Mohon tunggu...
Nita Khariana Dewi
Nita Khariana Dewi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kunci Mengelola Stres adalah Mengenali Stressor

29 Juni 2021   13:00 Diperbarui: 29 Juni 2021   14:19 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Apakah kalian tahu stressor itu apa? Stressor merupakan kondisi atau peristiwa yang dialami oleh suatu individu dan dapat mengakibatkan individu tersebut mengalami stress. Dengan begitu suatu lingkungan dapat dikatakan sebagai salah satu faktor penting yang dapat berpengaruh dalam kesehatan mental manusia. Selain itu, secara psikologis biasanya stressor disebabkan oleh lingkungan yang mengancam, menuntut, atau menentang suatu keselamatan yang dirasakan oleh setiap individu. Lazarus dan Folkman (1986) mengungkapkan bahwa stressor biasanya muncul berupa fisik ataupun interaksi sosial yang dialami oleh individu tersebut. Menurutnya cara berpikir atau perasaan yang muncul pada suatu individu dirasa merupakan hal positif, akan tetapi nyatanya bisa juga menjadi ancaman bagi suatu individu atau dapat dikatakan sebagai stressor.

Selanjutnya, Apakah kalian pernah mengalami stress? Dalam sebuah artikel pada dinkes.bantulkab mereka mengungkapakan bahwa stress merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia, yang bisa saja muncul pada kalangan anak-anak, remaja, ataupun dewasa. Biasanya dalam kondisi stress seseorang tidak dapat berfikir secara jernih dan akan mengganggu aktivitas yang biasanya sering mereka lakukan. Umumnya seseorang yang mengalami stress cenderung akan lebih senang menyendiri, senang melamun, lebih pendiam, dan menghindar dari ajakan komunikasi dengan orang lain.

Dalam sebuah pengalaman yang pernah terjadi dalam kehidupan seseorang, ia mengatakan bahwa kondisi fisik yang ia miliki tidak dapat diterima oleh lingkungan di sekitarnya. Respon yang di dapatkan dari orang lain ia resapi hingga menjadi beban dalam hidupnya. Karena masalah tersebut membuat ia menjadi seseorang yang memiliki sifat tidak percaya diri dan mudah insecure, hingga pada akhirnya ia mengalami stress. Dalam kejadian ini kondisi fisik yang kurang sempurna membuat lingkungan di sekitarnya menuntut dirinya agar selalu tampil dengan sempurna. Hingga pada akhirnya ia menegaskan bahwa “Sebenarnya stress tergantung dari bagaimana individu menerima respon yang diberikan, jika ia menerima respon yang didapat sebagai beban dalam hidupnya maka ia akan mengalami stress akan tetapi jika ia menerima respon yang didapat sebagai masukan agar ia berubah menjadi yang lebih baik maka ia akan selangkah lebih maju dari diri yang sebelumnya”.

Dari kisah tersebut saat seseorang menerima respon dari orang lain hingga ia merasakan emosi dan kemarahan, dalam segi biologis pada bagian otaknya sistem saraf akan berproses menjadi dua kelompok syaraf yang berbentuk seperti almond yang dinamakan amigdala. Selain itu memori jangka panjang pada individu tersebut akan berproses karena ia menjadikan respon seseorang sebagai beban dalam hidupnya, sehingga ia akan selalu mengingat apa yang diucapkan orang lain terhadap dirinya.

Jika dikaitkan dengan presepsi atau sudut pandang islam kondisi ini merupakan gangguan psikologis yang ada dalam diri manusia sebagai penyakit hati, oleh karena itu dalam islam mereka menganggap bahwa hal ini merupakan salah satu ciri-ciri dari stress. Dalam QS. Al-Baqarah ayat 10 mengungkapkan bahwa “Pada hati mereka terdapat penyakit, lalu Allah menambah penyakit tersebut dan mereka mendapatkan azab yang pedih, karena mereka berdusta.” Dalam ayat ini menjelaskan bahwa dalam hati manusia mereka memiliki perasaan yang otomatis akan terpikirkan dalam otak yang mengarah ke dalam hal negatif. Sehingga psikologis mereka tidak dapat menerima kenyataan yang sebenarnya. Dengan begitu hal ini dapat membuat suatu individu akan mengalami stress. Agar kita selalu terhindar dari hal-hal yang kurang baik maka akan selalu ada jalan keluar di setiap masalah. Berikut beberapa cara mengelola stress melalui identifikasi stressor, antara lain :

  1. Pastikan anda berada pada lingkungan yang baik

Yang di maksud berada pada lingkungan yang baik adalah anda sedang bersosialisasi dengan lingkungan yang dapat membuat anda tenang dan jauh dari rasa stress. Dengan memastikan posisi anda saat ini akan berpengaruh pada psikologis yang anda rasakan saat ini dan akan berdampak positif pada mental yang anda miliki.

  1. Lakukan perubahan pada gaya hidup yang sebelumnya

Dengan cara ini setidaknya kita bisa meminimalisir kebiasaan buruk yang sering kita lakukan agar psikologis atau mental kita tetap sehat dan terhindar dari stress.

  1. Menjalani konseling

Dengan melakukan jadwal temu atau janji dengan seorang psikolog kita akan bisa mencurahkan masalah yang mungkin tidak bisa di atasi oleh diri sendiri, sehingga kita akan merasa sedikit demi sedikit beban berkurang karena adanya solusi dari seorang psikolog.

  1. Teknik relaksasi atau manajemen stress

Cara ini bisa dilakukan dengan olahraga agar teralihkan dari pikiran-pikiran yang kurang baik, seperti yoga dan olahraga lainnya. Selain itu kita juga bisa melakukan meditasi agar pikiran kita dapat merasakan relaksasi dengan baik, dan juga kita dapat membagi waktu dengan melakukan kegiatan yang akan menjadi hal positif agar stress dapat teralihkan.

DAFTAR PUSTAKA

Yuwono, S. (2010). Mengelola Stress Dalam Perspektif Islam dan Psikologi. Surakarta: Psycho Idea.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun