Mohon tunggu...
Niswatul Jannah
Niswatul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Tanjungpura Program Studi Fisika

Selalu semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolahan Air Gambut Menggunakan Sistem Koagulasi dan Filtrasi dengan Variasi Daya Adsorben Menggunakan Microwave

12 Desember 2022   16:36 Diperbarui: 12 Desember 2022   16:41 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalimantan Barat memiliki lahan gambut yang luas, salah satunya ialah kabupaten Kubu Raya. Kegiatan MBKM Bina Desa yang berlokasi di desa Arang Limbung memiliki dusun yang brlahan gambut, yaitu dusun Wonodadi. Karena memiliki lahan gambut menyebabkan masyarakat Wonodadi menggunakan air gambut sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci baju, mencuci piring, mandi, dan sebagainya. 

Air gambut yang memiliki ciri khas berwarna merah kecoklatan dan pH rendah tidak memenuhi syarat ideal sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Adapun parameter pH air minum yang diperbolehkan oleh Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum adalah pada rentang 6,5 - 8,5.

Oleh karena itu pada kegiatan MBKM Bina Desa ini dilakukan pengolahan air gambut menggunakan metode koagulasi dan filtrasi adsorpsi dengan tujuan air gambut dapat menjadi air bersih dan memenuhi syarat sebagai sumber air untuk kebutuhan rumah tangga. Metode koagulasi adalah penambahan bahan kimia kedalam air sehingga kotoran yang terdapat pada air menggumpal dan mudah diendapkan. 

Pada pengolahan ini bahan kimia atau koagulan yang digunakan ialah tawas. Pada metode filtrasi atau penyaringan digunakan media filter pasir, arang aktif, dan kain kasa. Arang aktif yang merupakan adsorben yang dipakai pada metode adsorpsi terbuat dari tempurung kelapa

Cara pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa ialah dengan membakar tempurung kelapa menjadi arang di dalam drum/kaleng besi. Setelah tempurung kelapa menjadi arang, arang tersebut dihaluskan dengan cara ditumbuk kemudian disaring menggunakan ayakan 100 mesh. Tahapa selanjutnya dilakukan aktivasi menggunakan microwave dengan variasi daya 200, 400, dan 600 watt agar pori-pori arang terbuka dan menjadi aktif.

Sebelum diolah air gambut diukur pHnya menggunakan pH meter dan didapatkan pH air yang terukur yaitu 3,4. Hal tersebut menunjukkan bahwa air gambut tersebut bersifat asam. Setelah dilakukan pengolahan menggunakan metode koagulasi dan filtrasi adsorpsi didapat hasil yaitu untuk adsorben yang diaktivasi dengan daya 200 watt menghasilkan air gambut dengan pH sebesar 6,3, adsorben yang diaktivasi dengan daya 400 watt menghasilkan air gambut dengan pH sebesar 6,5, dan adsorben yang diaktivasi dengan daya 600 watt menghasilkan air gambut dengan pH sebesar 6,9.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun