Peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok, terutama dalam sektor pertanian, menjadi sorotan utama dalam upaya memperluas hubungan bilateral di bidang ini.
Indonesia, dengan jumlah penduduk yang besar dan kekayaan alam yang melimpah, membutuhkan pasokan pangan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap individu. Namun, dalam dinamika ekonomi Indonesia, kerjasama antar negara menjadi kunci penting dalam memperkuat ketahanan pangan, khususnya melalui sektor pertanian.
Kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok menawarkan potensi besar untuk mengoptimalkan produksi pangan dan meningkatkan ketahanan pangan di kedua negara. Dalam menghadapi tantangan global seperti fluktuasi harga pangan dan ketidakpastian iklim, kerjasama bilateral ini menjadi semakin relevan.
Melalui pertukaran teknologi, pengetahuan, dan praktik terbaik dalam pertanian, kedua negara dapat saling memperkuat kapasitas produksi dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.Â
Yong, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkolaborasi dalam pertemuan untuk mengatasi isu ekonomi terkait impor dan ekspor dengan Tiongkok, yang merupakan mitra komersial utama Indonesia. Tiongkok dan Indonesia telah memiliki hubungan yang lama keduanya telah memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memperluas kerja sama mereka dalam upaya meningkatkan hubungan bilateral di kawasan Asia.
Peningkatan perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN melalui Area Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok (ACFTA) telah menjadi pendorong bagi pertumbuhan perdagangan, termasuk antara Tiongkok dan Indonesia. Korelasi bilateral antara Indonesia dan Tiongkok semakin meningkat di berbagai sektor, termasuk dalam bidang pertanian, yang mencerminkan peningkatan perdagangan bilateral antara keduanya. Kerja sama yang meningkat serta perdagangan di sektor pertanian memberikan dampak positif bagi Indonesia, seperti peningkatan volume ekspor Indonesia ke Tiongkok untuk beberapa komoditas pangan, yang memperkuat korelasi bilateral antara kedua negara.Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Pertanian nomor 38 tahun 2017 pada tahun 2017, terjadi peningkatan impor bawang putih, terutama dari Tiongkok, setelah adanya perubahan dalam undang-undang yang berlaku selama tiga tahun terakhir.
Adanya kebutuhan dalam menanam bawang putih masih belum sepenuhnya terwujud. Potensi untuk menanam bawang putih dapat dimanfaatkan dengan memanfaatkan lahan di wilayah Indonesia yang memiliki kondisi iklim yang mendukung untuk pertumbuhan bawang putih. Diperlukan upaya intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas dan produksi bawang putih di dalam negeri dengan memberikan bantuan kepada petani lokal melalui penerapan teknik budidaya yang efektif. Pemerintah juga dapat memberikan bantuan kepada petani bawang putih domestik dengan menyediakan teknologi pupuk hibrida dan benih unggul, sehingga dapat meningkatkan jumlah dan kualitas bawang putih yang dihasilkan serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap berbagai penyakit dan kondisi lingkungan.Â
Observasi dari INDEF menunjukkan bahwa teknologi pertanian di Indonesia masih mengandalkan metode tradisional karena minimnya pendidikan petani dan pelatihan dalam penggunaan teknologi pertanian modern. Perkembangan teknologi pertanian di Tiongkok menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kerja sama pertanian yang dapat mengakibatkan pertukaran teknologi pertanian antara kedua negara. Dampaknya adalah teknologi pertanian Indonesia dapat diperbarui dengan adopsi teknologi terkini dalam era digital. Kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok dalam pemanfaatan lahan pekarangan masih dominan, menunjukkan bahwa tingkat daya beli negara tujuan terhadap barang dan jasa yang diimpor dari luar mempengaruhi kerja sama tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI