Dua tahun yang lalu saya dapat kabar bahwa ayah saya mendapatkan panggilan untuk dinas ke Papua selama satu tahun. Pada saat saya mendengar kabar tersebut perasaan saya campur aduk antara senang karena ayah di percaya oleh atasannya untuk berdinas di papua,dan sedih karena saya harus berjauhan dengan ayah saya yang biasanya kita selalu bercanda dan bercerita tentang keseharian yang sudah kita lakukan dan saya juga ada perasaan khawatir karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kepada ayah saya, tetapi saya yakin kalau ayah saya bisa kembali kerumah dengan keadaan sehat waalfiat dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga.
Keesokan harinya sebelum ayah pergi,ayah berpamitan terlebih dahulu kepada keluarga. Pertama ayah meminta izin kepada nenek,disitu isak tangis pun pecah derai air mata bercucuran membasahi pipi,akupun memeluk ayah seerat eratnya sebelum ayah pergi kesanah. Ayah pun menitipkan pesan kepadaku "jaga adik-adik,dan mamah." Sebelum keberangkatan ayah aku sekeluarga menyempatkan untuk makan bersama,hidangan pun bermacam-macam setelah makan kitapun bersua foto untuk menjadikan sebuah kenangan,satu,dua,tiga cekrekkk.
Setelah itu aku mengantarkan ayah ke bandara Bandung, diperjalanan banyak pohon tinggi yang menghembuskan angin yang sendu dalam renungan hati yang sangat bahagia karena bisa mengantarkan ayah kebandara untuk berdinas di papua yang indah lingkungannya,indah budayanya.
Akhirnya setelah melewati perjalanan yang cukup lama kamipun tiba di bandara,setelah tiba ayah saya berpamitan kepada kita semua setelah berpamitan kitapun kembali kerumah .
Setelah beberapa hari ayah berangkat untuk berdinas suasana rumah mulai terasa ada yg berbeda mulai dari pagi hari biasanya ada yg memangil ku untuk membuatkan segelas kopi yg biasa kita selalu bercengkrama yang biasa kalau pagi hari kita selalu Sarpan bersama sekarang kebiasa itu tidak biasa dilakukan.
Dua tahun pun berlalu akhirnya ayah memberi kabar kalau besok ayah akan memulai perjalanan dari Papua menuju ke kota Bandung menggunakan pesawat.
setelah mendengar kabar bahwa ayah sedang diperjalanan aku merasa excited bukan hanya aku saja yang merasa seperti itu tetapi semua anggota keluarga ku pun ikut merasakan nya dan kita semua pun berangkat ke bandara untuk menyambut kedatangan ayah .
 setelah menunggu sekian lama akhirnya ayah datang pada saat aku melihat ayah sedang berjalan aku lari dan memeluk erat ayah dan air mata pun seketika menetes dan disitu pun isak tangis bahagia pecah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H