Teori Belajar Kognitifistik Dalam Pembelajaran SD
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mengacu/ mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Teori kognitifistik ini pertama kali ditemukan oleh Jean Piaget, Kohlberg, Damon, Mosher, Perry mengenai perkembangan kognitif yang terkait dengan pembelajaran di sekolah dasar. Kognitif diartikan sebagai teori belajar yang memahami bahwa belajar adalah persepsi anak untuk mendapatkan pemahaman. Selain itu kognitif juga dapat diartikan sebagai aktivitas mental yang memungkinkan seseorang untuk mengasosialkan, mengevaluasi, menampilkan, dan kemudian selanjutnya memperoleh pengetahuan mengenai suatu peristiwa, kognitif ini sangat erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan manusia khususnya pada jenjang sekolah dasar. Dalam teori kognitif perilaku seseorang ditentukan oleh pengenalan dan pemahaman terhadap situasi yang terkait dengan tujuannya. Perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pemikiran internal yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Munculnya teori kognitif merupakan suatu wujud nyata terhadap teori perilaku yang dianggap terlalu sederhana, dan secara psikologis sulit dijelaskan.
Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Dalam Pembelajaran
Tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget yaitu, pada dasarnya pengetahuan dibentuk oleh individu melalui interaksi yang terjadi secara terus menerus dengan lingkungan. Ada empat (4) tahap perkembangan kognitif antara lain yaitu: 1.) tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun). Individu mulai memahami sesuatu sesuai dengan pengalamannya (seperti melihat, mendengar) dan dengan perilaku motoric fisik, dengan kata lain pada usia ini seorang individu sudah mulai memahami sesuatu diluar dirinya melalui gerakan, suara, ataupun Tindakan yang diamati atau dirasakan dengan indranya serta secara bertahap mengembangkan kemampuan untuk membedakan dirinya dengan hal lain 2) tahap praoperasional (usia 2-7) tahun. Pada tahap ini individu sudah mulai menggambarkan dunia melalui tindakan dan kata-kata, rasa ingin tahu mulai muncul dan anak usia ini mulai mencari tahu tentang apa yang dia inginkan. Namun mereka tidak dapat melakukan tindakan secara fisik, pada usia ini anak mulai memiliki ketrampilan motorik untuk membuat sesuatu dari apa yang mereka lihat dan mereka dengar akan tetapi mereka masih belum dapat memahami sepenuhnya tentang apa yang telah mereka lakukan, Selain itu, tahap yang ke yaitu 3) tahap operasional konkret (anak usia 7-11 tahun), seorang individu sudah mulai berfikir logis tentang sesuatu kejadian tertentu. Individu sudah dapat memberikan suatu objek yang sama dalam kondisi yang berbeda. 4) tahapan operasional formal (usia 11 tahun hingga dewasa awal), pada masa ini seorang individu sudah memasuki dunia “kemungkinan” dari dunia yang sebenarnya atau dapat diartikan individu mengalami perkembangan penalaran/pemikiran abstrak sehingga individu dapat berfikir secara lebih logis dan ideal.
Faktor-Faktor Kognitif Dalam Pembelajaran
Faktor teori belajar kognitif menurut Ausubel, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar bermakna, yaitu: semakin bagus dan stabil struktur kognitif serta semakin luas pengetahuan atau informasi terbaru yang masuk kedalam struktur maka akan semakin mudah terbentuknya suatu proses belajar. Ada juga beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam belajar bermakna yaitu 1.) Materi yang akan dipelajari harus bermakna secara logis. Materi dikatakan logis Ketika materi tersebut konsisten dengan apa yang diketahui oleh peserta didik, dan dapat dinyatakan dengan berbagai cara tanpa mengubah makna. Materi dikatakan sesuai dengan struktur kognitif siswa apabila sesuai dengan pengalaman, tingkat perkembangan, intelegensi dan usia siswa. 2.) Siswa yang akan belajar harus benar-benar memiliki keinginan untuk melaksanakan belajar bermakna, seperti contoh (memiliki kesiapan dan minat untuk belajar bermakna). Dari kedua syarat ini, tujuan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam belajar bermakna. Apabila siswa memiliki tujuan, dalam arti memiliki kesiapan dan minat untuk belajar mermakna, maka akan dengan mudah proses belajar bermakna tersebut dilakukan.
Ciri-Ciri Teori Kognitif Dalam Pembelajaran
Didalam teori belajar kognitifistik terdapat beberapa ciri-ciri yaitu:
1) memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak (tidak sekedar pada hasil) dalam point pertama ini guru atau pendidik harus memahami proses yang digunakan peserta didik sehingga terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Pengamatan belajar yang sesuai harus dikembangkan dengan memperhatikan tahap kognitif setiap peserta didik,
2) mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Didalam kelas peserta didik tidak boleh mendapatkan penekanan dari guru sebab peserta didik harus didorong untuk menemukan sendiri apa yang dia ingin tau melalui interaksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu tugas guru atau pendidik dituntut untuk mempersiapkan berbagai kegiatan secara langsung dengan peserta didik agar memiliki keaktifan serta inisiatif sendiri,
3) memaklumi adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan perkembangan. Seluruh peserta didik tumbuh berkembang melwati proses yang sama namun pertumbuhan tersebut berlangsung pada kecepatan yang berbeda sebab setiap peserta didik memiliki kepribadian serta kelebihan masing-masing dalam proses pertumbuhan. Sebagai seorang guru harus mampu melakukan upaya dalam mengatur kegiatan dikelas dalam bentuk kelompok kecil daripada kelas yang utuh dan,