Mohon tunggu...
Nur Afifatur Rohmah
Nur Afifatur Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - PG-PAUD Universitas Negeri Surabaya

Early Childhood Education

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlukah Membandingkan Permainan Anak Sesuai Gender atau Bebas?

8 April 2022   11:32 Diperbarui: 9 April 2022   11:04 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Menurut NAEYC (National Association For The Education Of Young Children) menyatakan bahwa anak usia dini adalah pendidikan bagi anak yang berada pada tentang usia 0-8 tahun yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan pra sekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD. 

Menurut World Health Organization (WHO), gender adalah sifat perempuan dan laki-laki, seperti norma, peran, dan hubungan antara kelompok pria dan wanita, yang dikonstruksi secara sosial. Gender dapat berbeda antara satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lainnya, serta dapat berubah sering waktu. Dari pengertian gender di atas, gender adalah sesuatu yang terbentuk secara sosial dan bukan dari bentuk tubuh laki-laki maupun perempuan. Gender cenderung merujuk pada peran sosial dan budaya dari perempuan dan laki-laki dalam masyarakat tertentu yang dikutip dari sehatq.com.

Pada dasarnya perkembangan anak tentunya berbeda-beda, baik dari intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian, konsep diri, dll. Pada konsep diri sendiri dan kepribadian anak salah satunya adalah dengan menyadari adanya perbedaan gender. Menurut Hurlock (1978: 172) menyatakan bahwa "dasar-dasar penentuan peran gender telah diletakkan selama tahun-tahun pertama kehidupan. Oleh karena itu pengenalan gender bisa dilakukan sejak usia dini untuk menyadarkan kepada anak-anak mengenai konsep diri mereka sebagai perempuan dan laki-laki. 

Secara umum permainan anak sebenarnya sama saja namun ada beberapa permainan yang mengarah berdasarkan gender, oleh karena itu orang tua menuntut dan membelikan permainan sesuai dengan jenis kelamin anak masing-masing. Selain itu, dalam bermain, hal gender ini sering sekali di oleh orang tua karena mereka berasumsi mengenai dampak yang akan terjadi apabila anak perempuan suka dengan permainan laki-laki atau sebaliknya, contohnya : anak perempuan yang suka bermain mobil-mobil an, pesawat, kereta, dll maka orang tua akan khawatir apabila anak perempuan nya akan tumbuh dengan sifat yang kasar dan tomboy. 

Hurley menyarankan para orang tua untuk memahami kebutuhan individu masing-masing anak. Beberapa di antaranya ada yang senang bermain tanpa suara, bermain dengan binatang, berlari-larian, atau justru campuran dari semua jenis permainan. Memberi kebebasan pada anak untuk bermain tanpa harus diprotes ini dan itu menjadi sangat penting. Nah, untuk mengendalikan hal ini lebih baik lagi jika dapat membuat kamar bermain baginya. Bebaskan ia bermain apapun dan biarkan ia mencoba beragam peran yang ada di imajinasinya yang dikutip dari ruangguru.com.

Saat anak bermain jangan terlalu membatasi permainan perempuan dan laki-laki, biarkan mereka bermain sesuai dengan keinginannya agar perkembangan motorik dan kreativitas anak dapat berkembang dengan maksimal. Agar perkembangan gender pada anak dapat tumbuh dengan seimbang, ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang tua, diantaranya :

1. Mengawasi, mendampingi, dan mengarahkan anak ketika bermain

2. Beri kesempatan kepada anak saat permainan dengan temannya dan jangan terlalu untuk melarang anak bermain dengan lawan jenis 

3. Menyediakan fasilitas untuk bermain anak 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun