat, sehingga perlu ada langkah-langkah strategis seperti pengaturan Supplay dan demand. Tujuannya agar tidak terjadi mismatch dalam pengelolaan energi.

Salah satu upaya pemenuhan suplay minyak yang masih minim ini, terpenuhi dengan adanya komitmen dari pemerintah Irak untuk menyediakan minyaknya sebanyak 300 ribu barrel per hari serta kesiapan negara yang kaya akan minyak ituuntuk membangun kilang.

Sedangkan untuk sisi demand, energi harus diatur dengan baik,  karena tidak hanya fiskalnya yang akan jebol, tetapi akan terjadi pemborosan yang tidak terkendali, untuk itu kita wajib menyukseskan gerakan penghematan energi sebagai solusi dalam membentuk ketahanan energi. Ajakan ini menurut saya sangat tepat mengigat pemerintah mengalami kesulitan dalam menetapkan sejauh mana kemampuan daya tahan energi nasional.

Saya meyakini dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi untuk premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 6.500 per liter dan untuk solar naik Rp 1.000 menjadi Rp 5.500 per liter. Mampu membatasi dan pengurangan pemakaian premium. Setidaknya dengan adanya kenaikan ini bisa merubah pola hidup masyarakat untuk melakukan penghematan dalam penggunaan BBM serta membawa kebaikan pada pertahanan energi di negeri ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun