Mohon tunggu...
Nur Hudaifah
Nur Hudaifah Mohon Tunggu... -

nama saya adalah nur hudaifah nama panggilan saya adalah ifa. saya lahir di malng pada 06 januari 1993.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana sih PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI itu?

17 Juni 2014   01:31 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:27 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Semua anak didunia ini dari kalangan manapun mereka berasal, pastilah gemar bermain. Bermain merupakansuatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain, seperti bekerja yang selalu dilakukan oleh orang dewasa dalam rangka mencapai suat hasil akhir.

Dalam proses pembelajaran anak usia dini terdapat pola dan bentuk yang dapat dilakukan oleh guru atau orang tua dalam mendidik anak usia dini, diantaranya yaitu:

A.BELAJAR SAMBIL BERMAIN

Mengutip pernyataan Mayesty (1990:196-197) bagi seorang anak, bermain adalah kegiatan yang mereka lakukan sepanjang hari. Karena bagi anak-anak brmain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Anak usia dini tidak memebedakan antara bermain, belajar, dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akanterus melakukannya dimanapun mereka memiliki kesempatan. Sehingga bermain adalah salah satu cara anak usia dini belajar, karena melalui bermainlah anak belajar tentang appa yang merka ingin mereka ketahui dan pada akhirnya mampu mengenal semua peristiwa yang terjadi disekitarnya.

Tekanan pada belajar sambil bermain adalah lebih mengutamakan belajar daripada permainan. Bermain hanya sebatas sarana, bukan sebagai tujuan. Permainannya bisa berbentuk apa saja, boleh menggunakan alat ataupun tidak. Hal yang terpenting adalah belajar untuk menguasai hal-hal baru.

B.BERMAIN SAMBIL BELAJAR

Bermain Sambil Belajar merupakan kebalikan dari belajar sambil bermain, sebagaimana dikemukakan di atas. Jika belajar sambil bermain lebih menekankan pada pelajarannya, maka bermain sambil belajar lebih menekankan pada jenis permainannya.

Adapun jenis permainan yang dapat dikembangkan didalam proses pembelajaran anak usia dini dapat digolongkan kedalam berbagai jenis permainan seperti yang dikemukakan oleh jefree, conkey dan hewson (2002:15-21) yaitu:

¢Permainan Eksploratif (Exploratory Play)

¢Permainan Dinamis (Energic Play)

¢Permainan Dengan Keterampilan (Skillful Play)

¢Permainan Sosial (Social Play)

¢Permainan Imajinatif (Imaginative Play)

¢Permainan Teka-Teki (Puzzle-T-Out Play).

Keenam penggolongan tersebut dapat pada dasarnya saling terintegrasi antara satu dengan yang lan, sehingga dalam penerapannya mungkin saja salah satu permainan dapat mengembangkan jenis permainan yang lainnya. Keterpaduan antara permainan satu dengan lainnya itu akan menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi anak saat melakukan permainan tersebut.

Jadi, pendidik perlu memahami karakteristik anak untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Pendidik dapat memberikan materi pembelajaran sesuai dengan perkembangan si anak. Pendapat tentang karakteristik anak usia dini dikemukakan oleh hibama s rahman, (2002: 43-44) adalah sebagai berikut :

a.Anak usia 0–1 tahun

b.Anak usia 2–3 tahun

c.Anak usia 4–6 tahun

Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan pendidik untuk anak usia 0-2 tahun adalah

¢Permainan bola ringan

¢Permaian bola ringan dapat dilakukan oleh anak dengan usia berapa pun, dan mereka semua dapat bermain bersama.

Nilai-nilai edukasi:

¢Permainan ini melatih koordinasi mata-tangan pada anak.

¢Mempelajari koordinasi mata-tangan akan sangat berguna saat menulis, meletakkan barang yang kecil ke dalam suatu bentuk yang rumit, atau membuat takaran yang pas untuk suatu resep makanan yang rumit.

Kegiatan pembelajaran untuk anak 3-6 tahun

¢Menggambar abstrak (untuk usia 5+)

¢Nilai edukasi: tiupan pada sedotan menghasilkan udara yang bergerak. Udara yang keluar dari sedotan membuat cat bergerak dan menghasilkan objek dengan bentuk abstrak. Melatih kreatifitas anak, melatih keterampilan motorik halus, mengenal warna.

¢Warna primer, sekunder, dan tersier (untuk usia 4+)

¢Nilai edukasi: pencampuran warna pada warna sekunder akan menghasilkan warna-warna tersier, melatih kreatifitas anak, melatih keterampilan motorik halus, mengenal warna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun