Tingkat kecerdasan seseorang berbeda. Mungkin ada yang berpendapat bahwa daya pandang kecerdasan seseorang sesuai tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikannya, maka semakin tinggi pula kecerdasannya. Atau dipengaruhi tingkat membacanya, mungkin jika ia cuma tamatan SD, tapi jika ia banyak membaca, bisa saja daya pandang kecerdasannya melebihi seorang doktor.
*
Namun, saya berbeda pendapat dengan dua hal di atas, meskipun dua hal di atas telah benar dibuktikan secara ilmiah. Saya berpendapat bahwa daya pandang kecerdasan seseorang, sesuai tingkat keimanannya kemana Tuhan Yang Satu, jika ia semakin dekat dengan Tuhan, maka karena ia dekat dengan Maha Berilmu, ia akan diberi Tuhan ilmu-ilmu yang bersifat cerdas luar-dalam, cerdas menangkap berbagai hal, cerdas mengetahui hal yang tersirat dan tersurat, dan ilmu itu didapat dengan jalan yang tidak disangka-sangka.
*
Saat masa awal-awal pencalonan presiden, Jokowi koar-koar, bahwa koalisi yang ia bentuk adalah koalisi tanpa syarat dan koalisi tanpa bagi-bagi kekuasaan. Bagi saya orang awam, bodoh, tolol, kagak sekolah tinggi, dan pendapat saya sama dengan belasan juta yang berkarakter atau berdaya tangkap makna dua hal di atas, yang kemaren coblos Jokowi, bahwa yang dimaksud adalah para menteri Jokowi adalah orang-orang hebat dan profesional, bukan dari partai pendukung.
*
Dan ternyata arti koalisi tanpa syarat dan tanpa bagi kekuasaan itu, baru dijawab Jokowi saat ia membentuk kabinet. Yakni 14 dari partai dan 20 dari berbagai disiplin ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H