Mohon tunggu...
Nisrina
Nisrina Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang Guru Kelas di SDN 17 Tanjung Raja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyulap Sampah Menjadi Karya

8 Februari 2024   12:39 Diperbarui: 8 Februari 2024   12:51 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin di bayangan peserta didik saya saat mendengar kata "Sampah" yang mereka pikir adalah Sampah itu kumuh, kotor, bau, atau jorok. Membayangkan bagaimana jika didekat tempat tinggata l saat ini dipenuhi sampah? Dapat dipastikan tidak akan betah berada di lingkungan tersebut. Menjadi sebuah keprihatinan manakala di sebuah tempat tampak sampah yang berserakan, apalagi tempat itu digunakan untuk berinteraksi dan beraktivitas setiap harinya, seperti di lingkungan rumah, taman, pasar, tempat ibadah, sekolah, dan lain sebagainya. Sampah menjadi perbincangan yang menarik bagi peserta didik saya, karena sampah ini sering mereka jumpai terutama di lingkungan sekolah.

Di dalam Kurikulum Merdeka saat ini terdapat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 merupakan kegiatan yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. P5 inilah yang akan menjadi wadah saya dalam memotivasi peserta didik untuk mengurangi limbah sampah yang ada di sekolah saya, dan kebenaran tahun ini sekolah saya baru menerapkan kurikulum ini dan kegiatan P5 yang saya lakukan di SD Negeri 17 Tanjung Raja mengusung tema "Gaya Hidup Berkelanjutan". Salah satu kegiatan P5 yang saya lakukan adalah memanfaatkan sampah barang bekas yang sudah tidak terpakai atau yang sering dikenal dengan limbah sampah. Barang bekas ini akan dimanfaatkan untuk membuat keterampilan, seperti papan absen peserta didik, celengan, pot bunga dan gantungan kunci. Kegiatan ini dilatarbelakangi dari banyaknya barang bekas (sampah) yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Melalui pengelolaan sampah diharapkan peserta didik dapat membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan dan mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam keseharian.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi sampah, menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan mengembangkan kreatifitas peserta didik serta melatih peserta didik dalam memanfaatkan sampah yang tidak berharga menjadi barang yang bermanfaat, bernilai dan memiliki harga jual tinggi. Harapan saya kedepannya, kegiatan tersebut juga dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan peserta didik dari hasil karya yang sudah dibuat. Mereka akan mengembangkan kreativitas  tidak hanya disekolah saja, tetapi dapat juga diterapkan dilingkungan tempat mereka tinggal.

Selama pelaksanaan kegiatan  P5 banyak hal yang saya hadapi, terutama pada persiapan awal memulai P5 karena bagi saya kegiatan ini merupakan kegiatan perdana adanya kurikulum baru dan di tahun ajaran baru yang pastinya adalah pengalaman pertama mengimplementasikan p5 tentunya  ini  tidak mudah, perlu kolaborasi bersama warga sekolah dan orang tua peserta didik. Bagaiamana memberikan pengertian kepada orang tua peserta didik akan pentingnya kegiatan P5 ini. Sederhananya, P5 dijadikan sebagai sarana belajar yang mendorong peserta didik berperilaku kompeten, berkarakter dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai inilah yang menjadi tantangan terbesar saya bagaimana cara saya mewujudkannya bersama peserta didik yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Kaitannya dengan tema P5 yang diusung dalam memanfaatkan barang bekas atau limbah sampah ini sulitnya membiasakan peserta didik untuk disiplin membersihkan lingkungan sekolah setiap harinya, peserta didik yang malas kalau diajak kerja bakti membersihkan lingkungan, peserta didik kurang peduli terhadap permasalahan banyaknya sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik di lingkungan sekitar sekolah saya, kebanyakan peserta didik belum tahu bagaimana cara memanfaatkan sampah agar menjadi barang bernilai, dan dukungan orang tua yang kurang terhadap kegiatan P5 ini.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tentang sampah saya melaksanakan P5 ini dengan program "Menyulap Sampah Menjadi Karya. Berikut langkah-langkah pelaksanaan P5, diantaranya: mengadakan rapat sekolah membahas program P5 dan permasalahan yang ada di sekitar sekolah serta pemecahan solusinya. Sekolah bekerja sama dengan pihak Puskesmas untuk melakukan sosialisasi dalam meningkatkan kepedulian membersihkan lingkungan dan pencegahan penyakit, memberikan pemahaman kepada peserta didik terkait upaya meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap kebersihan lingkungan,  meningkatkan kesadaran peserta didik untuk selalu membuang sampah pada tempatnya dengan memasang poster tentang kebersihan lingkungan sekolah, memberikan sosialisasi dan penjelasan tentang cara memanfaatkan limbah sampah agar bernilai tinggi dengan membuat berbagai keterampilan hasil karya dan sekolah mengajak koordinasi dengan orang tua untuk mendukung kegiatan P5 ini.

foto-p5-2-65c467ce12d50f20aa6b9423.jpeg
foto-p5-2-65c467ce12d50f20aa6b9423.jpeg

Selain itu, ada beberapa tahapan yang saya lakukan pada kegiatan P5 ini, diantaranya  adalah pertama, tahapan Eksplorasi konsep menggali jenis-jenis sampah dan dampak sampah serta pengelolaannya. Kedua, tahapan Demonstrasi Kontekstual bersama kelompok siswa membuat bank sampah dan melakukan demonstrasi pengolahan sampah. Ketiga, tahapan Kolaborasi dimana siswa berdiskusi dan berkolaborasi bersama kelompoknya menyusun rancangan pemanfaatan limbah sampah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai. Siswa bersama kelompok menggali ide, bernalar untuk mendapatkan pemecahan masalah dan menghasilkan ide yang inovatif.

Dengan adanya kegiatan P5 ini saya berharap peserta didik mulai terbangun kesadarannya untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, salah satunya yaitu mengurangi banyaknya sampah dengan memanfaatkan sampah menjadi barang yang lebih bernilai, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar, memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar mereka sebagai salah satu bentuk hasil belajar, menghargai proses belajar, mendapatkan kesempatan mengalami pengetahuan sebagai proses penguatan karakter dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan secara optimal.

Kegiatan P5 dalam menjadikan sampahku menjadi karyaku ternyata mampu meningkatkan karakter siswa terutama dalam dimensi gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Berdasar pada dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila dan mengangkat tema 'Gaya Hidup Berkelanjutan', proyek penguatan profil pelajar Pancasila dengan topik 'Menyulap Sampah menjadi Karya', dengan Pengolahan Sampah diharapkan dapat membuat peserta didik lebih sadar dengan pencemaran lingkungan dan cara mengurangi penyebabnya, serta menerapkan gaya hidup berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun