Mohon tunggu...
Kinanti Kharisma Laily
Kinanti Kharisma Laily Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling

Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Layanan Bimbingan Klasikal dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik

17 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 17 Desember 2022   09:05 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                 Tampil percaya diri memang mudah untuk diucapkan, tetapi pada kenyataannya sangat sulit untuk dilakukan. Dalam menumbuhkan rasa percaya diri, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah cara seseorang untuk mengenali diri sendiri dan segala kebiasaan buruk diri (Taylor, 2013). Terkadang seseorang cenderung menyembunyikan bakat yang dimiliki sehingga hal itulah yang menjadi lawan dari kepercayaan dalam diri. Seseorang yang menyembunyikan bakat mereka terkadang terhalang oleh perasaan rendah diri. Perasaan rendah diri ini yang terkadang membuat seseorang menjadi tidak mampu dalam melakukan suatu hal yang belum kita lakukan sebelumnya.

                 Dilain sisi, kepercayaan diri juga dapat dibangun oleh beberapa faktor seperti aspek fisik, cita-cita, perilaku hati-hati, pengalaman hidup yang pernah dilalui seseorang, kedekatan dengan orang tua, dan teman. Banyak dari peserta didik saat ini lebih senang jika melakukan interaksi dengan teman sebayanya, apalagi jika teman itu sangat dekat dengannya. Hal ini akan semakin menambah kepercayaan diri seseorang dalam belajar, berkomunikasi, serta mengemukakan pendapat di depan banyak orang. Saat kita berada di dekat orang-orang yang dapat memubuat kita merasa senang dan nyaman, maka tingkat kepercayaan diri kita dalam mengemukakan di depan banyak orang juga meningkat. Seperti halnya di dalam kelas dengan jumlah peserta didik yang berjumlah sekitar 25-30 orang. Kita dituntut untuk bisa aktif mengemukakan pendapat.

                 Maka dari itu, peran konselor atau guru bimbingan dan konseling penting dalam memberikan pelayanan yang berkaitan dengan membangun rasa percaya diri peserta didik. Pasalnya kepercayaan diri perlu dibangun sejak dini sehingga anak dapat menemukan kualitas hidup dan kebermaknaan hidup menjadi suatu individu yang utuh. Melalui layanan dasar yaitu bimbingan klasikal, guru bimbingan dan konseling dapat merumuskan strategi agar peserta didik lebih semangat dan tidak minder dalam mengeluarkan pendapat. Peserta didik juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri, bertanggung jawab, interaksi sosial, dapat menyesuaikan diri dengan baik, peduli pada orang sekitar, dan mengasah kemampuan diri.

                 Kepercayaan diri yang baik juga dapat membentuk peserta didik menjadi seseorang yang tangguh dan dapat menanggulangi masalah yang yang terjadi atau akan terjadi dengan cara yang terbaik. Selain itu, dapat digunakan untuk memberikan dampak yang positif pada diri sendiri dan lingkungan sekitar karena merasa bahagia dan bangga dengan dirinya sehingga menular pada lingkungannya.

                 Berdasarkan pendahuluan yang telah dijelaskan, maka penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif layanan bimbingan klasikal yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk mengasah kepercayaan diri peserta didik.

METODE

                 Dalam penelitian akan menggunakan metode studi kepustakaan. Dalam metode ini akan dikumpulkan berbagai informasi dari berbagai literatur sehingga dapat memunculkan teori dan persepsi baru.  Data yang diambil berasal dari kajian yang telah dipublikasikan sebelumnya. Hasil dari pengumpulan informasi tersebut akan direduksi kembali hingga akhirnya dilakukan penarikan kesimpulan dengan cara kualitatif. Fokus pada penelitian ini adalah membahas bagaimana konselor melakukan layanan bimbingan klasikal guna membangun kepercayaan diri peserta didik di depan umum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

                 Kepercayaan diri memiliki peran penting oleh setiap manusia. Seseorang dapat tumbuh dan berkembang jika dirinya memiliki keyakinan penuh terhadap dirinya. Kepercayaan diri merupakan suatu perasaan yang timbul dari setiap hati nurani manusia. Dengan perasaan itulah seseorang dapat menjalani hidup dan mengarahkan hidup sesuai dengan keinginan dan kebahagiaannya. Tetapi terkadang terdapat hambatan yang membuat kepercayaan diri itu susah muncul, yaitu adanya perasaan minder. Perasaan minder inilah yang dapat menurunkan rasa kepercayaan diri seperti membandingkan diri dengan seseorang dan dapat menganggu perkembangan seseorang khususnya peserta didik dalam bidang belajar, sosial, dan lainnya. Ada juga hambatan yang mucul berasal dari lingkungan sosial seperti lingkungan sekolah dan teman sebaya, keluarga, hubungan dekat, dan lainnya (Taylor, 2013).

                 Di samping hal itu, selain memberikan dampak yang negatif, lingkungan sosial juga memberikan dampak yang besar dalam memberikan dampak positif bagi perkembangan seseorang. Saat seseorang banyak menerima hal negatif dari lingkungan sekitar secara terus menerus, maka akan berpotensi merusak proses kepercayaan diri itu terbentuk. Sebaliknya, seseorang banyak menerima hal positif dari lingkungan sekitar, maka pengaruh itu dapat membangun proses kepercayaan diri (Perry, 2005).

                 Saat seseorang membangun kepercayaan diri, maka akan dapat memberikan dampak yang besar pada lingkungan sekitar seperti rasa yakin pada diri, kesehatan, dan kebahagiaan; hubungan dekat; keluarga; pertemanan; dan hubungan sosial lainnya.  Seseorang yang telah mencapai kematangan emosional adalah orang yang telah memutuskan jalan menuju sebuah kebebasan alamiah diri (Hankin, 2005). Orang yang telah menempuh jalan menuju kebebasan adalah orang yang kompeten dan memiliki prestasi. Mereka termasuk orang yang riang dan tenang karena mereka bebas dari perasaan cemas, khawatir, minder, dan perasaan negatif lain. Maka dari itu, sudah saatnya seseorang menerima dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangan diri. Berhenti mempersalahkan diri sendiri terhadap apa yang dipandang salah bagi sebagian orang karena akan menjadi penghalang bagi seseorang untuk menjalani hidup yang sukses. Dengan seseorang berhenti mempersalahkan diri dan mengembangkan rasa menghargai diri dapat membantu seseorang dalam memaksimalkan potensi, menumbuhkan hubungan yang sehat, dan membuat orang di sekitar menganggap bahwa kita pantas untuk dihormati. Seseorang yang ingin dihormati oleh orang lain, maka harus bisa menerima diri secara utuh dan berusaha menjadi seseorang yang diinginkan (Dzikran, 2018). Berusaha untuk memahami bagaimana cara kita untuk bisa mencapai kebahagiaan pada diri sendiri sehingga membuat orang lain memperlakukan kita dengan sepantasnya dan seperti yang kita inginkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun