Mohon tunggu...
011GINGIN RAHMAT PERMANA
011GINGIN RAHMAT PERMANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Siliwangi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dua Tahun Berlalu, Apakah G20 Membawa Dampak Positif bagi Indonesia?

15 Maret 2024   14:50 Diperbarui: 15 Maret 2024   14:52 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai keuntungan letak secara geografisnya berada dalam jalur perdagangan internasional. Dilansir dari kementrian perhubungan dikatakan bahwa sebanyak 90% jalur perdagangan dunia diangkut melalui laut dan sebanyak 40% perdagangan tersebut melewati Indonesia. Hal ini membuka kesempatan Indonesia untuk menjadi poros maritime dunia. Dengan adanya hal tersebut membuka jalur diplomasi secara bilateral maupun multilateral.

Dilaksanakannya G20 pada tahun 2022 di Indonesia, Apakah membawa dampak positif bagi Indonesia ?. Tidak terasa perhelatan G20 yang dilaksanakan pada tahun 2022 telah berlalu, lalu apakah dampak dari kerjasama yang dilakukan sudah terasa ?. Mengulas kembali forum kerjasama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki pendapatan negara dari yang terendah hingga tertinggi. Indonesia terpilih menjadi presidensi G20 sejak 1 desember 2021 hingga akhir 2022. Kampanye publik yang dilakukan menjadikan keuikutsertaan masyarakat dalam mendukung perhelatan G20 ini.

Kesempatan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan perekonomian dimasa after pandemic. Membuka peluang untuk bangkit dalam perekonomian, dampak positif dalam perekonomian negara dalam kunjungan delegasi internasional. Diantaranya meningkatnya kunjungan turis asing dalam perhelatan G20 yang tentunya meningkatkan pendapatan produk UMKM di Indonesia terkhusus dibali sebagai tuan rumah.  Dilansir dari kominfo manfaat ekonomi G20 pada tahun 2022 ; Menteri keuangan Sri Mulyani, G20 menciptakan kontribusi sebesar US$ 533 juta atau setara dengan Rp 7,4 triliun PDB Indonesia. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif meningkatkan wisatawan mancanegara diangka 1.8 juta -- 3,6 juta dan membuka lapangan kerja sebesar 600-700 ribu lapangan kerja baru di sector kuliner, fashion dan kerajinan. Banyaknya wisatawan mancanegara yang mampu membawa pariwisata Indonesia ke kancah internasional. Pendapatan yang diperoleh juga dapat digunakan  untuk lebih meningkatkan kualitas pariwisata di Indonesia. Hal ini  dapat menjadi daya tarik wisatawan Indonesia di mata dunia internasional dan pada akhirnya dapat menghasilkan pendapatan bagi negara Kedua, dengan menyerap tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja baru, kita dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Mengurangi jumlah pengangguran akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia yang tercermin pada peningkatan  daya beli.

Selanjutnya, Indonesia menempati peringkat 10 dalam daftar paritas daya beli negara anggota G20 (Kominfo, 2022). Apalagi kontribusi UMKM juga dapat mendongkrak pertumbuhan perekonomian negara. Pasalnya, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 99% dari seluruh badan usaha. Per 1 Oktober 2022, UMKM menyumbang 60,5% terhadap PDB  dan serapan tenaga kerja mencapai 96,9% dari total serapan tenaga kerja nasional (Kementerian Koordinator  Perekonomian RI, 2022). Peluang UMKM untuk berkontribusi pada acara G20 harus dimanfaatkan sepenuhnya. Salah satu caranya adalah dengan memantau pemerintah untuk menjaga kualitas pelayanan, barang dan jasa yang diberikan oleh UMKM. Hal ini mengingat 80% investor dunia saat ini  berasal dari negara-negara G20. Dinamika ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong peningkatan investasi  UMKM di tanah air.

Selain memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional, Presidensi G20  Indonesia juga membawa manfaat di bidang politik. Peluang ini menunjukkan bahwa Indonesia dipandang mampu memainkan peran kepemimpinan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan penting. Hal ini juga dapat dilihat sebagai tanda bahwa negara-negara lain mengakui status Indonesia sebagai negara berkembang yang terus bergulat dengan berbagai krisis dan tantangan, terutama di masa pandemi. Oleh karena itu, momentum yang  terjadi setiap 20 tahun sekali ini harus kita manfaatkan untuk menunjukkan  kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan perekonomian global. Kesuksesan penyelenggaraan G20 di bawah Indonesia dapat memperkuat kepercayaan dan keyakinan dunia terhadap Indonesia. Dalam hubungan diplomatik dan kebijakan luar negeri, kepercayaan merupakan aset yang sangat berharga, namun sulit dicapai. Dengan diperolehnya kepercayaan tersebut, Indonesia akan memiliki peluang yang lebih mudah untuk menjalin kerja sama bilateral dan multilateral di masa depan.

 Kerjasama yang baik dengan negara lain tentunya akan berdampak pada kemajuan pembangunan nasional dan potensi investasi  Indonesia. Kredibilitas dapat meyakinkan investor global bahwa Indonesia terbuka untuk dunia usaha dan bersedia menanamkan modalnya di Indonesia. Dan dinamika ini juga dapat dijadikan peluang bagi Indonesia untuk menunjukkan keberhasilan dalam reformasi struktural seperti pembangunan infrastruktur dan pemutakhiran berbagai sistem perpajakan. Indonesia juga dapat menyesuaikan agenda pembahasan pada KTT G20 untuk mendukung dan memberikan pengaruh positif terhadap pemulihan aktivitas perekonomian nasional. Selain itu, sebagai satu-satunya negara perwakilan  ASEAN di G20, Indonesia juga dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak positif bagi kawasan ASEAN dan negara-negara berkembang  di dunia. Indonesia mencapai hal ini  dengan berperan aktif dalam forum G20, seperti  Global Expenditure Support Fund (GESF), yang bertujuan membantu negara-negara berkembang  mengamankan anggaran nasional selama krisis likuiditas infrastruktur global. Kedua, kami berpartisipasi aktif dalam Connectivity Alliance (GICA) untuk mendukung konektivitas melalui kolaborasi dan berbagi pengetahuan. Ketiga, berpartisipasi aktif dalam Inclusive Digital Economy Accelerator (IDEA HUB), sebuah forum tempat  para startup unicorn dari seluruh negara G20 berkumpul untuk  bertukar pikiran.  Indonesia diharapkan berperan aktif dalam menyeimbangkan kepentingan strategis nasional dengan negara berkembang lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun