Anak-anak muda sekarang mungkin lebih mengenal buku-buku karya Tere Liye, Leila S. Chudori, Ahmad Fuadi, dan penulis-penulis kontemporer yang karya-karyanya belum lama terbit. Tapi jika anak-anak muda sekarang ditanya tentang Marah Roesli, Armijn Pane, Sutan Takdir Alisjahbana, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, dan lain sebagainya.
Buku-buku mereka mungkin jarang terdengar, apalagi karya-karyanya. Tapi kalau temen-temen baca isinya tak kalah menariknya dengan novel kontemporer saat ini. Roman dalam karya sastra lama mempunyai nuansa yang berbeda dengan novel-novel romantisme kontemporer seperti yang kita kenal saat ini.
Ada nilai agama, budaya, bahkan kemelut perjuangan kemerdekaan dalam roman-roman karya sastra lama Indonesia. Sayangnya kebanyakan dari kita jarang membaca buku-buku lawas seperti itu, padahal banyak nilai yang bisa kita ambil di dalamnya.
Oleh karena itu perlu adanya pengenalan kembali kepada generasi muda tentang karya sastra lama yang turut berperan dalam dinamika karya sastra di Indonesia, sehingga kita kini bisa menikmati karya sastra seperti yang kita kenal sekarang. Nah agar karya-karya sastra ini bisa mencapai netizen millenial, aku berencana mengirimkannya ke media-media yang memang segmen pasarnya adalah anak muda. Dengan begitu harapannya pembaca millenial bisa lebih aware terhadap karya sastra lama Indonesia.
Untuk menyebarkan konten tentu juga perlu akses  internet yang baik. Dari internet aku bisa mencari bahan-bahan pendukung resensi atau review buku yang akan kubuat. Karena terkadang membuat resensi buku tak hanya memandang teks karya sastranya saja sebagai sumber, kita juga perlu rujukan lain agar review kita semakin apik dan objektif. Untuk itu sebenarnya aku juga tak perlu khawatir, karena kini ada jaringan IndiHome dari Telkom Indonesia yang menjadi internet Provider unggulan dan bisa diakses dengan mudah.
Dengan jaringan IndiHome akses untuk mendapatkan informasi mengenai bahan untuk konten akan semakin mudah. Akses Youtube, mencari jurnal untuk referensi, atau bahkan mendownload video atau gambar untuk bahan tambahan menjadi jauh lebih cepat dan mudah.Â
Sebagai perantau tentu aku tidak memasang IndiHome sendiri, tetapi karena aku tinggal di dekat kampus yang menyediakan Wi-Fi dari IndiHome tentu untuk mengakses jaringan dengan kecepatan hingga 40 Mbps adalah hal yang gampang. Apalagi kini IndiHome sudah banyak tersedia di tempat umum, jadi mudah diakses dimanapun dan kapanpun.Â
Dengan koneksi IndiHome dari Telkom Indonesia gak ada lagi alasan tidak terkoneksi ke internet, dan gak ada lagi alasan untuk gak bisa ngasih manfaat melalui media!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H