Suriah adalah sebuah negara di Asia Barat yang berbatasan dengan laut Mediterania di barat, Turki di utara, Irak di timur dan tenggara,Yordania di selatan serta Israel,Palestina dan Lebanon di barat daya. Negara Suriah ini mengalami konflik sejak tahun 2011,saat itu kurang lebih 15 pelajar yang berusia 9-15 tahun menulis ujaran anti-pemerintah yang berbunyi "Rakyat Menginginkan Rezim Turun" di berbagai tembok kota.
Menindak lanjuti problem tersebut, Polisi Suriah yang dipimpin oleh Atef Najib yang merupakan sepupu dari presiden Bashir al-assad menangkap dan memenjarakan pelajar tersebut selama sebulan.
Munculnya penyebab  konflik Suriah tidak hanya dilandasi oleh sebab tunggal, melainkan diliput banyak masalah, faktor dan kepentingan kompleks baik dari issue pertikaian Agama serta adanya campur tangan dari pihak luar.
Adapun aktivitas Konflik tersebut menimbulkan banyak dampak negatif bagi warga Suriah yang sangat besar :
Kehilangan tempat tinggal dan tinggal di pengungsian
Konflik yang terjadi di Suriah melibatkan banyak senjata sehingga berbagai bangunan  yang hancur seperti pemukiman warga, sarana publik dan alat transportasi rusak parah sehingga warga terpaksa membangun tenda-tenda untuk pengungsian dan bahkan hingga mengungsi ke negara-negara lain.
Ekonomi semakin terpuruk
Perekonomian di Suriah pada tahun 2023 telah mencapai titik terendah sejak awal mula terjadinya konflik dan terjadinya laju inflasi melonjak tinggi sehingga mata uang anjlok serta kekurangan bahan bakar baik di daerah yang dikelola pemerintah maupun di daerah yang dikuasai oleh pemberontak.
Krisis keamanan dan kemanusiaan
Keamanan dalam negara sangat lah tidak kondusif sehingga membuar warga Suriah dihantui oleh rasa ketakutan,gencatan senjata serta bunyi ledakan bom yang membuat situasi setiap saat tidak aman. Bersamaan dengan hal itu muncul adanya krisis kemanusiaan sebagai dampak dari keterpurukan ekonomi. Kesejahteraan warga yang dirampas membuat mereka harus egois dan mengesampingkan kehidupan orang lain demi mempertahankan kelangsungan hidup diri mereka sendiri (individu).
Menurut laporan Komisier PBB untuk pengungsi (UNHRC) bertajuk Global Trends Forced Displacement in 2022,lebih dari setengah pengungsi dunia berasal dari 3 negara, yaitu Suriah, Ukraina dan Afganistan.