Mahasiswa KKN RDR Ke-77 UIN Walisongo Semarang Bantu Lancarkan Panen Udang yang Terkena Wabah Penyakit Udang Ping yang Sedang Marak di Lingkungan Pertambakan Bumi Dipasena Utama, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Pada Kamis, (18/11/2021)
"Semenjak adanya pandemi covid-19 kurang lebih satu tahun setengah ini sering terjadinya kematian dini udang vannamei di pertambakan Bumi Dipasena, terjadinya kematian dini udang selalu meresahkan para budidaya tambak udang akibatnya tidak nyenyak tidur dan tidak enak makan. Bukan karena harga udang turun namun yang mereka risaukan munculnya gejala penyakit baru yakni kematian dini udang kurang lebih satu tahun sejak oktober 2020 sampai saat ini." Ujar yudhi, selaku pemilik tambak udang.
Udang yang dikelola yudhi mengalami kematian dini ditebar pada Oktober 2020. Dari catatan yudhi, dari 2 tambak yang ditebar benur awalnya terdapat satu tambak yang mengalami kematian dini pada usia 40 hari, lalu pada usia 44 hari tambak yang kedua menyusul terjadinya kematian dini udang yang pertama kali selama pandemi ini.
Pada 18 November 2021 pukul 02.34 udang usia 63 hari tiba tiba mengambang di bagian pinggir tambak dan  ada yang warnanya sudah memerah, yudhi langsung bertindak untuk menyerok udang yang mati dipinggir dan memilih udang yang sudah berwarna kemerahan, karena udang makin banyak yang mati maka udang segera untuk di panen keesokan hari, saat dini hari warga bumi dipasena Rt 19 dan mahasiswi kkn rdr ke 77 uin walisongo semarang ikut serta membantu panen udang yang mengalami kematian ini.Â
"Terjainya kematian secara mendadak ini diduga tringgernya adalah vibriosis dengan gejala badan udang pucat, usus kosong, nafsu makan berkurang dan secara visual terlihat hepatopankreas mengecil," lanjutnya.
Kondisi serupa juga dialami faizal basir juga terjadinya 3 kali  kematian dini udang sejak bulan maret 2021 sampai sekarang yang mengakibatkan sampai saat ini masih mengeringkan tambak udangnya karena belum memiliki modal untuk memulai budidaya dan khawatir kembali terserang penyakit yang meresahkan warga bumi dipasena tersebut sehingga kerugian yang diderita makin dalam.Â
"Tambak yang mengalami kematian dini juga diikuti dengan kondisi air keruh atau tingkat kecerahannya berkurang," ujar faizal basir.
Untuk itu, mewakili petambak udang bumi dipasena , yudhi berharap pemerintah dalam hal ini intansi terkait turun kelapangan untuk menyelidikinya. Jika penyakit ini tidak segera ditangani, ia khawatir makin banyak petambak yang bangkrut dan tidak melanjutkan budidaya, seperti kasus wabah penyakit mati usia dini udang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H