Mohon tunggu...
042_Qeyzha Putri
042_Qeyzha Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas pembangunan nasional yogyakarta

hobi jalan - jalan dan suka berkenalan dengan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Langganan Hotel Ternama, Pratama Kue Jajakan Kue Tradisional Sejak 2007

12 Juni 2024   14:15 Diperbarui: 12 Juni 2024   14:37 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mariyati salah satu owner Pratama Kue/dokpri

Mulai memproduksi kue sejak tahun 2007, Slamet Rifai dan istrinya Mariyati mulai menjajakan dagangannya dengan berdagang keliling menggunakan gerobak di sekitar daerah Sonosewu, Kasihan, Bantul. 

Memulai karir dengan latar belakang kecintaannya pada dunia kuliner, pria yang kerap disapa Slamet itu memulai usahanya dengan menjajakan kue-kue tradisional terutama serabi solo. 

Terus berkembang, serabi solo yang dijual semakin laris dan terkenal. Yang sebelumnya hanya berdagang keliling dengan gerobak, Slamet mampu memiliki 20 pegawai serta membeli rumah produksi serabi dan jajanan lain pada tahun 2012 di Ambarbinangun, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.

Semula usaha ini Bernama Serabi Pratama, dengan berkembangnya usaha ini dan permintaan konsumen untuk jenis kue lain, Slamet selaku owner mengganti nama usahanya menjadi Pratama Kue yang menyediakan berbagai jenis produk mulai dari serabi solo, hingga snack box untuk acara-acara dari partai kecil hingga partai besar. 

Dalam satu kali produksi, Pratama Kue mampu memproduksi sekitar 1.300 sampai 2.000 kue perhari, baik serabi, kue pisang, kue kacang, dan kue lainnya. “Untuk sehari serabi biasanya 1.000 pcs minimal, untuk kue pisang biasanya 2-3 loyang besar sehari. Kami juga memproduksi kue kacang, sehari bisa 10kg ada,” ucap Mariyati. 

Tidak hanya menerima partai kecil maupun besar dalam acara tertentu, Pratama Kue juga menjadi salah satu pemasok kue tradisional untuk Hotel Tentrem Yogyakarta. Tidak hanya menjual produknya ke pusat oleh-oleh dan jajanan pasar, Pratama Kue juga menjual kue coro bikang dan putu bambu ke Hotel Tentrem Yogyakarta. 

“Biasanya kita jual ke toko oleh-oleh, untuk Hotel Tentrem sendiri juga selalu minta coro sama putu, cuma biasanya mereka minta bahannya beda, kualitasnya beda ngikut sana,” Ujar owner.

Tidak selalu mulus, Slamet mengatakan selama 17 tahun menjalani usaha ini, hambatan selalu ada. Mulai dari kurang maksimalnya keuangan dimana dalam memberikan gaji pegawai masih sesekali dilebihkan dengan alasan perasaan. Tidak hanya masalah keuangan, terkadang hambatannya muncul dari sesame pegawai yang kurang cocok atau ada sedikit masalah seperti shift yang tidak tertib dan lain sebagainya. 

“Biasanya sih gaji masih kurang konsisten karena masih pakai perasaan jadi ya laba kurang maksimal masuk, selebihnya ya pegawai biasanya gak tertib shiftnya, yang satu masih butuh bantuan pas orderan banyak yang satu malah pulang jadinya slek,” ujar Slamet. Hal ini biasanya diatasi dengan bicara tatap muka antara pegawai yang selisih paham dibawah pengawasan owner sebagai penengah.

Sebagai owner, Slamet dan Mariyati mengatakan untuk proses produksi mereka juga turut terlibat, tidak hanya sebagai pengawas, mereka juga turut serta dalam proses produksi, penyediaan bahan baku, dan lain sebagainya. “Ya kami juga ikut buat, walau pegawainya banyak kan mereka ada jam kerjanya sendiri. Kalau lebih dari jam kerja ya kami (owner) yang kerjain,” ujar Mariyati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun