Siapa sih, yang tidak ingin dianugerahi anak sholeh. Anak kebanggaan yang membuat para orangtua tidak malu menggandengnya saat ada acara kumpul kumpul dengan kolega, saat pulang kampung, dan saat momem momen kebersamaan lainnya.
Anak kebanggan yang memiliki prestasi pretise yan tampak oleh mata. Dan harapan seperti demikian adalah wajar adanya. Hanya saja kadang para orangtua lupa, bahkan sering lupa bahwa bentuk kesholehan dari masing masing anak tentu berbeda. Pada umumnya para orangtua terjebak pada ciri anak sholeh yang sangat kognitif/akademik.
Anak dikatakan sholeh saat telah selesai menghafal 30 juz, hafal sekian ribu hadits, hafal doa doa harian banyak banyak. Sehingga mereka akan sangat terpukul saat mendapati putra putrinya yang hafidh hafidhoh ternyata mampu melakukan sesuatu yang diluar nalar orangtuanya. Lalu seperti apakah sosok anak sholeh sholihah yang diharapkan itu? Berikut adalah rambu rambu anak sholeh yang diambil dari konsep Pendidikan Fitrah(Fitrah Based Education)
- Dekat dengan Allah dengan segenap ketulusan cinta dan besarnya kerinduan sehingga tak ingin jauh dari hal hal yang membuat Allah marah dan hidupnya jauh dari rasa tenang, jauh dari tuma'ninah. Allah lah yang mendorongnya untuk mencintai Rosul dan keluarganya sehingga berusaha meneladaninya. Menjadi cahaya di kegelapan zaman. Menghormati dan menyayangi orangtuanya seperti apapun kondisinya.
- Yang tidak pernah mau berhenti belajar karena dia tahu ilmu Allah itu Maha Luas tak terbatas, yang tak selesai dipelajari bahkan sepanjang usia kita. Rasa ingin tahunya akan fakta kehidupan selalu menyala dengan terang.
- Mengenal diri dengan baik yang dilandasi oleh rasa syukur sehingga memiliki Citra diri yang positif. Lebih jauh lagi karena dengan mengenal diri dengan lebih baik maka mereka pun akan mengenal Allah dengan lebih baik pula.Â
- Identitas diri yang kuat terkait gender. Bangga menjadi laki laki/perempuan dengan maskulinitas/femininitas yang tumbuh dengan optimal sehingga kelak siap menjadi penerus generasi yang tangguh sebagai ayah atau sebagai ibu.
- "Merdeka" mengekspresikan keunikan karakternya sehingga kelak memudahkannya untuk menentukan peran peradabannya setelah Misi Hidup berhasil mereka temukan.
- Memiliki kesehatan jasmani yang prima, menikmati pola makan, pola tidur dan pola gerak yang sehat dan produktif.
- Memiliki etika bertutur yang sesuai dengam norma dan budaya, tidak terbiasa mencaci, berkata kasar(b. jawa: misuh).            Semoga paparan ini dapat membantu dalam upaya menyiapkan amak anak untuk menjadi generasi                                     harapan bangsa di masa yang akan datang. Lalu langkah apa yang mesti diambil untuk mewujudkan ini semua?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H