Beberapa minggu yang lalu, masih di bulan Desember, kabar mengenai penghapusan akun belajar.id oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah menarik perhatian publik. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa platform yang dirancang untuk mendukung pembelajaran digital di era teknologi ini harus dihentikan? Apakah ini berarti kegagalan, atau justru langkah maju?
Mengapa akun Belajar.id dihapus?
Menurut Kemendikbud Ristek di dalam surat nomor 4929/J1/TI.08.00/2024 12 Desember 2024 tentang Pemberitahuan Rencana Penghapusan Akun Akses Layanan Pendidikan (belajar.id) Non Satuan Pendidikan, keputusan ini didasarkan pada evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas dan efisiensi akun belajar.id. Salah satu alasan utamanya adalah rencana integrasi layanan belajar.id dengan platform lain yang lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan langkah ini, diharapkan pendidikan digital di Indonesia tidak hanya lebih berkualitas, tetapi juga dapat menjangkau lebih banyak peserta didik, termasuk yang berada di daerah terpencil.Â
Selain itu, alokasi anggaran juga menjadi pertimbangan penting. Anggaran yang sebelumnya digunakan untuk mengelola akun belajar.id dapat dialihkan untuk program-program pendidikan lain yang dianggap lebih mendesak. Langkah ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya secara optimal demi kemajuan pendidikan.
Efektivitasnya sering dipertanyakan?
Meski memiliki tujuan yang mulia, akun belajar.id dihadapkan pada berbagai kendala teknis yang sering dikeluhkan oleh pendidik, peserta didik, dan tenaga kependidikan. Masalah seperti akses yang sulit, performa platform yang kurang stabil, hingga minimnya pemahaman penggunaan terhadap fitur-fitur yang tersedia menjadi tantangan besar. Dalam konteks ini, penghapusan belajar.id bukan berarti kegagalan atau penghambatan, tetapi lebih pada pengakuan bahwa ada ruang untuk perbaikan.
Kemendikbud Ristek telah berjanji untuk memastikan keamanan data yang ada di dalam akun belajar.id. Data-data penting dipastikan dipindahkan atau diarsipkan dengan aman, sehingga tidak ada informasi yang hilang ataupun bocor. Namun, pertanyaan yang tersisa adalah: bagaimana dengan peserta didik dan pendidik yang terbiasa dengan platform ini? apakah ada alternatif apabila akun belajar.id terkena dampak?
Di sinilah peran pemerintah sangat penting. Sosialisasi yang efektif dan pendampingan yang cukup harus diberikan kepada seluru pengguna selama masa perbaikan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa langkah perubahan ini tidak menimbulkan kebingungan atau hambatan dalam pembelajaran.
Di era digital, teknologi seharusnya menjadi jembatan yang menghubungkan peserta didik dengan ilmu pengetahuan, bukan menjadi penghalang untuk terus kreatif. Langkah penghapusan akun belajar.id ini hanya untuk akun-akun yang sudah habis masa aktifnya seperti peserta didik yang sudah alih jenjang, lulus SMA sederajat, pendidik yang pensiun, dan pendidik yang wafat. Hal ini melihat peluang dalam membangun sistem yang lebih baik dan relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini. pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa perubahan ini membawa manfaat nyata. Dengan integrasi platform yang lebih baik dan dukungan infrastruktur yang memadai, harapan terhadap pendidikan digital di Indonesia akan berkembang ke arah yang lebih positif.
Namun, agar perubahan ini tetap membawa manfaat bagi pendidikan, sebagai pengguna belajar.id dapat terus mendukung pengembangan akun. Dengan tetap memanfaatkan akun tersebut akan memberi sinyal kepada pemerintah bahwa platform ini bermanfaat dan memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dukungan dari pengguna apalagi untuk keperluan pendidikan itu sangat penting agar pemerintah terus mengembangkan dan memperbaiki layanan ini sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang berkembang. Sebagai generasi yang peduli terhadap pendidikan dan isu terkini harus mendukung upaya ini dengan optimisme dan kerja sama.Â
Pengalaman pribadi: memanfaatkan akun belajar.id saat SMA untuk pembelajaran daring masa covid-19. Saat ini, menggunakan akun belajar.id bersama karena orang tua sebagai pendidik untuk mengakses aplikasi dan situs yang perlu berlangganan. Ibu saya sebagai pendidik di PAUD berkomentar tentang isu di awal Desember tentang penghapusan akun belajar.id.
Melalui akun belajar.id, saya dapat menggunakan layanan seperti Canva for Education, yang memungkinkan akses ke elemen dan template berkualitas tinggi. Selain itu, akun ini memberikan rekomendasi berdasarkan algoritma pencarian yang populer, seperti pembelajaran. Elemennya unik dan tidak norak dan tidak perlu pro. Saya memanfaatkan keunggulan yang ditawarkan oleh akun belajar.id dengan keyakinan bahwa teknologi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan di Indonesia.
(061) Khayya Meilina