Mohon tunggu...
Tiara Dyah Sekar Mawaranty
Tiara Dyah Sekar Mawaranty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Part of the sharia economics study program '22' at UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diskusi Lintas Agama sebagai Strategi Inovatif Jaringan GUSDURian dalam Memperkuat Personal Branding di Era Digital

29 September 2024   14:09 Diperbarui: 3 Oktober 2024   18:37 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Website Kampung Gusdurian

Di era digital saat ini, media baru memberikan ruang yang luas bagi individu dan organisasi untuk membangun serta mengembangkan personal branding. Salah satu gerakan yang bisa memanfaatkan peluang ini adalah Jaringan GUSDURian, sebuah jaringan yang terinspirasi oleh pemikiran dan nilai-nilai Gus Dur, khususnya dalam mempromosikan toleransi dan keberagaman (Kamaludin et al., 2023). Di tengah tantangan global yang sering kali memicu perpecahan, jaringan ini dapat memanfaatkan diskusi lintas agama sebagai strategi inovatif untuk memperkuat personal branding mereka.

Diskusi lintas agama bukan hanya sekadar forum untuk berbagi pandangan, tetapi juga sebuah platform strategis yang dapat mengedukasi dan mengubah pola pikir masyarakat. Dengan aktif mengadakan dan mengikuti diskusi lintas agama, para Gus Dur Muda dapat menampilkan diri sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai kelompok agama. Hal ini sangat relevan mengingat Gus Dur sendiri adalah seorang tokoh yang dikenal karena komitmennya terhadap pluralisme dan toleransi. Dengan demikian, melibatkan diri dalam diskusi lintas agama tidak hanya memperkuat citra Gus Dur Muda sebagai penerus nilai-nilai Gus Dur, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata mereka terhadap perdamaian dan keharmonisan sosial.

Selain itu, diskusi lintas agama dapat meningkatkan daya tarik Jaringan GUSDURian di mata publik yang lebih luas, terutama di kalangan milenial dan generasi Z yang cenderung lebih terbuka terhadap isu-isu keberagaman dan inklusivitas. Dengan membagikan hasil-hasil diskusi tersebut melalui platform media sosial, diantaranya pada awal tahun 2024 bulan Februari telah dilaksanakan Forum Demokrasi GUSDURian Mojokutho Pare (Arwina, 2024) dan pada bulan Mei juga telah dilaksanakan Kolaborasi Lintas Iman (Maheng, 2024). Jaringan ini dapat membangun narasi yang positif dan relevan di tengah derasnya arus informasi. Ini tidak hanya meningkatkan eksposur mereka tetapi juga membantu dalam menciptakan komunitas online yang lebih besar dan lebih kuat, yang berbagi visi dan misi yang sama.

Lebih jauh lagi, inovasi dalam penulisan opini populer yang didasarkan pada hasil diskusi lintas agama dapat menjadi alat yang efektif dalam memperkuat personal branding Gus Dur Muda. Opini-opini tersebut bisa diterbitkan di berbagai platform digital, baik dalam bentuk artikel blog, vlog, podcast, maupun unggahan di media sosial. Pendekatan ini memungkinkan Gus Dur Muda untuk menyampaikan pesan-pesan mereka secara lebih kreatif dan mudah diakses oleh audiens yang lebih luas.

Dalam konteks ini, diskusi lintas agama bukan hanya menjadi ajang untuk mempererat hubungan antarumat beragama, tetapi juga menjadi strategi yang efektif dalam membangun citra dan personal branding Jaringan GUSDURian di era digital. Dengan konsisten mempromosikan dialog lintas agama dan mengemasnya dalam bentuk konten yang menarik dan edukatif, Jaringan GUSDURian melalui Gus Dur Muda dapat terus memperkuat posisi mereka sebagai penerus nilai-nilai Gus Dur yang relevan dan inspiratif di zaman modern ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun