Hidup bersama Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) membawa beban yang tidak hanya bersifat fisik dan emosional, tetapi juga sosial dan ekonomi. Penelitian yang dilakukan Muhammad Rosyidul Ibad, Muhammad Ari Arfianto, Alvian Nazarudin, dan Indri Oktavia Sinta Putri berhasil mengungkap sisi kelam yang kerap dihadapi keluarga ODGJ: stigma dan diskriminasi masyarakat yang menghambat penanganan kesehatan jiwa.
Melalui pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap enam partisipan, penelitian ini menemukan empat tantangan utama yang dialami keluarga ODGJ. Tema pertama, kekhawatiran masyarakat terhadap perilaku ODGJ yang sering kali dipandang berbahaya, meski belum tentu demikian. Kedua, pelabelan negatif terhadap pasien, seperti cap "gila," yang memperparah isolasi sosial. Ketiga, diskriminasi dalam bentuk pengucilan hingga perlakuan tak adil terhadap keluarga pasien. Keempat, kurangnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan jiwa yang memperburuk kondisi stigma.
"Stigma ini bukan hanya menambah tekanan bagi pasien, tetapi juga menimbulkan luka mendalam bagi keluarganya," ujar Muhammad Rosyidul Ibad.
Lebih dari sekadar penelitian akademis, temuan ini adalah cermin dari realitas sosial yang masih jauh dari inklusif. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa menunjukkan perlunya kampanye masif yang mengedukasi dan mengubah pandangan negatif terhadap ODGJ. Selain itu, dukungan sosial dari komunitas lokal sangat diperlukan untuk meringankan beban keluarga.
Pesan utama penelitian ini adalah pentingnya melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan lembaga kesehatan, untuk bersama-sama memerangi stigma. Dengan pendekatan yang lebih manusiawi, keluarga ODGJ tidak lagi harus berjuang sendirian menghadapi beban yang kompleks ini.
Kesehatan jiwa adalah tanggung jawab bersama. Saat stigma hilang, dunia yang lebih ramah bagi ODGJ dan keluarga mereka bukan lagi sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang dapat diwujudkan.
Penulis berita: Putri Syanna Zhafira
Malang, 12/12/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H