Mohon tunggu...
RAFI FAHREZY RAMADIKA
RAFI FAHREZY RAMADIKA Mohon Tunggu... Lainnya - UNIVERSITAS AIRLANGGA

Saya adalah mahasiswa progam studi statisika Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

AI dan Generasi Muda: Peluang atau Ancaman?

6 Januari 2025   13:35 Diperbarui: 6 Januari 2025   13:35 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustrasi artificial Intelegence (AI).

Kecerdasan buatan (AI) seringkali di anggap  sebagai teknologi masa depan yang mempumyai banyak  manfaat dan potensi yang luar biasa. Namun, tidak sedikit orang yang merasa khawatir atas dampak yang ditimbulkan oleh AI. Di tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat, AI berfungsi layaknya pisau bermata dua. Di satu pihak, AI dapat membantu menyelesaikan berbagai masalah. Namun di pihak lain, AI juga bisa menjadi ancaman bagi peran manusia, khususnya bagi generasi muda.

AI dapat mendorong generasi muda menjadi lebih inovatif dalam berbagai bidang, seperti analisis data, pengembangan perangkat lunak, dan desain. Teknologi ini juga meningkatkan produktivitas melalui mesin, memungkinkan waktu yang lebih banyak untuk pekerjaan kreatif dan strategis. McKinsey memperkirakan bahwa meskipun 85 juta pekerjaan mungkin tergantikan oleh AI pada 2025, sekitar 97 juta pekerjaan baru akan tercipta, terutama dalam sektor teknologi dan ekonomi digital.

Selain itu, AI juga membantu dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri. Dengan teknologi seperti pembelajaran mesin dan aplikasi berbasis AI, generasi muda dapat mempelajari keterampilan baru secara mandiri. Platform e-learning yang didukung AI dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif , sehingga mereka dapat terus meningkatkan potensi diri.


Di sisi lain, AI juga mengancam pekerjaan tradisional. Generative AI, seperti ChatGPT, diperkirakan dapat menggantikan hingga 50% tugas di beberapa profesi, termasuk akuntansi, analisis data, dan bahkan jurnalistik. Menurut laporan World Economic Forum, ancaman terbesar adalah ketimpangan adaptasi, di mana pekerja dengan keterampilan rendah atau kurang berpendidikan mungkin lebih rentan terhadap pengangguran.

Tantangan besar dalam perkembangan AI adalah risiko ketergantungan yang berlebihan, yang dapat mengikis kemampuan sosial dan empati manusia. Daron Acemoglu, ekonom dari MIT, mengingatkan bahwa tanpa regulasi yang tepat, laju perkembangan AI yang terlalu cepat berpotensi menciptakan dampak sosial yang merugikan.

Selain itu, integrasi AI dalam kehidupan sehari-hari membawa risiko keamanan data dan privasi. Generasi muda, sebagai pengguna aktif teknologi digital, seringkali tidak sepenuhnya memahami bahaya yang terkait dengan pengumpulan data oleh sistem AI. Kasus penyalahgunaan data pribadi untuk keuntungan komersial atau manipulasi informasi menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai. Oleh karena itu, diperlukan literasi digital yang lebih baik agar generasi muda dapat menggunakan teknologi AI dengan bijak dan aman.

Saat AI mengambil alih banyak tugas, manusia dapat kehilangan peluang untuk melatih keterampilan komunikasi dan interaksi yang esensial dalam kehidupan sehari-hari dan profesional. Padahal, kemampuan untuk memahami, berempati, dan membangun hubungan interpersonal tetap menjadi nilai unik yang tidak bisa digantikan teknologi. Karena itu, pemanfaatan AI perlu diimbangi dengan investasi dalam pengembangan keterampilan manusia yang tetap relevan di tengah era digitalisasi.

Kecerdasan buatan (AI) menghadirkan peluang besar bagi generasi muda, seperti peningkatan produktivitas, pembukaan lapangan kerja baru, dan akses pendidikan yang lebih luas. Namun, teknologi ini juga memunculkan tantangan signifikan, termasuk penggantian pekerjaan tradisional, kesenjangan akses teknologi, dan risiko privasi data. Untuk memanfaatkan AI secara optimal, generasi muda perlu mengembangkan literasi digital, keterampilan kreatif, dan empati manusia yang tidak dapat digantikan oleh mesin. Dengan regulasi dan adaptasi yang tepat, AI dapat menjadi alat transformasi positif bagi masa depan, bukan ancaman bagi peran manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun