Mohon tunggu...
018_HUSNUL MUHIMMAH
018_HUSNUL MUHIMMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Renang dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Selfreatment: Peran Pemuda Gen Z Indonesia dengan melakukan Metode CEMAS menuju Indonesia Emas di Era Socity 5.0

6 Desember 2023   07:41 Diperbarui: 6 Desember 2023   07:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pemuda indonesia adalah generasi emas yang memerlukan kecemasan akan bangsa bahkan diri sendiri" Ujar Rian Fahardi di acara gen z saatnya beraksi

Pekembangan teknologi dan IPTEK di era socity 5.0 erat kaitannya dengan generasi zilenial atau gen z. Generasi Zilenial sering dijadikan identitas dan temeng oleh sebagian kalangan pemuda. Gerakan perubahan menuju Indonesia Emas atau agent of change adalah visi terdepan yang dijadikan acuan para generasi sekarang. Lalu mengapa masih ada yang leha-leha, padahal kecemasan bisa dijadikan sebagai tolak ukur bagi diri sendiri untuk mengetahui posisi dan sejauh mana tujuan yang akan dicapai.

Generasi zilenial yang tengah menjadi pemuda saat ini bisa disebut dengan sandwich generationts. Maksudnya, para pemuda gen z secara tidak langsung memiliki tanggungan tiga generasi yaitu orang tua, diri sendiri dan anaknya. Kondisi tersebut menjadikan penganalogian sandwich generations pada gen z. Karena layaknya sepotong daging yang terhimpit oleh dua lapis roti. Namun, situasi tersebut juga menjadikan para pemuda gen z memiliki peran besar akan pembangunan karakter dan keterampilan baik dari generasi lampau bahkan yang akan datang.

Alhasil kondisi tersebut memberikan tekanan akan pemuda gen z baik diterima dengan baik bahkan ada yang menanggapinya sebagai beban atau tanggungan. Kembali lagi terhadap mindseat pemuda bangsa yang harus memiliki karakter inovasi dan kritis untuk bisa menerima keadaan dan kondisi. Pemikiran anak bangsa perlu seimbang dalam berpengetahuan mau dalam segi ilmu pengetahuan umum maupun pengetahuan islam. Selain itu kita juga perlu dalam mengimbangi perkembangan IPTEK saat ini terutama di era socity 5.0. Mengapa demikian? Karena dengan seiring berjalan perkembangan IPTEK saat ini menjadi satu-satunya solusi yang efektif dan adaftif. Karena bisa diketahui, jika suatu bangsa tidak mampu bersaing dengan perkembangan IPTEK socity 5.0 yang menyebabkan suatu bangsa terutama bangsa Indonesia akan tertinggal dan tidak mampu bersaing dengan pangsa pasar atau dunia internasional.

Maka dari itu, peran besar yang diberikan pemuda akan bangsa bisa berpengaruh besar terhadap visi yang sedang di bangun dari sekarang hingga masa yang akan datang yaitu di 2045. Perubahan menuju Indonesia emas adalah visi yang ditunggu oleh bangsa Indonesia. Karena kemerdekaan kata dan moral itu bukan hanya kata dan tulisan saja. Tapi bagaimana cara kita mempertahankan kemerdekaan dengan membangun dan menjadi bagian dari agenf of change 2045 menuju Indonesia Emas.

Salah satu perkembangan IPTEK yang sangat membantu akan generasi sekarang adalah perkembangan AI. Saat ini perkembangan AI menjadi kontropersi baik di kancah dunia diuntungkan maupun dirugikan dari perkembangan AI ini. Pemanfaatan AI bisa dijadikan salah satu solusi untuk mengatasi beberapa kendala, misalnya membantu dalam pencarian referensi, tugas kuliah dan pembuatan schdule agar tertata. Dengan begitu pekerjaan bisa dikerjakan dengan cepat tanpa terhambat waktu dan sumber daya manusia.Namun hal ini juga dapat merugikan dikarenakan bergantungnya kita terhadap AI padahal masih banyak referensi yang dapat kita cari selain dari AI ini.

Bagi sebagian remaja, perkembangan AI bisa menjadi ancaman ataupun hambatan tetapi dengan adanya teknologi juga dapat membantu meringankan tugas bahkan pekerjaan tambahan atau biasa dikenal dengan kerja remot. Maksudnya, pekerjaan yang memiliki fleksbilitas tanpa diikat oleh ruang dan waktu. Para Mahasiswa Indonesia sudah hampir memikirkan pekerjaan freelance dari sejak awal masuk perkuliahan. Dikarenakan tekanan dan dorongan biaya kuliah yang cukup tinggi dan latar belakang yang tidak memadai. Alhasil pemuda bangsa merasa cemas akan masa depan dan harus memikirkan bagaimana kedepannya. Kerja remot yang sedang tren dikalangan remaja adalah pekerjaan yang paling diandalkan, sehingga hal itu dapat membuat ketergantungan pada kalangan remaja terhadap kerja remot ini.

Tidak dapat dipungkiri, perkembangan AI juga dapat banyak merusak pemikiran anak remaja. Pemikiran pemuda yang 'kolot' atau dalam kata lain senggan hidup beriringan dengan perkembangan AI lama kelamaan akan tersingkirkan. Lain halnya dengan anak yang memiliki growt midseat dan menerima kenyataan perkembangan zaman, mereka akan hidup beriringan dan memanfaatkan kesempatan untuk mengupdate skills yang dimilikinya. Telah banyak diketahui bahwa AI juga memiliki kelemahan yaitu tidak mampu berfikir kritis layaknya manusia yang memiliki akal kelemahan yaitu tidak mampu berfikir kritis layaknya manusia yang memiliki akal. Dengan begitu, kita bisa memanfaatkan keadaan tersebut sebagai pengontrol AI agar bisa membantu pekerjaan da tugas-tugas.

Metode CEMAS (Cerdas, Empati, Multitasking, Disiplin dan Sopan santun) bisa dijadikan salah satu alternatif sebagai peran pemuda di era socity 5.0. Pada dasarnya metode ini dirangkai dan dibuat sebagai selftreatment agar para pemuda di indonesia mampu berperan bukan lagi berperan akan suatu masalah atau konflik yang sedang terjadi kali ini yaitu maraknya penggunaan AI sebagai pembantu pekerjaan. Yang harus dilakukan adalah berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi bukan terkalahkan oleh teknologi.

1.Cerdas: Kecerdasan pemuda diwujudkan dalam kemampuan mengembangkan solusi inovatif yang dapat memanfaatkan seluruh potensi kecerdasan buatan (AI) untuk memecahkan masalah kompleks dan meningkatkan efesiensi

2.Empati: Dalam konteks para generasi muda di era masyarakat 5.0 menghadapi perkembangan kecerdasan buatan (AI), maka empati dapat diartikan sebagai kemampuan memahami, merasakan dan beradaptasi terhadap kebutuhan, perasaan dan dampak sosial yang terkait dengan penggunaan teknologi kecerdasan buatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun