Mohon tunggu...
NI KADEK YUNITA ARDIANTARI
NI KADEK YUNITA ARDIANTARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi Hubungan Internasional Universitas Udayana

hobi saya mendengarkan musik dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Dampak Perang Israel Vs Iran terhadap Crypto, Bitcoin, dan Emas

23 April 2024   12:35 Diperbarui: 23 April 2024   12:52 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konflik antara Iran dan Israel merupakan salah satu pusat ketegangan geopolitik yang signifikan di Timur Tengah. Dimana, Israel sangat menentang upaya Iran untuk mengembangkan senjata nuklir karena dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Israel. 

Israel secara terbuka mendesak komunitas internasional untuk menekan iran secara diplomatic dan ekonomi untuk menghentikan program nuklirnya. Namun disisi lain Iran bersikeras, bahwa program nuklirnya bersifat damai dan untuk tujuan energi dapat menentang tekanan internasional yang mereka anggap sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka. 

Tentunya, konflik ini telah memperburuk ketegangan antara kedua negara yang dapat memicu eskalasi konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Dinamika ini semakin memanas dengan laporan bahwa israel telah melakukan serangan udara dengan meluncurkan serangan misil dan drone ke wilayah Iran pada 14 April 2024 terhadap target militer Iran di Suriah, Lebanon, dan bahkan di wilayah Iran sendiri. 

Tujuan utama dari serangan tersebut adalah untuk menargetkan infrastruktur militer Iran di luar negeri termasuk pasukan, bebas militer, dan fasilitas dukungan logistic. Israel percaya bahwa tindakan ini diperlukan untuk mengurangi kemampuan Iran dalam mendukung kelompok militan di wilayah Timur Tengah dan menghalangi pengembangan kekuatan militer Iran.

Konflik seperti ini tidak hanya akan menimbulkan kerusakan dan korban jiwa, tetapi juga membawa dampak pada pasar keuangan seperti Crypto, Bitcoin dan Emas. Menurut Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan bahwa dampak dari ketegangan tersebut membuat harga aset Cryipto dan Bitcoin mengalami penurunan yang cukup signifikan pada hari Rabu, 13 April 2024. Merujuk pada data Coinmarketcap.com kapitalis asset crypto pada minggu 14 april 2024, menyatakan bahwa harga mata uang crypto turun 13% dari harga tertingginya yaitu US$ 73.798 pada maret. Nilai tukar mata uang Indonesia rupiah terhadap dolar AS bahkan juga turut anjlok dan sempat menyentuh 16.300 rupiah per US$1. Bitcoin sebagai pemimpin pasar juga turun lebih dari 8% menjadi US$ 61,51. Harga Bitcoin yang semula turun dari US$ 71.000 menjadi US$ 61.000. Trader tokocrypto, Fyqieh Fachur mengatakan bahwa penurunan ini dipicu oleh turunnya arus masuk dana investasi RFT Bitcoin dan rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan keadaan inflansi begitu keras perkiraan sebelumnya. Lonjakan arus keluar bersih dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) dan kemunduran arus masuk bersih Ishare Bitcoin Trust (IBIT) juga berdampak pada penurunan. 

Selain itu, pengamat pasar juga memperkirakan penurunan pertama disebakan karena meningkatnya ketegangan antara iran dan israel, dampak dari perpecahan ini secara tidak langsung membebani aset-aset beresiko seperti saham dan crypto. 

Alasan tersebut yang membuat harga Bitcoin mengalami penurunan tajam dalam kurun waktu 24 jam terakhir, karena asset crypto tidak lagi dianggap sebagai asset safe haven. Para ahli mengatakan serangan iran terhadap israel menimbulkan ketakutan di pasar.

Ketegangan geopolitik ini tidak hanya berdampak pada crypto dan bitcoin saja, tetapi juga berdampak pada harga Ethereum yang juga mengalami penurunan lebih dari 8,63% menjadi 3.096 dolar AS per koin. Disusul dengan amblasnya harga koin Solana sebesar 20,20% ke kisaran 143.9 dolar AS pada perdagangan senin 14 april 2024. Penurunan serupa juga terjadi pada meme coin bergambar anak anjing yakni Dogecoin yang harganya anjlok 22,96% menjadi 0.1596 dolar AS. Sementara Shiba Inu banting harga dikisaran 0.000022 dolar AS usai anjlok 18,66%, sebagai mana di kutip dari Coinmarketcap. Berbeda halnya dengan harga emas, Asmiati menerangkan bahwa emas di masa perang iran dengan israel justru mengalami kenaikan yang luar biasa, emas secara tradisional merupakan asset safe haven yang telah melonjak ke rekor tertinggi yaitu 10% selama sebulan terakhir. 

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah adalah pendorong utama lonjakan harga emas baru-baru ini, dimana investor biasanya beralih ke emas pada saat ketidak pastian pasar terjadi untuk melindungi nilai risiko dan sebagai penyimpan nilai. 

Selama ribuan tahun, emas batangan dipandang sebagai aset yang aman selama periode ketidakstabilan ekonomi, krisis pasar saham, konflik militer, dan pandemi. Belom dapat dipastikan sampai kapan investor crytpo akan terus mengalami mode wait and see. Serangan semacam ini menciptakan ketidakpastian diantara investor crypto. Investor cenderung mencari perlindungan dalam aset yang dianggap lebih stabil dalam situasi seperti ini, yang bisa mengakibatkan penurunan nilai lebih lanjut dalam aset crypto. Ketika terjadi ketidakpastian geopolitik, investor cenderung memindahkan portofolio mereka ke asset-aset yang dianggap lebih aman, seperti emas atau mata uang fiat yang kemudian mengurangi permintaan terhadap crypto. Namun berdasarkan data histori pasar, apabila konflik antara iran dan israel tak kunjung mereda maka perdagangan pasar crypto global akan terus mencatat penurunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun