Lingkungan yang sehat dan bersih adalah harapan semua orang. Salah satu permasalahan terkait lingkungan adalah sampah. Sampah merupakan salah satu masalah yang dihadapi semua negara tanpa kecuali. Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Salah satu isu global dalam beberapa tahun terakhir adalah sampah makanan. Jumlah penduduk yang terus bertambah disertai dengan meningkatnya aktivitas masyarakat yang tentunya semakin menambah jumlah sampah yang dihasilkan. Tentu sudah terbayang berapa banyak tumpukan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Tumpukan-tumpukan tersebut kemudian menjadi gunung-gunung sampah yang tentu saja akan merusak lingkungan. Tumpukan-tumpukan sampah tersebut tanpa adanya pengelolaan yang baik akan memberikan dampak serius bagi kesehatan. Sehingga diperlukan pengelolaan sampah yang baik dan berkesinambungan supaya sampah dapat dikendalikan.
Tingkat pemahaman masyarakat yang masih rendah terkait pengelolaan sampah membawa akibat buruk bagi masyarakat dan lingkungan. Kurangnya perhatian pemerintah dalam upaya pengelolaan sampah menjadi masalah yang sangat serius saat ini di Indonesia. Meningkatnya sampah makanan tentunya akan menimbulkan masalah pelestarian lingkungan di masa yang akan datang. Salah satu penyumbang utama peningkatan timbunan sampah makanan di suatu wilayah adalah sektor rumah tangga. Tanpa kita sadari, setiap harinya setiap keluarga/rumah tangga pasti akan menghasilkan sampah, baik itu sampah organik maupun sampah anorganik. Pengelolaan sampah merupakan sebuah langkah penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan langkah yang tepat dalam pengelolaan sampah, berdampak positif dalam penyelamatan bumi. Tanggung jawab pengelolaan sampah tidak hanya pemerintah, tetapi tanggung jawab pengelolaan ada pada kita semua sebagai warga negara Indonesia. Pengelolaan sampah yang baik di lingkungan pemukiman sangat berpengaruh terhadap terciptanya peningkatan kualitas lingkungan di wilayah tersebut. Sampah rumah tangga tidak dapat kita hindari tetapi dapat kita kurangi. Menyadari akan tanggung jawab bersama dalam upaya melestarikan lingkungan hidup, maka dilingkungan Keputih Surabaya berinisiatif dalam usaha penyelamatan bumi dari bahaya sampah. Semua dimulai dari diri kita dan dari rumah masing-masing. Diawali dengan pengelolaan sampah rumah tangga, yang dulunya hanya terbatas pada pembuangan sampah yang kemudian diangkut ke tempat pembuangan sampah (TPS) tanpa pengolahan terlebih dahulu. Saat ini dengan pendampingan dan penyuluhan dari pengurus RT, berupaya untuk melakukan pengelolaan sampah terlebih dahulu sebelum dibuang begitu saja ke TPS. Adapun upaya sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah rumah tangga yaitu dengan melakukan pemilihan antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup (alam) seperti sisa makanan, hewan, tumbuhan, yang mengalami pembusukan atau pelapukan. Sampah organik di bagi menjadi 2 , yaitu : sampah organik basah di mana sampah memiliki kandungan air yang cukup tinggi dan sampah organik kering, sampah ini memiliki kandungan air yang kecil. Banyak manfaat yang di miliki sampah organik salah satunya sebagai penyubur tanah dan pupuk organik, jenis sampah organik memiliki potensi untuk diolah sebagai pupuk yang ramah lingkungan. Cara mengolah sampah organik menjadi kompos ini pun cukup sederhana dan mudah dengan menggunakan metode an aerob. Adapun caranya sebagai berikut pertama-tama kita harus menyediakan tong kompostor untuk sampah organik. Sampah dapur yang berasal dari sisa makanan, sayuran kulit buah dan lain-lain yang sudah di potong kecil kita masukkan ke dalam kompostor. Selanjutnya sampah dapur tersebut dicampur dengan EM-4 yaitu larutan yang ada fermentasi. Untuk tong kompostor dengan kapasitas 200 liter diperlukan cairan EM-4 100 cc. Setelah itu tong ditutup rapat. Dalam waktu dua bulan maka limbah buah, sayuran, ikan dan sisa makanan tadi akan menjadi kompos. Kompos tadi sudah bisa dipanen lewat lubang bagian bawah dan siap digunakan sebagai pupuk tanaman. Pupuk tersebut bisa kita gunakan untuk memupuk tanaman di sekitar lingkungan kita.
Sampah anorganik adalah sampah dari sisa manusia yang sulit untuk di urai oleh bakteri sehingga membutuhkan waktu yang lama, bahkan hingga ratusan tahun untuk dapat di urai contohnya plastik,kertas,dll. Perlunya partisipasi seluruh warga masyarakat dalam pengelolaan sampah secara berkesinambungan memilah sampah organik dan non organik. Sampah organik dapat kita olah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan, sedangkan sampah anorganik berupa kardus, plastik dll kita pilah dan kemudian di distribusikan ke bank sampah untuk selanjutnya di olah atau di daur ulang. Dengan adanya pengelolaan sampah rumah tangga di harapkan dapat mengurangi dampak sampah bagi lingkungan sekitar kita. Tentu saja hal ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Untuk itu di perlukan partisipasi masyarakat dalam mewujudkannya agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih sebagaimana harapan kita bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H