Mohon tunggu...
Raihan Tri Atmojo
Raihan Tri Atmojo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UNS. Saat ini sedang senang terhadap dunia blog dan mencoba menambah wawasan dengan berbagai macam bacaan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Konten Sastra Lama Indonesia Penting untuk Dikenalkan kepada Millenial

7 Mei 2023   22:41 Diperbarui: 7 Mei 2023   23:07 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Liza Summer via pexels.com

Berbicara tentang media sosial tentu kita tidak akan lepas dari yang namanya konten. Yap, semua hal yang kita lihat di media sosial akan menjadi konten. Mulai dari berita, video kocak, foto pribadi, foto teman, sampai foto mantan itu semua adalah konten yang ada di media sosial.

Kebutuhan mengisi akun-akun media sosial dengan konten rasanya sudah jadi kewajiban semua orang sekarang ini. Rasanya kalau sehari saja kita tidak memposting sesuatu di akun media sosial kita rasanya ada yang kurang. Ibarat sayuran tanpa garam, akun media sosial tanpa konten itu hambar. 

Setidak-tidaknya bagi kita semua yang mempunyai akun medsos pasti memposting sesuatu di story baik Whatsapp maupun Instagram. Tapi mungkin kita pernah bertanya, kapan ya bisa menjadikan konten kita gak hanya sekedar tontonan, tetapi bisa juga memberi manfaat atau bahkan mendapatkan penghasilan seperti konten kreator yang sudah profesional.

Bagi akun-akun konten kreator profesional yang sudah menjadikan konten media sosialnya sebagai penghasilan tentu mengupload konten sudah menjadi santapan sehari-hari. Tidak hanya dalam bentuk story tetapi bisa juga dalam bentuk postingan. Kita pasti kenal konten kreator kenamaan seperti Raffi Ahmad, Baim Wong, dan Deddy Corbuzier. Mereka semua menjadikan konten yang mereka produksi setiap hari sebagai salah satu sumber penghasilan, dan itu gak main-main jumlahnya.

Tapi para konten kreator yang sudah besar namanya tentu tidak menjadi besar secara dadakan. Ada proses yang panjang menyertainya. Hal ini bisa dilihat dari jumlah konten yang diupload. 

Mereka juga menjual nilai kreatifitas masing-masing sehingga bisa kita saksikan tiap-tiap konten kreator mempunyai pasarnya masing-masing. Mereka juga menyebarkan konten-konten mereka tidak hanya di satu media sosial saja, tetapi di berbagai media sosial sehingga jangkauan audiens yang dicapai semakin luas.

Dengan jaringan internet di Indonesia yang terus membaik belakangan ini tentu kita juga ingin kan punya konten-konten yang menarik dan bisa menghasilkan cuan. Aku pun belakangan ini kepikiran untuk membuat konten di media sosial. Faktor utamanya jelas buat nambah uang saku, karena aku sendiri juga seorang perantau. Sebagai mahasiswa yang merantau, tentu tawaran apapun yang bisa mendapatkan cuan akan sangat bermanfaat dan menggiurkan.

Sebelumnya beberapa kali aku udah coba untuk membuat konten. Konten yang sudah aku pernah buat berupa cerpen, puisi, dan artikel yang beberapa diantaranya sudah dimuat di media online. 

Beberapa kali pula aku dibayar dari tulisan yang aku buat, kadang dalam bentuk uang kadang pula bingkisan seperti T-Shirt atau Tumbler. Kedepannya mungkin aku tetap ingin fokus membuat konten berupa artikel, tapi ada yang sedikit berbeda dari artikelku kedepannya.

Artikelku kedepannya mungkin akan fokus ke resensi atau review buku. Karena aku merupakan Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia tentu membaca karya sastra sudah jadi kewajiban. Nah buku yang akan kuresensi adalah karya-karya sastra tahun 80-an kebawah, yang mana saat ini mungkin saja banyak anak muda yang tidak mengenalnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun