Mohon tunggu...
Joko Siswonov
Joko Siswonov Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

i am antiteori ..... Memandang sesuatu dg sudut berbeda Antitempo Antiseeword Anticebong Antipartaineraliansikomunis Antisurveibayaran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menurut WHO, Pilpres Indonesia Menurun Kualitasnya

7 Juni 2014   14:57 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:51 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada seorang kompasianer tidak pernah menulis di kompasiana, bergabung tahun 2011, berkomentar di salah satu lapak saya, yang berjudul "Prabowo Pemenang: Hari Bersejarah & Keramat, Malam Spektakuler, Dua Pidato Awal Pertempuran, Angka Spesial", berpendapat bahwa saya penulis stress. Tenang saja, penulis stress seperti saya ini tidak mungkin dihit oleh ribuan pembaca.
*
Saya yakin sebagian penulis di kompasiana ini menderita stress. Baik stress diakibatkan pekerjaan, dikarenakan lihat mulut bawel istri, dan lain-lain. Kemudian menulis sebagai sarana untuk menghilangkan stress. Ada kompasianer kondang di status depannya dengan kalimat "menulis sebagai rekreasi". Bukankah rekreasi itu sarana penghilang stress?
*
Sesuai judul "Menurut WHO Pilpres Indonesia Menurun Kualitasnya", maka akan saya coba uraikan.
*
Kita hidup di zaman emansipasi wanita. Zaman dimana, wanita memiliki kesempatan sejajar dengan lelaki. Wanita boleh jadi pilot, jadi astronot, jadi apa saja. Dimana profesi yang didominasi oleh laki-laki, wanita boleh melakoninya. Bahkan di bidang olahraga-pun merambah, wanita boleh bermain sepakbola, gulat dan lain-lain.
*
Dan penggiat utama emansipasi wanita adalah WHO. WHO telah buat draf khusus tentang emansipasi yang mesti diperhatikan atau menjadi acuan semua negara untuk mengikuti draf tersebut. Emansipasi ini telah sejajar dengan HAM.
*
Lalu apa hubungannya dengan pilpres di Indonesia. Sesuai semangat emansipasi wanita, maka wanita mampu menjadi nomor satu di sebuah negara. Seperti di Jerman atau Inggris dulu, yang memiliki perdana menteri wanita. Maka, kualitas pilpres Indonesia menurun kualitasnya.
*
Maksudnya apa? Tak ada wakil wanita, baik di posisi capres ataupun cawapres. Kita tengok 15 tahun belakangan. Bukankah kita pernah punya wapres dan presiden wanita? Lalu sepuluh tahun terakhir, kita memiliki capres perempuan.
*
Coba tengok sekarang! Tak ada wanita di posisi capres-cawapres. Ah, seandainya Jokowi memilih Puan, tentu kwalitas pilpres Indonesia terjaga di mata WHO. Setidaknya kita memiliki cawapres perempuan.
*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun