Resensi Novel Komet, Ujian Kehidupan Untuk Tiga Sahabat Petualang
Judul: Komet
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 394 Halaman / 20 cm
Tahun Rilis: 2018
Tere Liye membuat serial Bumi unik dengan memilih tema petualangan dan persahabatan. Ini berbeda dengan karyanya sebelumnya, seperti "Hujan", "Rindu", "Pulang", dan "Negeri Para Bedebah." Bagi orang-orang yang mungkin telah bosan dengan cerita percintaan yang biasanya mendominasi novel-novel sebelumnya, tema ini menjadi menarik. Kemampuan penulis untuk mengolah tema petualangan ini menghasilkan cerita yang menarik dan disukai oleh pembaca dari berbagai demografi.
Selain itu, alur ceritanya jelas dan tidak terlalu rumit, sehingga pembaca dari berbagai usia, terutama remaja, akan menikmatinya. Novel ini memiliki suasana petualangan baru yang dikemas dalam bahasa yang sederhana namun memikat, dan diksi yang baku dalam bahasa Indonesia membuatnya lebih mudah dipahami oleh sebagian besar pembaca. Semua elemen ini membuat novel ini cocok untuk pembaca seperti itu.
Selanjutnya, perspektif tokoh-tokoh dalam novel ini sangat terlihat. Tere Liye berusaha untuk menyebutkan karakter masing-masing tokoh secara jelas dan berulang-ulang, membantu pembaca lebih memahami karakter mereka. Novel Komet tidak hanya berfungsi sebagai hiburan untuk pembaca, seperti yang ditunjukkan oleh konflik yang agak absurd antara ketiga sahabat (Raib, Seli, dan Ali), tetapi juga mengandung nilai pembelajaran.
Itu menunjukkan bahwa pengetahuan alam, terutama yang berkaitan dengan ilmu biologi, selalu ada di setiap bukunya dalam seri Bumi ini. Hal ini didukung oleh tokoh Ali, yang memiliki kepintaran yang membuatnya mampu menjelaskan secara masuk akal atau logis setiap peristiwa yang terjadi. Salah satu contohnya adalah tanaman coco de mer, yang dibahas dalam novel Komet tentang perkembangan fase vegetatif dan generatif. Tanaman ini memerlukan lebih dari delapan puluh tahun untuk berbuah, menjadikannya salah satu spesies kelapa yang sangat langka.