Mohon tunggu...
Nurianti
Nurianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Coba dan terus mencoba Jika lelah, istrahatlah kemudian bangkit kembali keep spirit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode dan Pentingnya Penilaian Kinerja dalam Mengambil Langkah Berikutnya

10 Desember 2021   16:50 Diperbarui: 10 Desember 2021   16:52 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://manajemen-sdm.com/wp-content/uploads/2017/05/Penilaian-Kinerja-2-768x455.jpg

 "Aku tahu apa yang kamu alami, dan aku pun dapat merasakannya" adalah satu kalimat yang sangat dibenci oleh Rosdiana. Itu kenapa ketika dia mendengar orang-orang berkata demikian dia selalu berkata BULSHIT. Kenapa? karena dalam kacamata dan prinsipnya tertanam bahwa seseorang tidak dapat merasakan apa yang orang lain rasa sebelum orang itu mengalaminya sendiri. Dan kalau pun iya merasa tetapi tidak akan pernah sama. Pandangan Rosdiana tersebut bukanlah sekedar pandangan biasa tetapi melalui pengamatan. Setiap hari dia senang mengamati kondisi sekitarnya terutama yang sering kali dia amati berkaitan dengan penilaian. beberapa kasus yang dia amati akan hal itu adalah.

Dilingkungan Sekolah

  • Seorang anak jenjang Sekolah Dasar (SD) selalu mendapatkan nilai tinggi dan peringkat pertama dikelasnya mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 4. ketika menginjak kelas 5 SD, dia dan teman-temannya diberi tugas oleh gurunya. Tugas mereka selesai, diperiksa, dan dibagikan. Oleh karena si anak ini selalu mendapat peringkat 1 jadi gurunya menganggap bahwa setiap tugasnya selalu benar dan diberi nilai 100. Setelah diperiksa ada salah satu murid yang protes bahwa guru tersebut salah dalam mengoreksi dan memberikan nilai. Pekerjaan dari si anak tadi ada yang salah tetapi kenapa diberi nilai yang tinggi dan ternyata benar ada yang salah tetapi gurunya tidak mau mendengarkan dan malah memarahi si murid yang protes.
  • Seorang guru memberikan peringkat yang tinggi kepada salah satu siswa padahal siswa tersebut jarang masuk sekolah hal itu dilatarbelakangi oleh status siswa tersebut yang merupakan anaknya sendiri.

Lingkungan sosial

Masyarakat selalu melihat dan menilai seseorang hanya dari tampilannya saja tanpa tahu aslinya. Ibarat kata durian, kulitnya yang berduri dan beraroma tidak sedap membuat sebagian besar orang tidak menyukainya tanpa mencoba untuk mencicipinya terlebih dahulu padahal durian adalah buah yang berkulit kasar namun berdaging lembut. Oleh karena penilaian tersebut kerap kali membuatnya merasa orang itu pantas untuk dibully hingga mental korban breakdown. Dan tak jarang orang menilai kinerja pemerintah dengan cara yang sangat tidak pantas namun tidak sadar bahwa dirinya tidak melakukan apa pun sebagai bentuk kontribusinya. Hanya menilai namun tidak mampu melakukan apa yang orang lain lakukan.

Lingkungan Kerja

Rosdiana pernah mengamati satu kejadian disalah satu organisasi. Yang mana pada suatu ketika ada salah seorang pemuda dengan lulusan S1 arsitek tetapi tampilannya sangat sederhana dan tidak menggambarkan bahwa dia adalah arsitek. Dia memiliki pengalaman bekerja di organisasi lain sebagai tenaga teknik (membuat proyek bangunan). Saat berhadapan dengan manajer di perusahaan tempat kerja barunya, dia tidak dipercayai akan kemampuan yang dimiliki olehnya. Sampai suatu ketika dia menunjukkan keahliannya hingga manajer itu terdiam.

Dari kasus-kasus di atas, Rosdiana menyimpulkan bahwa banyak sekali orang-orang yang memiliki pemikiran dangkal. Dan tidak habis pikir ternyata masih ada orang yang memberikan penilaian akan kemampuan orang lain secara subyektif. Padahal dalam memberikan suatu penilaian yang harus dikedepankan adalah obyektivitas.

Selain dari apa yang diamati oleh Rosdiana tersebut ada kalimat lain yang sering kali kita dengar baik dalam lingkungan sekolah, sosial masyarakat, keluarga, dan bahkan lingkungan kerja adalah "menilai orang memanglah mudah dan semua orang pasti bisa, namun menilai diri sendiri merupakan pekerjaan yang tidak mudah juga hampir setiap orang tidak bisa menilai dirinya sendiri". Itulah kenapa menilai dikatakan sebagai satu aktivitas yang terbilang mudah namun sulit.  Penilaian yang dilakukan oleh kebanyakan orang adalah penilaian berdasarkan perasaan ketika hatinya sedang baik, dan menyukai objek yang dinilai maka nilai yang diberikan akan bagus. Tetapi ketika hatinya tidak baik-baik saja, membenci, dan menaruh dendam terhadap objek (orang) yang dinilai maka akan cenderung akan memberikan nilai yang buruk.

Penilaian yang seperti itu sangat tidak wajar apalagi saat menilai kinerja seseorang dalam lingkup organisasi (perusahaan). Dan apabila penilaian semacam itu terus dipertahankan dan menjadi kebiasaan maka organisasi atau perusahaan yang dipimpin akan hancur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun