Mohon tunggu...
Yundika Alvionita
Yundika Alvionita Mohon Tunggu... -

Komunikasi IPB

Selanjutnya

Tutup

Nature

Aplikasi Penerjemah Tangis Bayi Pertama di Indonesia

19 Desember 2013   18:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:44 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Adapun hasil yang saya dapat selama mewawancarai mahasiswi lulusan S2 Ilmu Komputer IPB sekailgus Dosen Aplikasi Komputer Diploma IPB ini adalah mengenai sebuah tesisnya yang membuat software identifikasi tangis bayi. Software ini memang belum diberi nama tetap, karena Bu Medha masih memikirkan nama yang bagus dan menarik untuk software ciptaannya ini. Software identifikasi tangis bayi merupakan otomatisasi dari Dunstan Baby Language. Software ini menggunakan MFCC untuk ekstraksi ciri dan codebook untuk pengenalan suara bayi. Pembentukan codebook berasal dari clustering semua data tangis bayi dengan menggunakan k-means clustering. Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Klasifikasi arti tangis bayi yang digunakan adalahh versi Dunstan Baby Language, 2. Software ini digunakan untuk identifikasi arti tangis bayi usia 0-3 bulan.

Bu Medha memaparkan metode penelitian yang digunakan terdiri atas beberapa tahapan proses yaitu pengambilan data, preprocessing, pemodelan codebook tangis bayi, pengujian dan analisis, serta pembuatan antarmuka. Data tangis bayi ini diambil dari video Dunstan Baby Language yang sudah diolah.Data dibagi menjadi dua yaitu data latih dan data uji. Terdapat 140 data latih yang masing-masing mewakili 28 tangis bayi lapar, 28 tangis bayi mengantuk, 28 tangis bayi ingin bersendawa, 28 tangis bayi mengalami nyeri di perut, dan 28 tangis bayi merasa tidak nyaman. Data uji sebanyak 35, masing-masing 7 tangis bayi untuk setiap jenis tangis bayi. Pada tahap preprocessing dilakukan pemotongan silince dan ekstraksi menggunakan MFCC. Pembuatan antarmuka identifikasi arti tangis bayi dibuat berdasarkan data latih yang menghasilkan akurasi tertinggi.

Seperti yang telah kita ketahui pula, komunikasi verbal pertama yang dikuasai bayi adalah menangis. Tangisan ini sebagai komunikasi dengan manusia dewasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta untuk menanggapi situasi tertentu. Hampir sebagian besar ibu akan menyusui anaknya atau menggendong bayinya ketika bayi tersebut menangis, tetapi adakalanya tindakan ibu tersebut tidak membuat tangis bayi berhenti bahkan yang ada si bayi justru menangis lebih kencang. Hal ini berarti ibu tersebut salah menerjemahkan maksud dari tangis bayi dan membuat sang ibu panik. Oleh sebab itulah, bu Medha semakin antusias untuk menciptakan software yang belum ada di Indonesia ini. Sebenarnya, Dunstan Baby Language ini diperkenalkan oleh Priscilla Dunstan, musisi asal Australia yang mempunyai bakat mengingat semua jenis suara atau yang dikenal dengan sound photograph. Terdapat lima bahasa bayi versi DBL yaitu “neh” berarti lapar, “owh” berarti lelah yang mengindikasi bayi sudah mulai mengantuk, “eh” berarti ingin bersendawa, “eairh” berarti nyeri di perut, dan “heh” berarti bayi merasa tidak nyaman.

Lantas? Apa tanggapan dari orang-orang sekitar Bu Medha mengenai software tersebut?

Berbicara mengenai tanggapan orang sekelilingnya, Bu Medha mengatakan bahwa sejauh ini tanggapan semua orang di sekelilingnya maish positif dan sangat mendukung adanya penciptaan software identifikasi tangisan bayi.Beliau membuat software tersebut pula karena dilandasi oleh beberapa hal seperti kondisinya yang sedang mengandung dan ide tersebut perlu dikembangkan karena di Indonesia sendiri belum ada software mengenai identifikasi tangis bayi tersebut. Bu Medha juga berencana akan mengaplikasikan software ini ke pengguna android terlebih dahulu, menurutnya trend skrg itu pengguna android. Selain murah, cara penggunaannya juga simple. Nah, tak kalah menariknya lagi, Bu Medha pernah meraih penghargaan “The Best Presentator” dalam memperkenalkan software ciptaannya tersebut. Sebagai ibu rumah tangga sekaligus seorang dosen, beliau dengan sangat disiplin dan cermat mengatur waktunya. Terkadang, sambil mengasuh anak, beliau juga sambil mengerjakan tugas apa yang harus beliau kerjakan. Beliau berpesan kepada seluruh jiwa yang tertarik untuk mennciptakan inovasi baru, JANGAN TAKUT SALAH, kuncinya adalah KEYAKINAN !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun