Â
Masalah dengan peningkatan produksi pertanian adalah menipisnya lahan garapan, penggunaan benih lokal yang terus berlanjut, dan penyebaran hama serta penyakit. Ini karena meningkatnya polusi dari penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimia tidak sesuai dengan anjuran. Selalu ada pertimbangan ekonomi dan dampak lingkungan di balik penggunaan pestisida.Â
 Namun saat ini konsumen lebih memilih produksi pertanian yang bebas pestisida, sehingga diperlukan alternatif yang lebih aman bagi lingkungan dan konsumen. Pembatasan penggunaan bahan kimia dalam proses produksi pertanian pada gilirannya akan membebani pertanian Indonesia. Menghadapi kenyataan ini, kita harus segera mengurangi penggunaan pestisida kimia dan beralih ke jenis pestisida yang aman bagi lingkungan. Atau bisa menggunakan mikroorganisme lokal (MOL), yang biasa digunakan sebagai starter saat membuat bokashi atau kompos.
MOL adalah kumpulan organisme bermanfaat yang dapat digunakan sebagai pengurai tanaman, bioagen, dan pupuk mikroba. Batang pisang (Musa parasidiaca) dapat digunakan sebagai sumber kultur, dan mikroorganisme yang mewakili batang pisang secara ekologis berasal dari akar pisang atau di dekat batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah batang pisang memiliki kandungan bahan organic tinggi sebesar 83%, kandungan lignin dan selulosa sekitar 15-20%, serta hemiselulosa.
Pengamatan dan wawancara yang dilakukan bahwa sebagian besar mata pencaharian utama masyarakat Desa Punggur Besar adalah bertani, berkebun, dan berternak. Jenis Hasil perkebunan adalah pisang, pinang, dan kelapa. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, Punggur Besar merupakan daerah yang berpotensi dalam  perkebunan dan pertanian.
Banyaknya pohon pisang yang terdapat di desa Punggur Besar, memudahkan masyarakatnya untuk mengolah kembali batang pisang menjadi sesuatu yang bermanfaat, salah satunya adalah dalam pembuatan MOL (mikroorganisme lokal). Kegiatan MBKM Bina Desa Smart Village FMIPA Untan telah mewadahi saya melakukan percobaan terhadap pembuatan MOL batang pisang ini. Pembuatan MOL dapat dikatakan cukup sederhana. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan MOL batang pisang di Desa Punggur Besar ini antara lain, batang pisang (1kg), gula merah (200 gram), dan air cucian beras pertama (2 liter).
Langkah-langkah pembuatan MOL batang pisang dimulai dengan batang pisang dan gula merah dicacah/dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air cucian beras sebanyak 2 liter, dan ditutup rapat-rapat. Setelah itu difermentasi selama 21 hari. Apabila MOL batang pisang sudah jadi maka dapat diaplikasi di lahan pada pagi hari atau sore hari dengan interval 7 hari. Sebaiknya MOL batang pisang tidak terkena sinar matahari langsung pada waktu aplikasi di lapangan, agar mikroorganisme tidak mati. Dalam kegiatan  ini, MOL batang pisang diaplikasikan ke  tanaman sawi caisim.
Setelah melakukan penelitian, pengamatan, pengolahan data dan analisis data berdasarkan percobaan terhadap tanaman sawi di Desa Punggur Besar ini, disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
- Pemberian larutan MOL dari batang pisang berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi batang. Sedangkan pemberian larutan MOL dari batang pisang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah daun tanaman sawi caisim dan kehijauan warna daun sawi caisim.
- Pemberian MOL batang pisang yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi caisim yaitu dengan konsentrasi 5%.
Setelah penelitian selesai, dibuat brosur yang memuat informasi mengenai MOL batang pisang, termasuk didalamnya cara pembuatan dan cara mengaplikasikannya. Brosur ini nantinya akan dibagikan kepada Gapoktan Desa Punggur Besar yang mana dapat membantu mereka dengan memberikan informasi terkait pembuatan MOL batang pisang yang dapat digunakan sebagai POC (pupuk organik cair) tanaman. Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H