Asrama Putri Universitas Airlangga merupakan fasilitas asrama bisa juga disebut kos fasilitas dari Unair yang terletak di kampus C Unair. Asrama Putri Universitas Airlangga ini juga bisa disebut Astri Unair atau Dormitory Unair.  Letak Astri Unair yang jauh,  terbatas dalam hal toko kuliner dan keperluan anak kos. Dengan letak Asrama Putri Unair yang kurang strategis, didukung pula dengan banyaknya tugas, padatnya jadwal perkuliahan, serta rasa mager mahasiswi-mahasiswi membuat mereka enggan ribet, tidak mau repot. Dari sini memberi ide dan peluang bagi penghuni Astri yang memiliki kendaraan dan mau membuka bisnis atau usaha, maka munculah yang namanya "jastip". Jastip adalah singkatan dari jasa titip. Jastip ini diadakan oleh beberapa penghuni salah satu contohnya Cepty, Adizz, Husna. Sistem jastip ini dimana si yang buka jastip atau kita sebut saja "jastiper" menerima  pesanan dari penghuni Astri dan jastiper ini akan menambah harga Rp2.000,00 atau Rp 3.000,00 dari harga asli penjual. Dalam sehari yang buka jastip bisa sampai enam jastiper dan satu jastiper membuka jastip delapan jenis dalam sehari. Pencetus ide ini di tahun 2024 adalah Cepty, si paling anak ekonomi.Â
Mengapa letak Astri dapat dikatakan kurang strategis dan efesien? Karena letak Astri  ini  dari pintu masuk RS Unair  adalah 1,7km, jika kita berjalan kaki tentu saja lelah. Tidak hanya itu jalan menuju ke Astri ini ada proyek  pembangunan dan terdapat seperti lahan kosong yang penuh dengan ilalang. Disekitar Astri tidak terdapat toko yang buka 24 jam dalam hal kulier maupaun perabotan anak kos. Asrama Putri Unair tidak terdapat mini market atau kantin yang buka 24 jam semua rata-rata hanya buka sampai jam 18.00 WIB. Mahasiswi penghuni Asrama Putri Unair jika ingin makan/beli jajan di luar asrama karena bosan menunya, mereka harus menempuh dengan jalan kaki bagi yang tidak membawa motor dan tidak memiliki sepeda. Dengan aktivitas kuliah dan tugas-tugas membuat para penghuni Astri sudah lelah dan malas untuk pergi keluar.  Jika orang kreatif dan rajin maka ada ide bisnis yang bisa dilakukan diantaranya jastip print, jastip gacoan, jastip keperluan perabotan, jastip buah, jastip penyetan, jastip cilok/bakso, dll.Â
Di Astri hanya terdapat toko Abada Mart yang seperti minimarket, terdapat 3 kantin masakan. Abada Mart ini tidak buka 24 jam, mini market ini hanya buka dari jam 06.30-18.30. Di lantai 2 terdapat 3 kios kantin yang jam operasionalnya 07.00-18.00 dengan menu yang selalu sama dan terbatas setap harinya. Â Di Astri tidak hanya terdapat kantin, dan Abada Mart saja tetapi juga terdapat mesin otomatis makanan minuman kemasan, mesin kopi/minuman. Hal ini membuat anak ekonomi dapat menerapkan ilmu berbisnis.Â
Jastiper ini sangat kreatif dalam bersaing bisnis jastip. Salah satu contohnya dimana mereka bisa membuat harga di gofood jadi lebih murah dari harga yang tertera di go food dan mereka tetap mendapat laba. Bahkan mereka sangat lihai/cerdik dalam hal marketing yaitu pemesan pertama mendapat harga dibawah harga normal tanpa fee (harga tambahan). Sekali dibuka paling sedikit yang pesen 1 menu itu 10 orang. Makanan yang paling laku adalah joder, pisgor bangjo, terbul, gacoan, dan penyetan. Dari kebutuhan dan keterbatasan muncullah ide bisnis yang saling menguntungkan atau mutualisme antara penjual dan pembeli, pembeli merasa senang bisa membeli atau mendapatkan apa yang diingini dan si penjual mendapat untung dari membuka jastip ini. Jastip ini bisa menjadi sumber pendapatan mahasiswi di Asrama Putri Universitas Airlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H