Mohon tunggu...
Valentine Pepah
Valentine Pepah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Komunikasi Universitas Pertamina

As a student passionate about fashion and lifestyle, I spend my free time writing articles on the latest fashion trends, beauty, and various lifestyle aspects.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menyelam ke Dunia Ajaib, Resensi Film The Little Mermaid (2023)

23 Januari 2024   23:28 Diperbarui: 24 Januari 2024   00:39 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Judul Film : The Little Mermaid
Sutrada : Rob Marshall
Diproduksi oleh : Walt Disney Studios Motion Pictures
Tahun Terbit : 2023
Durasi Film : 2jam 15menit
Link Film :
 https://www.hotstar.com/id/movies/the-little-mermaid/1260142766
 

Film ini mengisahkan perjalanan Ariel, putri duyung muda yang ingin menjelajahi dunia manusia di atas permukaan. Pada awalnya, pesonanya terletak pada nostalgia, menghidupkan kembali karakter-karakter ikonik dengan teknologi visual modern. Namun, apa yang membuat versi ini berbeda adalah penafsiran baru terhadap karakter dan cerita yang sudah dikenal, memberikan sudut pandang segar dan relevan dengan zaman sekarang. Versi terbaru dari "The Little Mermaid" yang dirilis pada tahun 2023, mengambil langkah berani dengan membawa kisah klasik ini ke dalam era modern melalui adaptasi live-action. Film ini membawa kembali kenangan akan dongeng Hans Christian Andersen dan animasi Disney tahun 1989 yang berkesan, tetapi dengan sentuhan yang lebih kontemporer dan relevan.  Film ini mengikuti kisah Ariel, seorang putri duyung muda yang penuh rasa ingin tahu dan berjiwa petualang. Ariel terpesona oleh dunia manusia dan bermimpi untuk menjalani kehidupan di atas permukaan laut. Ariel, yang memiliki suara yang sangat indah, jatuh cinta pada seorang pangeran manusia yang ia selamatkan dari tenggelam. Dalam keinginannya untuk bersama dengan sang pangeran dan menjelajahi dunia manusia, dia membuat kesepakatan dengan Ursula, penyihir laut yang jahat dan licik. Kesepakatan ini mengubahnya menjadi manusia, tetapi dengan harga yang tinggi -- ia kehilangan suaranya yang menawan.Peran Ariel diperankan dengan sangat memukau oleh Halle Bailey, yang membawa nuansa kekuatan, kerentanan, dan kepolosan yang membuat karakternya menjadi lebih hidup. Suaranya yang merdu memberikan keadilan pada lagu-lagu ikonik, sekaligus memberikan sentuhan unik yang memperkaya karakter Ariel. Kemampuan Bailey untuk mengekspresikan emosi yang mendalam melalui ekspresi wajah dan bahasa tubuhnya menambah kedalaman pada karakter Ariel, menjadikannya lebih dari sekadar putri duyung yang ingin mengejar cinta. Melissa McCarthy, dalam perannya sebagai Ursula, menyajikan penampilan yang luar biasa. Ia berhasil menghidupkan karakter jahat dengan nuansa yang lebih kompleks dan multidimensi. McCarthy tidak hanya menghadirkan sisi jahat Ursula, tetapi juga humor dan sedikit kesedihan yang membuat karakternya tidak hanya sebagai villain satu dimensi.

Sinematografi yang digunakan dalam film ini kemungkinan memanfaatkan teknologi terkini, memberikan gambaran yang tajam dan warna yang hidup, terutama dalam adegan bawah air yang kaya warna dan penuh dengan kehidupan laut yang fantastis. Desain set untuk menampilkan dunia bawah laut dan dunia manusia bisa jadi dibuat dengan detail yang sangat tinggi, memberikan nuansa realisme sekaligus fantasi, menambah kedalaman pada dunia yang diciptakan. Film semacam ini biasanya mengandalkan efek visual yang canggih untuk menciptakan makhluk laut ajaib dan suasana bawah air, meningkatkan imersi penonton dalam cerita. Desain kostum, khususnya untuk karakter utama seperti Ariel sangat menarik, dan dengan penggunaan bahan yang memberikan ilusi skala ikan atau efek lain yang sesuai dengan karakter putri duyung. Sinematografi yang efektif dalam menggambarkan perbedaan antara dunia bawah laut yang misterius dan dunia manusia yang lebih terang dan nyata, memberikan kontras yang menarik dalam cerita. Namun dalam film The Little Mermaid terdapat beberapa kekurangan yang dapat terlihat di sinematografinya. Terkadang penggunaan CGI yang berlebihan bisa mengurangi realisme adegan, membuat penonton merasa kurang terhubung dengan karakter atau lingkungan.

Desain produksi dan kostum mendukung penciptaan dunia yang kaya secara visual. Setiap kostum, terutama yang dikenakan oleh karakter utama, dirancang dengan detail yang sangat rumit, menggabungkan elemen fantastis dengan gaya yang sesuai zaman. Ini menambah autentisitas dan keajaiban pada dunia yang dibangun oleh film ini.

Film ini membawa penonton ke perjalanan penuh warna melalui dunia bawah laut yang ajaib dan kehidupan di daratan, di mana Ariel harus menavigasi tantangan-tantangan baru sebagai manusia tanpa suara. Dalam prosesnya, dia belajar tentang keberanian, persahabatan, dan pentingnya keluarga. Dengan bantuan teman-temannya, seperti ikan tropis Flounder dan kepiting Sebastian, Ariel berjuang untuk mengatasi rintangan yang dibuat oleh Ursula, memperjuangkan cintanya dengan pangeran, dan pada akhirnya, mendapatkan kembali suaranya.

Film ini juga mengeksplorasi tema penerimaan diri dan keberanian untuk menjadi berbeda, dengan menonjolkan keinginan Ariel untuk melampaui batasan yang diberikan oleh dunia dan keluarganya. Musik yang ikonik dari versi asli, bersama dengan beberapa lagu baru, menambahkan kedalaman emosional pada cerita, mengikat narasi dengan harmoni yang indah. Musik memainkan peran penting dalam film ini, dengan lagu-lagu klasik yang dibawakan dengan aransemen baru yang segar. Alan Menken, yang bertanggung jawab atas musik asli film animasi, kembali untuk memperbarui komposisi musiknya. Lagu-lagu seperti "Under the Sea" dan "Kiss the Girl" masih terasa segar dan menyihir, sedangkan lagu-lagu baru yang ditambahkan memberikan dimensi tambahan pada cerita dan karakternya. Musik dalam film ini bukan hanya pelengkap, tetapi juga menjadi narator yang membantu menceritakan kisah.

Film ini membawa pesan yang kuat tentang pentingnya menerima diri sendiri dan keberanian untuk mengikuti mimpi, yang relevan di semua zaman. Pesan tentang mencintai dan menghargai keberagaman juga menonjol, menjadikannya film yang penting dalam konteks sosial saat ini. Melalui perjalanan Ariel, penonton diajak untuk memikirkan tentang batas-batas yang kita hadapi, baik yang diciptakan oleh diri sendiri maupun masyarakat, dan bagaimana kita dapat melampaui mereka. Meski film ini berhasil dalam banyak aspek, ada beberapa area yang mungkin memerlukan peningkatan. Beberapa adegan mungkin terasa terlalu bertele-tele atau kurang penting untuk alur cerita utama. Selain itu, penonton yang sudah familiar dengan versi asli mungkin menemukan beberapa perubahan kurang memuaskan, karena perbedaan interpretasi dan eksekusi cerita.

"The Little Mermaid" versi 2023 adalah sebuah upaya yang memuaskan dalam menghidupkan kembali kisah klasik dengan cara yang baru dan menarik. Dengan kombinasi akting yang kuat, sinematografi yang indah, musik yang memikat, dan pesan yang berarti, film ini berhasil menjadi lebih dari sekadar adaptasi. Ia menawarkan pengalaman yang kaya, yang akan dinikmati oleh penonton dari berbagai usia dan latar belakang. Sebagai karya yang membawa nostalgia namun juga modernitas, film ini layak diperhitungkan sebagai salah satu adaptasi Disney yang paling berkesan dan berdampak dalam beberapa tahun terakhir.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun