Alur tujuan pembelajaran (ATP) adalah serangkaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang dengan sistematis dan logis, mencakup seluruh fase capaian pembelajaran mulai dari awal hingga akhirdalam Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), seringkali kurangnya alur tujuan pembelajaran yang terarah menjadi masalah. Ketika siswa memiliki kebebasan untuk memilih materi pembelajaran mereka sendiri, dapat terjadi kekacauan dalam urutan pembelajaran. Tanpa adanya alur tujuan pembelajaran yang terarah, siswa mungkin mengalami kesulitan dalam membangun pemahaman yang berkesinambungan dan menyeluruh dalam suatu subjek. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan inti konsep dan mengurangi efektivitas pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran bentuknya rinci karena mendasari penyusunan rencana pembelajaran, ATP yang dibuat antara guru satu dengan yang lain berbeda karena tidak ditetapkan oleh pemerintah. Pendidik dapat mengembangkan alur tujuan pembelajaran melalui berbagai metode, mulai dari merumuskan tujuan pembelajaran dan menyusunnya dalam suatu rangkaian pembelajaran, lalu menganalisis elemen capaian pembelajaran guna mengidentifikasi kompetensi pada tahap akhir setiap elemen (Mahmudah, 2023).
Prinsip ATP dalam "Panduan Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan", menjelaskan bahwa penyusunan alur tujuan pembelajaran memiliki prinsip-prinsip esensial,berkesinambungan, kontekstual, dan sederhana. Fungsi alur tujuan pembelajaran mirip dengan silabus dalam Kurikulum 2013, yakni sebagai panduan dalam merancang pembelajaran, tetapi disertai dengan capaian pembelajaran, dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Pembuatan ATP berisi satuan pendidikan, semester, kelas, fase, mata pelajaran, rumusan materi, tujuan pembelajaran, profil pelajar Pancasila, model pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar (Riswakhyuningsih, 2022). agar pelaksanaan pembelajaran sesuai target dan berjalan sistematis maka ditentukan alokasi waktu.Dalam Kurnia et al (2021) menyebutkan bahwa meskipun pendidik telah merencanakan pembelajaran sedemikian rupa namun ketika pelaksanaan pembelajaran alokasi waktu tidak sesuai, hal ini dikarenakan adanya waktu yang terbatas. Kemampuan peserta didik yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan waktu dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, ada peserta didik yangmembutuhkan waktu cepat dan ada juga yang membutuhkan waktu lama Kemendikbudristek menjelaskan bahwa sekolah dibebaskan untuk menentukan jadwal pembelajaran,namun target jam pelajaran salam satu tahun bisa dicapai dalam waktu kurang satu tahun. Sekolah memiliki kebebasan untuk menyesuaikan alokasi waktu beban belajar setiap minggunya dengan fleksibel selama satu tahun pelajaran
Peran Teknologi Dalam ATP Bahasa Indonesia
Teknologi dalam pendidikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat di gunakan untuk tujuan-tujuan pengajar, di samping guru, buku dan papan tulis, teknologi pendidikan menitikberatkan pada prosedur, ide (gagasan), serta alat yang dibahas secara sistematis, logis dan ilmiah. Oleh sebab itu dalam penggunaan teknologi pendidikan dituntut untuk mengkaji secara analisis yang sistematis, ilmiah rasional sehingga tercapainya tujuan pendidikan. Penggunaan teknologi pendidikan secara nyata mampu membantu siswa dalam aktivitas proses belajar mengajar kelas, terutama dalam peningkatan prestasi belajar siswa (Muhajir, 2014)
Teknologi pendidikan hadir buat mempermudah perkembangan pada pendidikan, beberapa hal yang masih sebagai suatu hal yang kacau dalam keseharian kita. Pada kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru, ada dua unsur yang termat penting yaitu berupa metode mengajar serta kurikulum. Kedua aspek itu saling berkaitan satu sama lain, dimana dalam pemilihan metode mengajar tersebut akan mempengaruhi kurikulum, meskipun masih beberapa aspek lain yang juga harus diperhatikan dalam memilih media di antaranya tujuan pengajaran, bentuk tugas, serta tanggapan dan karakteristik siswa.
Ada empat fungsi pemakaian teknologi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
Fungsi Atensi merupakan menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Fungsi afektif merupakan fungsi yang dapat terlihat dari keseriusan siswa.
Fungsi kognitif merupakan fungsi yang terlihat dari hasil-hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa teknologi mampu memperlancar pencapaian tujuan pendidikan
Fungsi kompensatoris merupakan fungsi yang memberikan secara konteks untuk membantu siswa dalam memahami pelajaran (Winastwan, 2008).
Melalui teknologi sebagai alat bantu mengajar maka proses pengajaran dan pembelajaran akan lebih menarik dan berkesan contohnya menggunakan alat seperti powerpoint, flash, vidio, visual, dan mereka hanya perlu mengaplikasikan alat tersebut ke dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Melalui cara ini proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih sederhana, ringkas, dan mudah karena para siswa akan diberikan gambaran dan materi menarik serta mudah untuk dipahami. Justru itu pelajar tidak akan mudah merasa jenuh dalam menjalani proses pengajaran dan pembelajaran. hal yang positif dari produk teknologi adalah siswa menyukainya. Siswa akan mudah mengetahui dan mengoperasikan teknologi. Internet untuk pembelajaran dapat difungsikan sebagai sumber belajar yang memuat data dan fakta untuk referensi belajar. Data dan fakta itu selalu bisa diperbarui, sehingga dia tidak mudah basi, namun dapat pula ditampilkan berulang-ulang tanpa tambahan biaya yang berarti. Oleh sebab itu, internet lebih mampu memuaskan rasa ingin tahu siswa.