Berdasarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2024) subsektor ekonomi kreatif di Indonesia terdapat 17, dintara salah satunya yaitu subsektor film, animasi dan video. Cinepolis salah satu jaringan bioskop ternama di Indonesia yang masuk kedalam salah satu subsektor ekonomi kreatif tersebut. Conepolis dikabarkan telah menciptakan gebrakan besar di industri hiburan dengan menjadi bioskop pertama yang mendapatkan sertifikasi halal untuk menu makanan dan minuman yang ditawarkan kepada para penontonnya (Dewi, 2024). Langkah ini bukan hanya sebuah inovasi yang unik, tetapi juga merupakan bentuk tanggapan atas meningkatnya kesadaran konsumen Muslim terhadap pentingnya sertifikasi halal di berbagai aspek kehidupan, termasuk hiburan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya produk halal di Indonesia terus meningkat. Hal ini dikatakan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (2023) bahwa total produk yang bersertitikasi halal terus mengalami peningkatan. Sebanyak 2,9 juta produk di Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikat halal. Produk bersertifikasi halal tidak lagi terbatas pada makanan dan minuman di restoran atau gerai-gerai makanan, tetapi kini merambah ke berbagai sektor, seperti kosmetik, farmasi, hingga industri pariwisata. Industri hiburan, termasuk bioskop, merupakan sektor yang kini mulai merespons kebutuhan ini. Tentu saja, langkah yang diambil oleh Cinepolis ini menjadi tanda bahwa sertifikasi halal telah berkembang menjadi standar baru yang diinginkan oleh konsumen.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (2024) sebanyak 87,2% masyarakat Indonesia menganut agama Islam, hal tersebut jelas menerangkan bahwa konsumen Indonesia mayoritas merupakan konsumen Muslim, dimana konsumen Muslim tentu mencerminkan kepedulian terhadap produk dan layanan yang memenuhi standar halal. Kesadaran ini telah meluas ke berbagai aspek kehidupan, mulai dari produk pangan hingga layanan publik seperti transportasi dan pariwisata. Bahkan, sektor hiburan pun kini diharapkan dapat menyediakan layanan yang ramah Muslim, termasuk menyediakan makanan dan minuman bersertifikat halal di bioskop.Â
Dengan menanggapi kebutuhan ini, Cinepolis menunjukkan kepekaannya terhadap tuntutan konsumen yang lebih mengutamakan produk halal. Keputusan Cinepolis untuk mendapatkan sertifikasi halal pada menu makanan dan minumannya merupakan langkah strategis dalam menjangkau segmen pasar Muslim yang signifikan di Indonesia. Dengan adanya sertifikasi halal, penonton Muslim kini dapat menikmati film tanpa harus khawatir tentang kehalalan makanan dan minuman yang mereka konsumsi di dalam bioskop. Ini tentunya memberikan kenyamanan lebih bagi penonton yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman tanpa adanya keraguan tentang status halal makanan dan minuman yang mereka beli.
Sertifikasi halal yang diterapkan oleh Cinepolis tidak hanya mencakup bahan-bahan yang digunakan dalam produk makanan dan minuman, tetapi juga proses penyimpanan, pengolahan, dan penyajiannya. Ini memastikan bahwa setiap aspek dalam penyediaan menu di bioskop tersebut sudah sesuai dengan standar halal yang ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dengan demikian, Cinepolis tidak hanya menonjolkan dirinya sebagai penyedia hiburan berkualitas, tetapi juga sebagai bioskop yang berkomitmen terhadap nilai-nilai yang dipegang teguh oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk memperluas pangsa pasar mereka, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa mereka siap beradaptasi dengan tuntutan konsumen yang semakin kritis terhadap kualitas layanan dan produk yang mereka konsumsi. Bioskop tidak lagi hanya sekadar tempat menonton film, tetapi juga menjadi pusat hiburan yang menawarkan pengalaman menyeluruh, mulai dari suasana menonton yang nyaman, layanan prima, hingga fasilitas makanan dan minuman yang memadai. Dalam konteks ini, sertifikasi halal menjadi salah satu nilai tambah yang dapat meningkatkan daya tarik sebuah bioskop bagi konsumen.
Cinepolis telah membuat langkah signifikan dalam merespons kebutuhan pasar yang berkembang dengan menjadi bioskop pertama yang mendapatkan sertifikasi halal untuk menu makanan dan minumannya. Inovasi ini tidak hanya memberikan kenyamanan bagi penonton Muslim, tetapi juga menetapkan standar baru dalam industri hiburan di Indonesia. Dengan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya produk halal, diharapkan langkah ini menjadi inspirasi bagi bioskop lain dan sektor-sektor lain dalam industri hiburan untuk ikut serta dalam menciptakan layanan yang ramah Muslim dan memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin kritis terhadap kualitas dan keamanan produk. Langkah ini menunjukkan bahwa layanan halal di industri hiburan tidak terbatas pada makanan dan minuman saja, tetapi bisa lebih luas mencakup pengalaman menonton secara keseluruhan.Â
Misalnya, bioskop bisa mengembangkan layanan tambahan dengan menyediakan waktu atau hari khusus untuk penonton Muslim yang ingin menonton film dalam suasana yang lebih privat. Ini bisa berupa pemisahan tempat duduk antara pria dan wanita atau penyediaan fasilitas ibadah yang lebih nyaman. Inovasi seperti ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan, tetapi juga menciptakan rasa keterlibatan dan menghormati nilai-nilai budaya dan agama konsumen. Selain itu, penyelenggaraan acara-acara dengan tema halal, seperti pemutaran film-film islami atau kegiatan berbasis komunitas, dapat menjadi strategi yang menarik untuk menjangkau lebih banyak penonton. Dengan begitu, industri hiburan dapat memperluas cakupan layanan halal, tidak hanya sebagai respons terhadap tren pasar, tetapi sebagai upaya nyata dalam menyediakan hiburan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Rerefensi
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal. (2023). Melampaui Target, 2,9 Juta Produk Sudah Bersertifikat Halal. Bpjph.Hala.Go.Id. https://bpjph.halal.go.id/detail/lampau-target-2-9-juta-produk-sudah-bersertifikat-halal
Badan Pusat Statistik. (2024). Agama di Indonesia. Bps.Go.Id.