Sekolah harus menyelenggarakan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya untuk mencapai cita-cita pendidikan nasional di atas. Pengajaran saja tidak cukup untuk mengembangkan kepribadian siswa yang maju dan mandiri. Sekolah dapat mencapai tujuan pendidikan nasional di atas melalui bimbingan dan konseling. Seorang konselor harus memiliki pemahaman dan rencana yang jelas untuk digunakan selama tahapan penyelesaian masalah yang dihadapinya. Kegagalan/keteledoran konselor untuk menangani masalah dapat menyebabkan masalah menjadi lebih sulit dan lebih lama diselesaikan, yang bahkan dapat menyebabkan munculnya masalah baru yang lebih sulit dan rumit.
Artikel ini akan mengungkap beberapa problematika utama yang dihadapi para profesional bimbingan dan konseling di SMA Surya Buana Malang dalam membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka.
Di SMA Surya Buana pelaksanaan bimbingan dan konseling sudah bisa dikatakan baik karena ada beberapa layanan antara lain :
- Guru BK disana melakukan penjadwalan konseling kepada siswa/I nya, jadi setiap hari guru BK tersebut melakukan konseling individual. Hal itu dilakukan agar mereka memanfaatkan layanan konseling di sekolahnya, mereka bebas mau menceritakan apa saja. Jadi tidak semua siswa yang bermasalah saja yang bisa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling, melainkan siswa yang tidak bermasalah pun bisa curhat agar dapat mencegah berbagai permasalahan. Ibu Sharifa Aiyah selaku Guru BK berkata "Kadang kan dikira BK itu untuk anak yang bermasalah Anak yang galau, Makanya saya buat jadwal itu satu bulan itu, ada satu hari anak itu enggak harus menceritakan masalah  Bisa sharing dan sebagainya, kadang kan anak itu ya males gitu Ngapain harus cerita-cerita. Yang penting ini Ibu buatkan jadwal. Yang penting ini Ibu sudah memberikan fasilitas kepada kalian"
- Pada saat siswa sudah menginjak kelas 12, guru BK dengan sigap mengumpulkan data siswa/I, lalu memberikan angket kemudian melakukan konseling karier untuk studi lanjut setelah lulus SMA.
- Melakukan pembelajaran bimbingan dan konseling seminggu satu kali pertemuan di setiap kelas. Satu pertemuan bisa sampai 45 menit. Guru BK mengacu pada modul yang telah dibuat yang didalamnya memuat materi-materi sesuai tingkatan kelas.
Sedangkan untuk problematika yang dialami siswa maupun guru BK disini adalah:
Problematika Pertama : Keterlambatan yang sering terjadi dilakukan siswa/I.
Problematika ini merupakan tantangan bagi guru BK maupun para jajaran guru lainnya. Strategi guru BK untuk mengatasi hal tersebut yaitu melakukan konseling kelompok bagi siswa/I yang terlambat. Mereka diberikan tekanan agar tidak mengulangi masalah itu lagi.
Problematika Kedua : Sarana dan prasarana yang kurang memadai
Suksesnya layanan bimbingan dan konseling di sekolah didukung oleh adanya pendayagunaan semua sarana dan prasarana bimbingan dan konseling yang berada di sekolah secara efektif dan efisien. Salah satu problematika mengenai sarana prasarana yaitu ruangan konseling yang kurang privasi sehingga seringkali antara siswa dan Guru BK tidak fokus karena adanya seseorang yang berlalu lalang lewat di depan ruangan BK.
Problematika ketiga : Siswa kurang antusias dan keterbukaan dalam melakukan konseling
Salah satu cara guru BK mengatasi hal tersebut yaitu dengan menciptakan lingkungan yang aman sehingga membuat siswa itu nyaman dalam menyampaikan keluh kesahnya.
Dengan melihat berbagai problematika diatas, kepala sekolah diharapkan dapat memenuhi sarana dan prasana bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Selain itu peran penting orangtua dalam mengawasi anak-anaknya, sehingga problematika tersebut bisa diselesaikan dengan baik.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H