Mohon tunggu...
Ashila Putri Hawa
Ashila Putri Hawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

halo saya izin upload tugas kuliah disini

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Penanganan Heat Cramps Setelah Berolahraga atau Beraktivitas Berat

12 Januari 2025   16:19 Diperbarui: 12 Januari 2025   16:19 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Heat cramps merupakan kejang otot yang menyakitkan, biasanya terjadi pada otot yang aktif digunakan selama aktivitas fisik. Kejang ini sering terjadi pada otot besar seperti paha, betis, atau perut. Menurut National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), heat cramps adalah salah satu bentuk gangguan akibat panas yang disebabkan oleh hilangnya cairan dan elektrolit melalui keringat berlebihan. Selain itu, Sawka et al. (2015) menambahkan bahwa kondisi ini merupakan tanda awal dari stres panas yang lebih serius. Meskipun heat cramps sering terjadi, banyak orang yang masih kurang memahami apa itu heat cramps dan bagaimana cara menghadapinya. Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya edukasi kesehatan yang spesifik tentang kondisi ini.

Heat cramps sering kali dianggap remeh karena gejalanya yang tampak sederhana dan tidak mengancam nyawa secara langsung. Akibatnya, masyarakat tidak menganggapnya sebagai masalah kesehatan yang perlu perhatian lebih. Selain itu, kesalahpahaman juga sering kali menjadi penghalang. Banyak orang mengira bahwa kram otot hanya terjadi karena kelelahan fisik biasa, tanpa menyadari bahwa ini adalah sinyal tubuh yang menunjukkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Misalnya, seorang atlet mungkin menganggap kram sebagai tanda bahwa mereka hanya perlu lebih banyak latihan atau mengabaikan pentingnya asupan cairan yang memadai. Padahal, jika kondisi ini terus dibiarkan, bisa berkembang menjadi gangguan yang lebih serius seperti heat exhaustion atau bahkan heat stroke. Heat cramps pada dasarnya disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi normal tubuh, terutama dalam kondisi lingkungan yang panas dan lembab. Faktor utama yang memicu terjadinya heat cramps adalah ketidakseimbangan elektrolit dan dehidrasi, tetapi penyebab ini sering kali diperburuk oleh kondisi lingkungan dan kebiasaan tertentu. Dehidrasi menjadi salah satu faktor yang paling signifikan. Ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang dikonsumsi, jumlah darah yang mengalir ke otot berkurang, sehingga mempengaruhi kemampuan otot untuk bekerja dengan baik. Dalam proses berkeringat, tubuh tidak hanya kehilangan cairan, tetapi juga elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan magnesium. Elektrolit ini berperan dalam menjaga fungsi otot dan saraf agar tetap stabil. Ketika keseimbangan elektrolit terganggu, otot cenderung mengalami kontraksi yang tidak terkendali, yang kemudian memicu kram.

 Selain itu, aktivitas fisik yang berat dalam waktu lama tanpa jeda juga memperburuk risiko heat cramps. Ketika seseorang terus-menerus memaksakan tubuhnya tanpa memberikan waktu istirahat yang memadai, otot akan mengalami kelelahan dan kekurangan energi. Hal ini membuat otot lebih rentan terhadap ketegangan. Lingkungan dengan suhu tinggi dan kelembapan yang tinggi juga memainkan peran besar. Kondisi ini meningkatkan laju pengeluaran keringat, sehingga tubuh lebih cepat kehilangan cairan dan elektrolit. Bahkan, faktor-faktor kecil seperti mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat atau kurangnya ventilasi di lingkungan kerja dapat mempercepat terjadinya kram otot. Ketidakseimbangan asupan nutrisi juga dapat menjadi penyebab tambahan. Seseorang yang tidak mengonsumsi makanan kaya elektrolit sebelum berolahraga atau beraktivitas fisik cenderung lebih mudah mengalami heat cramps. Pola makan yang tidak seimbang, seperti rendah garam atau kurangnya konsumsi buah-buahan dan sayuran, dapat memperparah ketidakseimbangan ini 

Seperti yang kita ketahui, tidak sedikit orang-orang yang menangani kondisi Heat Cramps dengan cara yang salah. Jika tidak ditangani dengan benar, Heat Cramps dapat berlanjut ke tahap penyakit akibat panas lainnya yang lebih serius. Contohnya dapat terjadi Heat Syncope atau pingsan yang terjadi setelah Heat Cramps. Kemudian Heat Exhaustion atau kelelahan akibat panas yang dapat berubah menjadi Heat Stroke jika tidak segera ditangani. Biasanya hal tersebut timbul dengan gejala kelelahan, kecemasan, tekanan darah menurun, denyut nadi melambat, mual, dan muntah. Terakhir ada Heat Stroke yang merupakan kondisi paling parah dari Heat Illness yang dapat menyebabkan kematian. Gejalanya adalah suhu tubuh diatas 40 derajat celcius, kulit memerah, nafas cepat dan dangkal, mual dan muntah, sakit kepala, kebingungan, kejang, halusinasi, dan pingsan. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita Heat Stroke diantaranya gagal ginjal akut, kerusakan saraf, dan pembengkakan otak. Heat cramps adalah kondisi kejang otot yang terjadi setelah berolahraga atau beraktivitas fisik berat dalam cuaca panas. Meskipun sering terjadi, banyak orang yang belum sepenuhnya memahami apa itu heat cramps, apa penyebabnya, dan bagaimana cara menanganinya dengan benar. Salah satu alasan utama adalah kurangnya informasi dan edukasi yang jelas tentang kondisi ini, yang sering dianggap sepele atau hanya gejala kelelahan fisik biasa. Heat cramps disebabkan oleh dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, yang terjadi karena keringat berlebihan saat beraktivitas di cuaca panas. Faktor seperti kurangnya asupan cairan, aktivitas fisik berlebihan, serta suhu dan kelembapan yang tinggi dapat memperburuk risiko terjadinya kondisi ini. Selain itu, kebiasaan seperti mengenakan pakaian yang tidak tepat atau mengabaikan waktu istirahat juga menjadi faktor yang mempengaruhi. Kurangnya kesadaran tentang heat cramps seringkali membuat orang mengabaikan gejala atau tidak tahu bagaimana cara menanggulanginya dengan tepat. Tanpa penanganan yang benar, heat cramps bisa berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius, seperti heat exhaustion atau heat stroke. 

Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan edukasi dan pemahaman tentang pencegahan dan penanganan heat cramps, sehingga masyarakat bisa lebih waspada dan menjaga kesehatan mereka dengan lebih baik. Saran untuk mengatasi heat cramps adalah dengan lebih mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga tubuh tetap terhidrasi, terutama bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan atau berolahraga. Banyak orang belum menyadari betapa pentingnya minum cukup air dan menjaga keseimbangan elektrolit saat beraktivitas di cuaca panas. Selain itu, memberi waktu istirahat yang cukup saat beraktivitas fisik juga sangat penting agar tubuh tidak kelelahan. Jika mengalami heat cramps, disarankan untuk berhenti sejenak, cari tempat yang lebih sejuk, dan pastikan 14 tubuh terhidrasi dengan baik. Menggunakan pakaian yang nyaman dan menghindari alkohol atau kafein juga dapat membantu mencegah terjadinya heat cramps. 

REFERENSI

 Armstrong, L. E., & Ganio, M. S. (2012). Heat cramps: Mechanisms and management. Journal of Athletic Training, 47(3), 280--284.

 Arnanda, R., Fauzi, A., & Simanjuntak, M. (2024). Diagnosis Penyakit Hypertemia Menggunakan Metode Demster Shafer. Modem: Jurnal Informatika dan Sains Teknologi., 2(4), 102-117. 

Casa, D. J., et al. (2015). Preventing Sudden Death in Sports and Physical Activity. Journal of Athletic Training, 50(10), 1076--1083. 

Graha, A. S. (2010). Adaptasi suhu tubuh terhadap latihan dan efek cedera di cuaca panas dan dingin. Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi), 6(2), 123-134.

 Pryor, Riana R., et al. "Exertional Heat Stroke: Strategies for Prevention and Treatment from the Sports Field to the Emergency Department." Clinical Pediatric Emergency Medicine, vol. 14, no. 4, Dec. 2013, pp. 267--278

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun