Mohon tunggu...
05_Aldafa Afzaaltama_X MIPA 4
05_Aldafa Afzaaltama_X MIPA 4 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa di UNS

penikmat sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Los Galacticos yang Tak Lagi Bersinar

30 Oktober 2024   22:45 Diperbarui: 31 Oktober 2024   09:35 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Musim 2012/2013 menjadi musim terakhir “The Special One” di Real Madrid. Pada musin ini Real madrid gagal memenangkan kejuaraan liga dengan berada pada posisi kedua dengan 85 poin, selisih 15 poin dengan klub sang rival yaitu Barcelona yang memenangkan liga. Nasib tak mengenakkan juga dialami Real Madrid pada keujuaraan piala kerajaan Spanyol yang direnggut oleh Atletico Madrid. Sama halnya dengan liga eropa yang sama dengan musim yang lalu, di mana Real madrid harus kalah melawan Borrusia Dortmund pada semi final.

Musin 2012/2013 adalah musim terburuk Real Madrid dalam beberapa tahun terkahir. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun Real Madrid dengan tim bintangnya tak mampu memulangkan satupun piala bergengsi ke Santiago Bernebeu. Los Galacticos telah gagal lagi.

Setelah keterpurukan di musim sebelumnya perlahan kondisi Real Madrid mulai membaik. Mereka berhasil mendapatkan gelar yang fantastis dalam 1 dekade. 6 piala liga eropa, 5 piala super EUFA, 5 piala dunia antar klub, 3 piala liga, 2 piala kejuraan piala kerajaan Spanyol. Memang pantas untuk diakui bahwa Real Madrid merupakan klub terbaik di dunia.

Seiring dengan berjalannya waktu, pemain hebat telah beranjak tua. Satu persatu pemain senior yang hebat mulai pergi meninggalkan seragam Los Blancos. Cristiano Ronaldo, Sergio Ramos, Gareth Bale, Marcelo, Cassemiro, dan banyak pemain hebat memutuskan hengkang atau pensiun. Real Madrid sempat terpuruk akibat ditinggalnya pemain-pemain senior, dan hanya ditinggalkan dengan pemain muda.

Keadaan transisi generasi ini menjadi kekhawatiran dalam diri fans Real Madrid. Florentino Perez yang meyadari hal tersebut segera melakukan tindakan. Pemain hebat dari berbagai penjuru dunia mulai dilirik kembali. Nama-nama seperti Jude Bellingham, Arda Guler, Kylian Mbappe, menjadi incaran Florentino Perez. Los Galacticos jilid 3 akan segera dimulai.

Jude Bellingham datang dari Borussia Dortmund dengan nilai transfer yang fantastis mencapai 103 juta euro ditambah bonus 30 juta euro. Bek tengah tangguh Chelsea datang ke Bernebeu dengan bebas transfer. Puncaknya ketika Kylian Mbappe akhirnya mengumumkan berseragam putih Real Madrid.

Setelah banyaknya pemain bintang yang datang ke Real Madrid namun banyak kritikan malah berdatangan. Bisa dilihat hasil dari beberapa pertandingan terakhir bahwa Real  Madrid memang kesulitan menguasai permainan. Banyak sekali salah passing, dan peluang yang gagal dieksekusi. Fans mulai berperasangka burung akan kondisi yang saat ini terjadi.

Pada pertandingan bergengsi El clasico terakhir di mana Real Madrid menggunakan tim intinya melawan Barcelona yang pemainnya diisi anak-anak muda, dapat membantai tim bintang ini dengan skor akhir 4-0. Hal yang sangat memalukan bagi Real Madrid dengan kalah dari anak muda klub rival sejatinya di kandang sendiri. Sungguh disayangkan bahwa tim yang bertabur bintang itu tak berdaya ketika dihadapkan dengan klub yang bermain menggunakan sistem. Selama ini Madrid selalu mengandalkan skil pemain individu dan dan itu sudah tak relevan untuk sepak bola modern.

Dengan sudut pandang saya sebagai penikmat sepak bola, saya merasakan bahwa filosofi seperti yang diandalkan oleh Real Madrid sudah tak lagi relevan. Klub seperti Liverpool, atau Manchester City, bahkan Barcelona di tangan kepelatihan Hansi Flick  dengan pemain muda, bisa dengan gampang untuk menguasai permainan dengan sistem yang teratur. Dengan pemain yang dipenuhi bintang dan tanpa adanya sistem yang jelas maka pemain akan berman sesuka hati mereka sendiri. Seharusnya tidak boleh dalam satu tim diisi dengan pemain yang semuanya ingin bersinar, karena akan mempengaruhi kerja sama tim yang tidak akan terjalin. Sepak bola adalah permainan tim maka bermainlah layaknya sebuah tim.

Opini sayang terkait dengan cara untuk mengatasi masalah yang dialami Real Madrid saat ini adalah mengganti pelatih. Pelatih yang tepat, yang mampu menerapkan sistem, mungkin akan dapa mengendalikan tim lebih baik. Beberapa pemain juga mungkin harus dijual agar dapat menyeimbangkan ego tim. Pelatih modern seperti Xabi Alonso atau De Zerbi paasti akan bisa membawa real Madrid menjadi lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun