Mohon tunggu...
Irpan Supu
Irpan Supu Mohon Tunggu... Administrasi - penulis yang malas

kebahagiaan itu ada di rumah, ketika dirumah kau tak bahagia, itu tanda kau pribadi yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cerita di Balik Reshuffle

30 Juli 2016   11:09 Diperbarui: 30 Juli 2016   11:50 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

kita tentu masih ingat statemen Jokowi di kediaman megawati pada haul kematian Tufik Kiemas 8/6 2016 lalu yang menyebut 6 orang menteri dari kalangan Nahdatul Ulama, di acara Haul itu Haedar Nasir (ketua umum Muhammadiyah)  dan Said Aqil Siraj (ketua Umum NU)  menjadi pembicara Utama. lalu Jokowi menyatakan tak menghitung menteri dari Muhammadiyah karena tak ditanyakan oleh ketua umum Muhammadyiah, namun kenyataannya memang tak ada unsur Muhammadiyah dalam kabinet kerja jokowi, inilah yang membuat prestasi Aneis Baswedan sebagai mendikbud harus berakhir. Anies sadar akan hal itu sehingga dengan sangat sederhana dan gamblangnya ia mengatakan : "jadi ini bukan karena kinerja saya tapi presiden punya kepentingan lain".  Anies yang merupakan bagian dari tim sukses Jokowi serta murni seorang profesional harus menerima kenyataan untuk tergeser dari kursi Mendikbud demi politik akomodasi Jokowi pada kelompok / golongan Muhammadiyah. penunjukkan Prof Muhajir Effendi sebagai Mendikbud tentu atas permintaan Jokowi pada ketua umum Muhammadiyah Haedar Nasir, Muhajir adalah tokoh Muhammadiyah yang sepanjang hidupnya dihabiskan di dunia pendidikan.

Lalu Mengapa RR sirajawali ngepret harus tergusur, semua tentu tahu ia adalah biang kegaduhan, dan puncak dari kegaduhannya adalah perlawanan terbuka dengan mengajak JK yang merupakan Wakil Presiden untuk berdebat  dengannya. Jokowi sadar ia tetap membutuhkan RR sebagai balance untuk menjadi kekuatan pengontrol manuver JK dan koleganya, namun Jokowi juga sangat membutuhkan JK untuk menyelesaikan janji nawacitanya. sementara JK ingin segera menghabisi RR, disisi lain tekanan ekonomi yang begitu kuat dari luar membutuhkan figur yang diakui dunia internasional untuk menahan laju turunnya pertumbuhan ekonomi dunia agar tak merembes ke  indonesia. Jokowi sangat mengkhawatirkan "bencana" ini. dan membutuhkan sosok yang bisa membantu menyelamatkan ekonomi nasional dan diakui dunia internasional. Jokowi sadar  saat ini orang indonesia yang diakui kiprah dan reputasi internasionalnya adalah Sri Mulyani, bukan yang lain termasuk RR.  nama Sri Mulyani sejak tahun 2014 sudah direkom oleh JK, Namun Jokowi menolak karena Sri adalah bagian dari rezim SBY yang sangat akrab dengan skandal century walaupun JK tahu betul dalam skandal centuri Sri Mulyani adalah korban sebagaimana pengakuan Sri pada JK bahwa ia tertipu oleh laporan BI kala itu.

Sri Mulyani mau kembali ke RI dan meninggalkan jawabatan prestisiusnya di Word Bank dengan syarat ia harus bekerja dalam tim yang solid dan seirama. dan satu nama yang pasti tidak cocok dengannya adalah RR. intinya Sri mau masuk kabinet dengan syarat RR harus keluar, maka sempurnalah akhir perjalanan karir se rajawali ngepret.

JK sebagai wapres tetap berperan penting dalam perombakan kabinet ini, karena JK Amran Suleman yang dihantam bertubi tubi oleh Media karena harga daging saat lebaran lalu masih tetap aman dikabinet sementara Thomas Lembong yang baru bekerja 11 bulan harus terpental. selain itu bukti kemampuan JK meyakinkan Jokowi adalah figur Sofyan jalil, ia terus berpindah posisi, bahkan ia satu satunya menteri yang menduduki lima posisi menteri sepanjang sejarah Republik ini berdiri. Sofyan adalah menkominfo pada kabinet SBY JK tahun 2004 lalu digeser ke menteri BUMN tahun 2007. lalu di masa Jokowi JK ia awalnya menko perekonomian, lalu kepala bappenas dan sekaran menteri pertanahan kepala BPN. semua pergeseran ini karena rekom JK. bukan rahasia lagi sofyan adalah orang dalam JK. sementara posisioning Muhaimin juga terlihat menterid ari PKB aman aman saja, menteri desa hanya berganti figur tak berganti warna tetap PKB sementara hanura berkurang. Muhaimin mampu meyakinkan Jokowi untuk terus menjembatani kepentingan Jokowi pada elit elit NU inilah yang menyebabkan 6 orang elit NU masuk kabinet termasuk 4 orang dari PKB. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun