Tanpa merendahkan segi keilmuan para lembaga survei, kita lupakan dulu hasil mereka itu. Anggap saja hasil mereka salah semua. Karena apa? Karena aroma tak netral telah menghinggapi mereka. Dan kenetralan itu penyebabnya uang. Uang mengalir dari investor yang dukung salah satu kubu ke lembaga survei, faktor utama ketidak-netralan tersebut.
*
Kecuali survei itu dibiayai oleh kocek Dennis JA, Saiful Murjani atau Hasan Nasbi (bos Cyrus) sendiri, baru kita percayai. Bukan cuma 100% tapi 1000%. Mereka berkata, "Demi bangsa, negara dan tanah air, saya keluarkan kocek pribadi untuk membiayai survei yang saya pimpin." Preeeeeeeet
*
Mengapa hasil lembaga survei diragukan. Menurut ilmu survei sendiri, bahwa untuk mendapatkan hasil akurat dan margin error 1% hasil survei diperlukan dari total 478.685 TPS, dibutuhkan paling tidak sejumlah 16.082 TPS. Sedangkan lembaga-lembaga survei mengambil sampel cuma 4.000 TPS. Dengan 4rb TPS itu, didapatkan margin of error 2,031%. Sumber : http://m.kompasiana.com/post/read/673579/1/masih-bisakah-mempercayai-saiful-mujani.html
*
Beberapa saat yang lalu, PKS mengungkapkan hasil tabulasi nasional real count yang mengungkapkan bahwa Prabowo-Hatta unggul atas J2, di angka 52% dan 48%. Tentu hasil ini membuat sewot kubu Jokowi. Lalu dicarilah opini bahwa hasil itu hoax.
*
Seperti kebohongan berita artikel sebuah media online nasional yang menghoax-kan hasil tabulasi PKS. Bahwa hasil tabulasi PKS sama persis dengan klaim tabulasi yang telah dipublikasikan tanggal 5 juli (sebelum pemilu). Namun, ada yang mengungkap, bahwa postingan 5 Juli itu diposting tanggal 10 Juli. Sebuah rekayasa. (Kok bisa? teknologi berbicara).
*
Sesuai judul, tabulasi PKS lebih bisa dipercaya daripada tabulasi pendukung Jokowi. Mengapa? Karena secara organisasi mesin politik PKS lebih berpengalaman, terencana, terorganisir, dan kenal medan dalam membuat menghitung tabulasi tersebut. Pengalaman mereka selama 15 tahun di kancah politik Indonesia.
*
Beda dengan relawan Jokowi. Kata relawan kan biasanya berhubungan dengan sesuatu yang mendadak. Dan sesuatu yang mendadak itu, biasanya bersifat agak asal-asalan, tumpang tindih, agak kacau dan tidak terorganisir.
*
Berita terakhir di perhitungan real count KPU angka perhitungan sementara, kubu Prabowo-Hatta terlihat unggul.
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H