Di sebuah sekolah di Jawa Timur, para pendidik bukan hanya memberikan pelajaran, tetapi juga menggali kekayaan budaya lokal. Melalui program yang bertajuk "Menguatkan Identitas dan Nilai-Nilai Luhur Sosial Budaya di Jawa Timur," siswa-siswa diajak untuk menjelajahi akar budaya mereka. Dalam perjalanan ini, mereka belajar bukan hanya tentang sejarah dan tradisi, tetapi juga bagaimana nilai-nilai tersebut membentuk karakter dan identitas mereka sebagai individu yang kuat, yang berakar pada kearifan lokal yang kaya. Berikut beberapa point pembahasan terkait penguatan karakter melalui kearifan budaya lokal dan nilai-nilai luhur sosial budaya di Jawa Timur:
Kekuatan konteks sosio-kultural (nilai-nilai luhur budaya) di Jawa Timur yang sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan nilai sosio kultural merupakan sebuah proses tentang menumbuhkan bagaimana cara hidup untuk menghormati, ketulusan,dan juga toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah masyarakat plural.
Kekuatan konteks sosiokultural daerah merujuk pada nilai-nilai, tradisi, budaya, dan kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat setempat. Hal ini mencakup adat istiadat, seni, bahasa, agama, dan sistem pengetahuan yang menjadi ciri khas suatu wilayah.
Nilai dan kekuatan konteks sosio-kultural yang mungkin sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dalam konteks Jawa Timur adalah sebagai berikut:
- Budaya Kebinekaan dan Toleransi: Jawa Timur memiliki tradisi kebinekaan dan toleransi yang kuat. Nilai-nilai ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang menghargai keragaman dan mendorong pendidikan yang memerdekakan untuk semua lapisan masyarakat.
- Sistem Kepercayaan dan Spiritualitas: Masyarakat Jawa Timur cenderung memiliki nilai-nilai spiritual dan kepercayaan yang kuat. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang mengedepankan pengembangan karakter dan nilai-nilai moral dapat sejalan dengan nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas di daerah tersebut.
- Budaya Gotong Royong: Konsep gotong royong atau kebersamaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari sangat diterapkan di masyarakat Jawa Timur. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pendidikan yang memerdekakan dengan memberdayakan masyarakat lokal dapat mendukung semangat gotong royong ini.
- Seni dan Kearifan Lokal: Jawa Timur memiliki warisan seni tradisional yang kaya, seperti wayang kulit, batik, tari tradisional, dan musik gamelan. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang mendorong pengembangan kreativitas dan apresiasi terhadap seni dapat terintegrasi dengan baik dalam konteks seni dan kearifan lokal Jawa Timur.
- Pentingnya Pendidikan Karakter: Nilai-nilai moral dan etika yang ditekankan dalam budaya Jawa Timur seringkali sejalan dengan konsep pendidikan karakter yang dipromosikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Pendidikan yang memerdekakan anak-anak untuk berkembang secara holistik sesuai dengan nilai-nilai lokal.
- Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat: Tradisi keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan sangat kuat di Jawa Timur. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang mengedepankan peran penting orang tua dan komunitas dalam pendidikan anak dapat mendapat dukungan dari nilai-nilai luhur budaya setempat.
- Pentingnya Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Alam: Jawa Timur memiliki kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang mendorong kesadaran lingkungan dan tanggung jawab sosial dapat sejalan dengan nilai-nilai yang menghargai keberlanjutan dan keseimbangan alam.
- Semangat Kewirausahaan dan Kemandirian: Masyarakat Jawa Timur seringkali memiliki semangat kewirausahaan dan kemandirian dalam menghadapi tantangan ekonomi. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang mendukung pendidikan yang memerdekakan melalui pengembangan keterampilan dan kemandirian anak-anak dapat diintegrasikan dengan semangat lokal tersebut.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah Jawa Timur yang relevan sebagai penguatan karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Jawa Timur
Pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat dikontekstualkan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah Jawa Timur untuk dapat memperkuat karakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat. Dalam konteks Jawa Timur, terdapat beberapa nilai-nilai budaya yang dapat dihubungkan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, antara lain:
- Gotong Royong: Nilai gotong royong merupakan salah satu nilai luhur dalam budaya Jawa Timur. Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya pendidikan inklusif dan kolaboratif sejalan dengan nilai gotong royong. Dalam konteks ini, pendidikan dapat mengajarkan peserta didik untuk saling membantu, bekerja sama, dan berkontribusi dalam masyarakat.
- Kepedulian Sosial: Budaya Jawa Timur juga mengajarkan pentingnya memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan kehidupan, sejalan dengan nilai-nilai kepedulian sosial dalam budaya Jawa Timur.
- Etika dan Adab: Budaya Jawa Timur memiliki nilai-nilai etika dan adab yang kuat. Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya pendidikan moral dan karakter sejalan dengan nilai-nilai etika dan adab dalam budaya Jawa Timur. Peserta didik dapat diajarkan untuk menghormati orang tua, guru, dan sesama, serta mengembangkan sikap sopan santun dalam interaksi sosial.
Dengan mengintegrasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah Jawa Timur, pendidikan dapat menjadi sarana untuk memperkuat karakter peserta didik. Peserta didik dapat belajar menghargai dan menerapkan nilai-nilai budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari mereka, sehingga menjadi individu yang memiliki identitas kuat dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat Jawa Timur.
Kekuatan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang menebalkan laku peserta didik di kelas atau sekolah sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Jawa TimurÂ
Salah satu kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang sangat relevan dengan konteks lokal soaial budaya di Jawa Timur adalah Konsep "Pendidikan Karakter" yang menekankan pengembangan nilai-nilai moral, etika, dan budaya lokal sebagai inti dari proses pendidikan. Dalam konteks lokal sosial budaya Jawa Timur, hal ini berarti memperkuat pemahaman siswa terhadap prinsip gotong royong, di mana kolaborasi dan kepedulian terhadap kepentingan bersama sangat ditekankan. Selain itu, pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara juga menekankan penghargaan terhadap kearifan lokal, seperti tradisi adat dan nilai-nilai budaya yang turun-temurun. Ini membantu siswa untuk menginternalisasi dan mengaplikasikan nilai-nilai seperti rasa hormat terhadap tradisi serta mempertahankan dan membangun budaya lokal mereka.Â
Aspek lain adalah menggalakkan sikap kepedulian terhadap sesama, yang tercermin dalam nilai-nilai kasih sayang, tolong-menolong, dan kepedulian sosial, yang menjadi bagian integral dari budaya dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Jawa Timur.