Mohon tunggu...
Joko Siswonov
Joko Siswonov Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

i am antiteori ..... Memandang sesuatu dg sudut berbeda Antitempo Antiseeword Anticebong Antipartaineraliansikomunis Antisurveibayaran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Malu-maluin Ngumpulin Koin, Bukti Miskinnya Pemerintah Yang Menjabat Sekarang

27 Februari 2015   05:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:26 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Indonesia kaya dan berlimpah akan sumber daya alam. Tanah dan lautnya mengandung berbakai aneka kekayaan alam yang bernilai komersial. Di dalam bumi dan lautnya terdapat berbagai ragam tambang yang harganya tak ternilai. Bumi di atasnya bisa ditanam apa saja, yang bernilai ekonomi. Lautnya kaya akan hasil laut.
Belum lagi objek wisata alaminya.
*
Sebuah media pernah memberitakan, bahwa PT. Freeport di Papua mampu mengeruk emas 104 kilogram per harinya. Itu cuma emas, belum hasil tambang yang menyertainya. Kalau dihitung-hitung 104 kg x (400rb/gr-nya), maka nilai uangnya adalah 52.000.000.000 atau 52M per harinya. Atau senilai 4juta dollar.
*
Soal ribut-ribut soal bantuan sunami Aceh dari Australia kemaren, rakyat Indonesia terlalu lebay menyikapinya. Ngumpul-ngumpulin koin untuk menggantinya. Terus-terang sebagai anak bangsa 'kulo' malu melihatnya.
*
Dan anehnya, pemerintahan pun tidak bersikap jelas soal statement Tonny Abbot perihal bantuan ke Aceh. Misalkan bersikapnya, "Baik, Mr. Abbot, kalau benar negara Anda menyumbang dana hibah sebesar 1juta dollar waktu sunami Aceh kemaren. Kami akan menggantinya full ..." Kalau perlu dengan tambahan kata, " ... Kami bayar full plus bunganya 10%, kami bayar 1,1 juta Dollar.
*
Uangnya? Comot uangnya ke mana? Gampang. Tinggal minta sama Freeport yang omzetnya 4 juta dollar perhari.
*
"Kok minta, Kek?"
*
"Namanya juga usaha, Cu."
*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun