Mohon tunggu...
Winda Afrida
Winda Afrida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa-Penulis

Suka menulis cerita fiksi maupun non fiksi. Memiliki beberapa cerita fiksi yang diterbitkan di platform menulis online, dan mulai menggeluti menulis non fiksi terutama artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Perempuan Menjadi Sekolah dan Pendidikan Pertama bagi Putra Putrinya

8 Februari 2024   18:49 Diperbarui: 8 Februari 2024   18:57 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Salah satu pendidikan informal adalah pendidikan yang dilakukan di lingkup rumah. Sebagai calon ibu, perempuan menjadi sekolah dan pendidikan pertama bagi putra putrinya. Hal tersebut tentu saja mengharuskan perempuan agar menjadi pribadi yang cerdas dan mempersiapkan dirinya untuk menjadi sekolah dan pendidikan pertama bagi putra putrinya.

Tak dapat dipungkiri bahwa kaum patriarki beranggapan bahwa tugas perempuan hanya berputar pada dapur dan membereskan rumah. Padahal urusan dapur dan beberes adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu baik laki-laki maupun perempuan. Pada dasarnya fitrah atau biasanya kodrat perempuan hanyalah 3, yaitu: haid, melahirkan, serta menyusui. Ketiga hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh perempuan, tidak dengan laki-laki.

Oleh sebab itu, selain ketiga hal tersebut sudah seharusnya dapat dilakukan secara bersama-sama di dalam kehidupan rumah tangga. Tak harus semuanya dilimpahkan pada perempuan, bayangkan saja betapa lelahnya pekerjaan seorang ibu rumah tangga jika segalanya dilakukan sendirian. Kerja sama antara laki-laki dan perempuan dalam hal ini sangat diperlukan.

Begitu juga pada pengasuhan serta pendidikan anak, perempuan memiliki peran yang sangat penting. Sejak di dalam kandungan sang ibu, anak telah memiliki ikatan batin hingga masa pemberian ASI selama 2 tahun. Hal tersebut tentu saja akan menumbuhkan ikatan batin yang kuat antara anak dan ibu. Selanjutnya masa pertumbuhan dan golden age anak yang berada di dalam pengasuhan ibu, dalam hal ini perempuan harus cerdas dalam menerapkan parenting untuk anak-anaknya.

Anak-anak cenderung akan meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang tuanya. Sebelum memasuki masa sekolah, keluargalah yang menjadi pendidikan pertama bagi anak. Jika diibaratkan keluarga menjadi sekolahnya, ayah menjadi kepala sekolahnya, ibu menjadi gurunya, dan anak-anak menjadi muridnya. Tentu saja kurikulum yang diterapkan harus sudah dipikirkan sejak sebelum sekolah tersebut dibentuk, dalam hal ini sekolah tersebut adalah keluarga.

Perempuan yang telah menjadi ibu memiliki peran yang sangat penting dalam hal pendidikan pertama bagi putra putrinya, di samping peran ayah. Hal tersebut dikarenakan ibu memiliki waktu 24 jam penuh bersama anak dan berperan dalam pengasuhan. Peran ayah juga sangat penting dalam hal ini, tidak lantas hilang begitu saja.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kecerdasan anak akan diturunkan dari ibunya sedangkan karakter anak akan diturunkan dari ayahnya. Dalam hal ini, diperlukan perempuan yang cerdas sebagai calon ibu dan laki-laki yang memiliki karakter baik sebagai calon ayah. Maka, pendidikan seorang perempuan menjadi hal yang sangat penting untuk menyiapkan dirinya menjadi seorang ibu dan juga sebagai pendidikan pertama bagi putra-putrinya.

Oleh sebab itu, Laki-laki dan perempuan sudah seharusnya memiliki hak yang sama dalam hal pendidikan dan menuntut ilmu. Karena keduanya akan bekerja sama dalam membentuk sekolah dan pendidikan pertama bagi putra putrinya. Sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim." Sudah sangat jelas bahwa menuntut ilmu dan belajar bukan hanya dikhususkan pada laki-laki saja, melainkan seluruh umat muslim. Artinya perempuan juga memiliki haknya untuk menuntut ilmu juga layaknya laki-laki.

Sekian pembahasan tentang peran perempuan menjadi sekolah dan pendidikan bagi putra putrinya. Semoga dapat memberikan pencerahan bagi kaum patriarki yang menganggap bahwa perempuan tidak berhak mengenyam pendidikan layaknya laki-laki. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun