Mohon tunggu...
05_Aldafa Afzaaltama_X MIPA 4
05_Aldafa Afzaaltama_X MIPA 4 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa di UNS

penikmat sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Los Galacticos yang Tak Lagi Bersinar

30 Oktober 2024   22:45 Diperbarui: 31 Oktober 2024   09:35 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Real Madrid merupakan tim sepak bola asal Spanyol, yang terkenal sebagai wadah pemain terbaik dari yang terbaik, dan terhebat dari yang terhebat. Mereka mempunyai filosofi Los Galacticos yang terkenal di kancah sepak bola Eropa. Los Galacticos adalah filosofi untuk mengumpulkan pemain bintang yang sedang bersinar. Memang terdengar sangat mewah, tapi perlu diketahui bahwa metode ini tak selalu berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan oleh para fans maupun pelatih.

          Sejarah Los Galactico sudah terjadi 2 kali dalam 2 periode yang berbeda. Pada awal tahuan 2000an, Florentino Perez selaku presiden klub Real Madrid, memboyong pemain-pemain bintang yang ada pada saat itu. Nama-nama besar seperti Zinedine zidane, Luis Figo, Ronaldo Nazario, David Beckham, dan masih banyak yang lain, bergabung dengan klub Real Madrid. Pristiwa ini dikenal dengan istilah Los Galacticos jilid 1. Total nilai transfer yang dihasilkan pada musim itu mencapai 222,5 juta euro.

 Tim ini pula tergolong salah satu tim dengan nilai termahal di dunia, dan salah satu yang paling disegani. Namun sayangnya tim yang bagaikan gemerlap bintang ini hanya mampu membawa pulang 2 piala liga divisi 2 piala Champions, dan 2 piala super Spanyol. Kemenangan yang dihasilkan sangat di bawah ekspektasi fans dan pelatih jika dibandingkan dengan nilai skuad yang sangat mewah. Jika pencapaian Real Madrid dibandingkan dengan Barcelona klub rivalnya, maka akan tampak jelas bahwa tim yang gemerlap bintang ini tidakalah efektif. Fans kecewa dengan era ini, di mana Real Madrid terseok-seok untuk juara liga dengan tim bintang.

         

Tak berakhir sampai di situ. Setelah hengkangnya Florentino Perez pada tahun 2006, Real Madrid mengalami masa keterpurukan tanpa membuahkan pala domestik sekalipun. Pada tahun 2009 Florentino Perez kembali datang menjabat sebagai presiden klub Real Madrid. Ambisinya adalah untuk mengmbalikan masa kejayaan Los Blancos. 

Transfer besar-besaran dilakukan sebelum musim 2009-2010. Nama-nama besar yang bersinar seperti bintang muda dari Manchester United Cristiano Ronaldo, pemenang ballon D’Or dari Brazil Ricardo Kaka, dan maestro gelandang tengah dari Liverpool Xabi Alonso, didatangkan pada transfer musim panas itu. Menyusul nama-nama besar lain seperti James Rodriguez, Mesut Ozil, Angel Di Maria, juga menyusul datang ke Estadio Santiago Bernebeu. 

 

Tak hanya dari pemain bintang, namun Jose Mourinho sang pelatih yang baru saja memenangkan piala treble  dengan Inter Milan juga berlabuh di Real Madrid pada masa Los Galacticos jilid 2. Secara keseluruhan Real Madrid memiliki komposisi tim yang sangat mumpuni, dan tak terkalahkan. Pemain inti, pemain pelapis, hinnga pelatih yang dimiliki merupakan bintang yang sedang bersinar pada masa itu. Hal seperti ini sudah seperti menjadi adat dari tim Los Blancos.

Semua kemegahan yang telah dimiliki oleh Real Madrid tentu saja seharusnya dapat digadang-gadang sebagai tim terkuat di muka bumi. Tim ini bukan hanya kuat dari segi pemain di atas lapangan, namun juga finansial, manajemen, kepelatihan, hingga pemasarannya sudah sangat unggul. Mereka juga memiliki salah satu fanbase terbesar di dunia. Pertanyannya apakah prestasi Real Madrid pada masa itu juga segemilang materi klub di atas kertas?

Pada musim 10/11 Real Madrid mengakhiri musim dengan berada di posisi ke-2 pada klasemen akhir, dengan total 29 kemenangan 5 pertandingan seri, dan 2 kekalahan. Pada kejuaraan liga Real Madrid berakhir di belakang klub rival mereka yaitu Barcelona. Dalam liga Champions Real Madrid kalah oleh Barcelona dengan agregat akhir 1-3. Satu-satunya kejuaraan yang dimenangkan oleh Los Galacticos pada saat itu adalah kejuaraan raja spanyol.

Pada musim berikutnya tahun 2011/2012, Real Madrid menduduki puncak kalsemen dengan total 100 poin dari 38 pertandingan yang dimainkan. Sayangnya kejuaraan piala kerajaan Spanyol Real Madrid harus direnggut oleh Barcelona pada tahun itu. Nasib tak beruntung juga terjadi pada Real Madrid di laga liga Champions, di mana Real Madrid harus gugur dalam adu pinalti melawan Bayern Munchen pada laga semifinal liga Champions.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun