PendahuluanÂ
Â
ATP adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Prinsip penyusunan ATP antara lain esensial,berkesinambungan, kontekstual dan sederhana (Windy Hastasasi. 2022). ATP sebagai acuan menyusun modul ajar, menumbuhkan budaya meneliti di sekolah, meningkatkan  kompetensi guru dengan melakukan penelitian, menambah dokumen hasil penelitian di perpustakaan sekolah ATP berfungsi sama seperti silabus pada Kurikulum 2013, yaitu sebagai acuan bagi guru dalam merencanakan pembelajaran (modul ajar), namun dilengkapi dengan capaian pembelajaran yang diperoleh siswa di akhir fase dan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Modul ajar merupakan perencanaan pembelajaran yang sama seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pada Kurikulum 2013, namun dilengkapi dengan materi pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen. Modul ajar digunakan guru untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila (P3) dan capaian pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun dengan prinsip bermakna dan menyenangkan, menjadikan siswa pembelajar sepanjang hayat, sesuai lingkungan dan budaya, dan berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. Sedangkan prinsip penyusunan asesmen adalah dirancang secara adil, proporsional, valid, dapat dipercaya (reliable) dan sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran (YogiAnggraena et al. 2022).
Media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswanya agar tujuan pengajaran tercapai (Mais, 2016) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari sumber belajar di lingkungan siswa yang merangsang siswa untuk belajar (Steffi, 2015) Media pembelajaran ada beberapa bentuknya, bisa berupa visual, audio, audio visual, serta multimedia. Media pembelajaran yang berbasis kepada web merupakan bagian dari media pembelajaran dengan berbasis kepada multimedia. Dalam perkembangannya ada media pembelajaran multimedia yang berbasis daring dan ada yang luring. Teknologi adalah sarana holistik untuk menyediakan komoditas yang diperlukan untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia dimulai dengan transformasi sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Perkembangan teknologi baru-baru ini, termasuk mesin cetak, telepon, dan Internet, telah mengurangi hambatan fisik komunikasi, memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas di seluruh dunia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi dalam pembuatan ATP sangat penting unruk Guru dan juga siwa selain untuk memudahkan pembelajaran, Teknologi juga memiliki peran aktif dalam pembelajaran Perencanaan pembelajaran tersusun dengan prinsip bermakna dan menyenangkan, menjadikan siswa belajar sepanjang masa , sesuai lingkungan dan budaya, dan berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. teknologi juga membantu hambatan pembelajaran seperti mengadakan kelas daring dll.
Metode penelitianÂ
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan  kualitatif  dengan  menggambarkan  fakta-fakta  tentang  masalah  yang  menjadi focus dan diiringi dengan interprestasi yang tradisional dan akurat dan dengan menggunakan metode  wawancara  secara  mendalam.  Penelitian  ini  bersifat  deskriptif-eksploratif  dengan pendekatan  kualitatif  karena  mencoba  mengeksplorasi  dan  mengelompokkan  fakta  yang  ada dalam suatu kesimpulan. Data yang diperoleh akan di kumpulkan untuk kemudian dianalisis, disusun,  diperinci  secara  sistematis  dan  selanjutnya  di  interupsikan  sesuai  dengan  tujuan penelitian yang telah di rumuskan dengan terlebih dahulu melakukan reduksi data. Mereduksi data  berarti  merangkum,  memilih  hal-hal  pokok,  memfokuskan  pada  hal-hal  penting,  dicari tema  dan  polanya.  Hal  ini  dilakukan  untuk  mendeskripsikan  secara  umum  dan  kualitatif tentang masalah dalam topik penelitian ini. Data-data yang telah diperoleh tersebut kemudian dianalisis  berdasarkan  daya  nalar  dan  pola  pikr  peneliti  dan  menghubungkan  fakta-fakta informasi.   Pada   akhirnya   data-data   tersebut   akan   menghasilkan   kesimpulan   yang menunjukkan hasil akhir dari penelitia
PembahasanÂ
Definisi dan konsep ATP Bahasa Indonesia
      Alur tujuan pembelajaran (ATP) adalah serangkaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang dengan sistematis dan logis, mencakup seluruh fase capaian pembelajaran mulai dari awal hingga akhirdalam Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), seringkali kurangnya alur tujuan pembelajaran yang terarah menjadi masalah. Ketika siswa memiliki kebebasan untuk memilih materi pembelajaran mereka sendiri, dapat terjadi kekacauan dalam urutan pembelajaran. Tanpa adanya alur tujuan pembelajaran yang terarah, siswa mungkin mengalami kesulitan dalam membangun pemahaman yang berkesinambungan dan menyeluruh dalam suatu subjek. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan inti konsep dan mengurangi efektivitas pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran bentuknya rinci karena mendasari penyusunan rencana pembelajaran, ATP yang dibuat antara guru satu dengan yang lain berbeda karena tidak ditetapkan oleh pemerintah. Pendidik dapat mengembangkan alur tujuan pembelajaran melalui berbagai metode, mulai dari merumuskan tujuan pembelajaran dan menyusunnya dalam suatu rangkaian pembelajaran, lalu menganalisis elemen capaian pembelajaran guna mengidentifikasi kompetensi pada tahap akhir setiap elemen (Mahmudah, 2023).
Prinsip ATP dalam "Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan", menjelaskan bahwa penyusunan alur tujuan pembelajaran memiliki prinsip-prinsip esensial,berkesinambungan, kontekstual, dan sederhana. Fungsi alur tujuan pembelajaran mirip dengan silabus dalam Kurikulum 2013, yakni sebagai panduan dalam merancang pembelajaran, tetapi disertai dengan capaian pembelajaran, dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Pembuatan ATP berisi satuan pendidikan, semester, kelas, fase, mata pelajaran, rumusan materi, tujuan pembelajaran, profil pelajar Pancasila, model pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar (Riswakhyuningsih, 2022). agar pelaksanaan pembelajaran sesuai target dan berjalan sistematis maka ditentukan alokasi waktu.Dalam Kurnia et al (2021) menyebutkan bahwa meskipun pendidik telah merencanakan pembelajaran sedemikian rupa namun ketika pelaksanaan pembelajaran alokasi waktu tidak sesuai, hal ini dikarenakan adanya waktu yang terbatas. Kemampuan peserta didik yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan waktu dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, ada peserta didik yangmembutuhkan waktu cepat dan ada juga yang membutuhkan waktu lama Kemendikbudristek menjelaskan bahwa sekolah dibebaskan untuk menentukan jadwal pembelajaran,namun target jam pelajaran salam satu tahun bisa dicapai dalam waktu kurang satu tahun. Sekolah memiliki kebebasan untuk menyesuaikan alokasi waktu beban belajar setiap minggunya dengan fleksibel selama satu tahun pelajaran
Peran Teknologi Dalam ATP Bahasa Indonesia
Teknologi dalam pendidikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat di gunakan untuk tujuan-tujuan pengajar, di samping guru, buku dan papan tulis, teknologi pendidikan menitikberatkan pada prosedur, ide (gagasan), serta alat yang dibahas secara sistematis, logis dan ilmiah. Oleh sebab itu dalam penggunaan teknologi pendidikan dituntut untuk mengkaji secara analisis yang sistematis, ilmiah rasional sehingga tercapainya tujuan pendidikan. Penggunaan teknologi pendidikan secara nyata mampu membantu siswa dalam aktivitas proses belajar mengajar kelas, terutama dalam peningkatan prestasi belajar siswa (Muhajir, 2014)
Teknologi pendidikan hadir buat mempermudah perkembangan pada pendidikan, beberapa hal yang masih sebagai suatu hal yang kacau dalam keseharian kita. Pada kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, ada dua unsur yang termat penting yaitu berupa metode mengajar serta kurikulum. Kedua aspek itu saling berkaitan satu sama lain, dimana dalam pemilihan metode mengajar tersebut akan mempengaruhi kurikulum, meskipun masih beberapa aspek lain yang juga harus diperhatikan dalam memilih media di antaranya tujuan pengajaran, bentuk tugas, serta tanggapan dan karakteristik siswa.
Ada empat fungsi pemakaian teknologi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
Fungsi Atensi merupakan menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Fungsi afektif merupakan fungsi yang dapat terlihat dari keseriusan siswa.
Fungsi kognitif merupakan fungsi yang terlihat dari hasil-hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa teknologi mampu memperlancar pencapaian tujuan pendidikan
Fungsi kompensatoris merupakan fungsi yang memberikan secara konteks untuk membantu siswa dalam memahami pelajaran (Winastwan, 2008).
Melalui teknologi sebagai alat bantu mengajar maka proses pengajaran dan pembelajaran akan lebih menarik dan berkesan contohnya menggunakan alat seperti powerpoint, flash, vidio, visual, dan mereka hanya perlu mengaplikasikan alat tersebut ke dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Melalui cara ini proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih sederhana, ringkas, dan mudah karena para siswa akan diberikan gambaran dan materi menarik serta mudah untuk dipahami. Justru itu pelajar tidak akan mudah merasa jenuh dalam menjalani proses pengajaran dan pembelajaran. hal yang positif dari produk teknologi adalah siswa menyukainya. Siswa akan mudah mengetahui dan mengoperasikan teknologi. Internet untuk pembelajaran dapat difungsikan sebagai sumber belajar yang memuat data dan fakta untuk referensi belajar. Data dan fakta itu selalu bisa diperbarui, sehingga dia tidak mudah basi, namun dapat pula ditampilkan berulang-ulang tanpa tambahan biaya yang berarti. Oleh sebab itu, internet lebih mampu memuaskan rasa ingin tahu siswa.
KesimpulanÂ
Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan serangkaian tujuan pembelajaran yang dirancang secara sistematis dan logis, mencakup seluruh fase capaian pembelajaran dari awal hingga akhir. Prinsip penyusunan ATP meliputi esensial, berkesinambungan, kontekstual, dan sederhana . ATP berperan sebagai acuan dalam menyusun modul ajar, menumbuhkan budaya meneliti di sekolah, meningkatkan kompetensi guru melalui penelitian, dan menambah dokumen hasil penelitian di perpustakaan sekolah.Penggunaan teknologi dalam pembuatan ATP sangat penting untuk memudahkan proses pembelajaran. Teknologi pendidikan hadir sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi, membantu siswa dalam aktivitas belajar mengajar kelas, dan meningkatkan prestasi belajar siswa . Selain itu, teknologi juga membantu mengatasi hambatan pembelajaran seperti mengadakan kelas daring .Proses penelitian dalam menyusun ATP menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh dianalisis, disusun, dan diinterpretasikan secara sistematis untuk menghasilkan kesimpulan yang akurat ,Dengan demikian, penggunaan teknologi dalam pembuatan ATP Bahasa Indonesia tidak hanya memudahkan guru dalam merencanakan pembelajaran, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi guru. Selain itu, ATP juga membantu dalam menumbuhkan budaya meneliti di sekolah dan memberikan panduan yang jelas dalam merancang modul ajar.
- Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H