Puisi menjadi salah satu karya sastra yang mimili populasi lebih banyak dibandingkan karya satra lain selaian itu puisi juga menjadi salah satu karya sastra yang popular dikalangan penikmat sastra. Bahkan orang biasapun dalam melahirkan karya sastra berupa puisi hanya dengan mnegandalkan imajinasinya, namun tidak semua orang dapat menafsirkan sebuah sajak puisi bahkan mengambil makna yang terkandung dalam setiap untaian kata oleh seorang penyair. Sesederhanya appaun bentuk puisi selalu ada makna yang terkandung didalamnya dan tentunya ada amanat atau pesan yang inginn disampaikan oleh seorang penyair kepada setiap penikmat puisinya.
Salah satu puisi karya sastrawan tersohor di nuasantara kelahiran Rembang, sekaligus mantan Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2014 hingga 2015. Puisi beliau tak hentinya membuat pembaca puisi selalu ikut menyelam dalam lautan sajak hingga memposisikan dirinya sebagai ubjek dalam puisinya. Slaah satu puisi Gus Mus (panggilan KH Mustofa Bisri) yang memiliki makna mendalam dan membuat siapa saja yang memaknai setiap sajaknya akan berlinang air mata dmengucur dari kelopak matanya, puisi ini berjudul “Ibu” yang beliau tulis pada tahun 2018 hingga saat ini masih relevan terhadap kondisi yang terjadi.
Amanat yang terkandung dalam puisi “Ibu”, bahwa di balik sikapnya yang lemah dan lembut, ibu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Kekuatan itulah membuat seorang ibu terlihat agung. Dalam hal ini penyair ingin menyampaikan kepada pembaca untuk mengetahui keagungan yang ada di dalam diri seorang ibu, seperti dalam merawat, menjaga, dan membesarkan anaknya. Pesan lain yang ingin disampaikan oleh penyair lewat puisi Ibu ini adalah, bahwa kita tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah diberikan ibu terhadap kita, sehingga yang bisa kita lakukan hanyalah mendoakan ibu kita. Pesan yang dapat dipetik oleh para pembaca buka sekedar kiasan belaka karena mana ini didapat oleh adanya penafsiran diksi yang digunakan oleh Gusmus, berikut kami rangkung beberapa analisis tafsir makna puisi “Ibu”, anatara lain :
Gus Mus untuk menggambarkan sosok ibu menggunkaan metafora bentuk alam. karena alam merupakan bentuk kekuasaan Allah yang dapat dilihat secara langsung. Selanjutnya, alam juga menunjukkan sesuatu yang berperan penting pada setiap hajat manusia.
- Bait pertama pada puisi Ibu, sosok ibu digambarkan oleh seperti sebuah gua, sebagai tempat untuk bertapa. Hal tersebut terdapat pada larik ke-2 dan ke-3
Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
gua menunjukkan sebuah tempat, selanjutnya kata teduh diartikan sebagai rahim Ibu yang merupakan tempat pertama, di mana seorang manusia mendapat kasih sayang dari seorang ibu. Hal tersebut sesuai dengan kenyataan, bahwa seorang bayi ada batasnya berada di dalam rahim seorang ibu sampai akhirnya dilahirkan.
- Pada bait pertama larik ke-7 (tujuh), sosok ibu diibaratkan bumi. Kemudian dilanjutkan pada larik ke-8 dan ke-9 mengenai penjelasan alasan ibu diibaratkan sebagai bumi.
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku melepas lelah dan nestapa
Istilah bumi menggambarkan sosok ibu sebagai rumah seorang anak ketika mengalami kesenangan maupun kesedihan, orang yang pertama kali diceritakan adalah ibu.
- Pada bait pertama larik ke-10 (sepuluh) dan ke-11 (sebelas), sosok ibu diibaratkan sebuah gunung.
gunung yang menjaga mimpiku