Batas antara cinta dan benci begitu tipis, bak rangkaian benang sutra yang dianyam laba-laba untuk membuat sarang. Begitu tipis, sarang yang berfungsi sebagai rumah yang dibuat laba-laba itu begitu lemah, mudah hancur walaupun ditembus sebilah lidi. *
Orang bisa berubah benci dan berubah suka begitu cepatnya. Hari ini bilang cinta, bisa saja besok bilang benci. Begitupula sebaliknya. Berbolak-balik. seperti setrikaan.
*
Di kompasiana, kita kenal betul yang namanya Mawalu. Berterus-terang terseret ke kompasiana, karena saat online internet, membaca postingan di kompasiana yang mengeritik Jokowi. Terpancing panas untuk berkomentar membela, akhirnya Mawalu membuat akun di kompasiana. Setelah itu dengan komentar yang pedas ia semprot habis postingan yang menghina Jokowi tersebut.
*
Lama-kelamaan Mawalu terlena dan tergoda untuk menulis di kompasiana, maka ia pun terbius, jadilah ia penulis aktif di kanal blog menulis bersama ini, dan sosoknya seperti yang kita ketahui bersama.
*
Namun, di saat kampanye capres, Mawalu yang dulunya mengaku Jokowilover 100% berubah menjadi pendukung Prabowo. Dan sering menulis postingan yang membela Prabowo. Sering berkelahi opini dengan si pembela Jokowi habis penjelajah komentar di kompasiana, Anhaz Anhiz Anhuz.
*
Maaf, Pak Jokowi, Anda belum menggetarkan hati saya dan membuat saya jatuh cinta kepada Pak Presiden. Seperti Mawalu yang berubah 180 derajat tidak membela Jokowi lagi, maka dapatkah Jokowi membuat orang-orang yang tidak suka kepadanya, seperti Jonru termasuk saya, untuk jatuh cinta dan membela Jokowi.
*
Sedang dengan menaikan harga BBM telah membuat Jokowi semakin tidak disuka. Dan menurut Jonru (pengkritik Jokowi), lewat pengamatannya, banyak pengakuan bahwa yang dulunya dukung atau pilih Jokowi, jadi kecewa dan menyesal memilih.
*
Pak Presiden Jokowi, buatlah saya jatuh cinta dan berkata "I Iove You', dan itu bisa terjadi, jika Bapak melakukan ini :
*
1. Tanpa tedeng aling menghajar asing dan mafia yang menyedot habis sumber alam Indonesia.
*
2. Berani menertibkan hukum yang selama ini ketahui bersama, banyak terjadinya mafia kasus, dsbnya.
*
3. Berani mengungkap rekening gendut para bawahannya, terutama tiga lembaga hukum yakni kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman.
*
4. Mampu melaksanakan UUD pasal 33 dengan sepenuhnya.
*
Kalau mampu, saya akan bilang aku mendukungmu, siap mati di belakangmu.
*
Kalau cuma makan nasi bungkus dan ketawa-ketiwi foto selfie sama pengungsi atau orang miskin, gak membuat musuh negara ini baik dalam atau luar tanah air gentar. Kalau cuma berjanji bangun benda mati seperti tol laut, pelabuhan, tidak membuat kanker yang menggeroti bangsa ini mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H