Kabupaten Sidoarjo - Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) menjadi wadah bagi para mahasiswa menyalurkan berbagai macam kegiatan positif pada masyarakat. PMM tersebut memiliki tujuan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) .
Tim PMM UMM Bhaktiku Negeri gelombang 6 kelompok 25 yang beranggotakan Inayah Wahyu W, Nur Havifah A, Alisha Rahma M, Dwi Santoso, Najmuddin Akbar, didampingi oleh dosen pembimbing lapang (DPL) Nur Melizza, S.Kep., Ns., M.Kep telah berhasil melangsungkan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan tersebut berlangsung pada 19 Januari - 19 Februari 2024 di Desa Lajuk, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Tim PMM UMM gelombang 6 kelompok 25 mengusung tema kegiatan "mengubah sampah plastik menjadi barang yang bernilai"
Melalui kerja sama dengan warga Desa Lajuk, PMM UMM kelompok 25 menerapkan konsep daur ulang sampah plastik. Sampah plastik yang sebelumnya dianggap sebagai limbah yang tidak berguna, kini diolah menjadi barang yang memiliki nilai jual. Hal ini dilakukan melalui proses pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah plastik menjadi produk yang dapat dijual kembali.
PMM UMM kelompok 25 juga melakukan sosialisasi dan pembuatan ecobrick di Desa Lajuk. Ecobrick merupakan metode daur ulang sampah plastik dengan cara mengisi botol plastik dengan sampah plastik yang sudah dipadatkan.Â
Proses pembuatan ecobrick cukup sederhana, dimulai dengan mencuci sampah plastik dan memadatkannya ke dalam botol plastik hingga botol tersebut penuh. Ecobrick yang sudah jadi dapat digunakan sebagai bahan bangunan alternatif untuk membuat berbagai struktur, seperti bangku, meja, atau bahkan rumah.
Ecobrick memiliki beberapa manfaat. Pertama, ecobrick membantu mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke dalam lingkungan. Dengan memanfaatkan sampah plastik untuk membuat ecobrick, kita dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang perlu dibuang ke tempat pembuangan akhir. Kedua, penggunaan ecobrick sebagai bahan bangunan alternatif juga membantu mengurangi penggunaan material konstruksi konvensional yang berasal dari bahan-bahan non-ramah lingkungan.
Selain itu, pembuatan ecobrick juga dapat menjadi kegiatan yang edukatif. Melalui proses pembuatan ecobrick, masyarakat dapat belajar tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan cara untuk mendaur ulang sampah plastik. Selain itu, pembuatan ecobrick juga dapat menjadi kegiatan yang melibatkan seluruh anggota masyarakat, sehingga dapat memperkuat rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Penggunaan ecobrick juga membantu mengurangi emisi karbon. Dengan mengurangi penggunaan material konstruksi konvensional yang membutuhkan energi dalam proses produksinya, penggunaan ecobrick dapat membantu mengurangi jejak karbon dari aktivitas konstruksi. Selain itu, penggunaan ecobrick juga membantu mengurangi pencemaran air dan tanah akibat pembuangan sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik.
Ecobrick juga memiliki potensi untuk menghasilkan perekonomian lokal. Dengan memanfaatkan sampah plastik untuk membuat ecobrick, masyarakat dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai jual. Hal ini membuka peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha ekonomi berbasis lingkungan, seperti pembuatan dan penjualan ecobrick.
Program daur ulang sampah plastik ini juga memberikan pemahaman kepada masyarakat Desa Lajuk tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pentingnya konservasi sumber daya alam. Melalui edukasi yang diberikan oleh PMM UMM kelompok 25, diharapkan masyarakat dapat menjadi agen perubahan dalam mengelola sampah plastik secara lebih berkelanjutan.
Selain memberikan manfaat ekonomi dan edukasi, program ini juga turut berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan. Dengan mengolah sampah plastik menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi, diharapkan masyarakat akan lebih peduli dalam membuang sampah plastik secara benar dan tidak sembarangan.