Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Pengurus Yayasan Mahakarya Bumi Nusantara

Pribadi yang ingin memaknai hidup dan membagikannya. Bersama Yayasan MBN memberi edukasi penulisan dan wawasan kebangsaan. "To love another person, is to see the face of God." http://fransalchemist.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

Program Get in the Ring untuk Dorong Pertumbuhan Wirausaha

21 Juni 2013   10:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:39 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13717840121987266565

[caption id="attachment_250338" align="alignleft" width="448" caption="Kiri-Kanan: Wempy Dyocta Koto (CEO Wardour & Oxford); Simon Wong (Senior Advisor Systec Venture Capital); Wita (Marketing Director KlungBot); Lolly Amalia Direktur Kerjasama dan Fasilitasi, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan IPTEK, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; Mooryati Soedibyo (Founder PT Mustika Ratu Tbk); Apung Sumengkar (Direktur Eksekutif 100Preneur). "][/caption] Pada tahun 2015, kita akan memasuki era ASEAN Economic Community (AEC). Sebagai negara yang menginisiasi berdirinya ASEAN, tentu Indonesia diharapkan sekali dapat berperan besar dalam AEC. Syaratnya adalah negara kita memiliki daya saing yang mumpuni.

Pertanyaannya, apakah kita mampu memenuhi ekspektasi tersebut? Untuk menjawabnya, mari kita lihat posisi Indonesia di antara negara-negara ASEAN. Di liat dari daya saing ekonomi ASEAN, kita masih kalah dibandingkan Singapura dan Malaysia. Di bawah Indonesia ada Vietnam dan Filipina. Posisi Indonesia yang kurang memuaskan ini disebabkan salah satunya karena jumlah wirausaha di Indonesia masih terlalu kecil, jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya.

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyebutkan jumlah wirausaha Indonesia hanya 1,9 persen dari 250 juta penduduk. Padahal untuk menjadi negara maju, minimal jumlah wirausahanya berjumlah 2 persen dari total penduduk. Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan tingkat rasio itu sangat kecil jika dibandingkan Singapura di ASEAN dan Jepang pada tingkat Asia. Singapura rasionya 7 persen dibandingkan jumlah penduduk, sedangkan Jepang bisa mencapai 10 persen.

Paparan fakta di atas harus segera disikapi. Harus ada langkah nyata untuk meningkatkan jumlah wirausaha guna meningkatkan daya saing Indonesia di tengah percaturan ekonomi global. Supaya kita tidak sekadar menjadi pasar saat ASEAN Economic Community bergulir! Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memfasilitasi program Get In The Ringyang diinisiasi oleh 100preneur.

"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat mendukung kegiatan Get In The Ring Indonesia 2013, karena kegiatan ini merupakan kegiatan pitching yang dibutuhkan para start up digital untuk dapat menembus pasar global Eropa dan sekaligus menarik investor untuk dapat membiayai bisnis atau menggunakan produk mereka," kata Lolly Amalia, Direktur Kerjasama dan Fasilitasi, Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan IPTEK, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Ajang Get In The Ring merupakan kompetisi wirausaha tingkat internasional yang mengundang wirausaha pemula (startup) dari 20 negara untuk datang ke Belanda dan bersaing demi memperebutkan kucuran investasi senilai 1 juta euro (Rp 13 miliar lebih) dari investor internasional. Dalam hal ini, pemerintah berusaha memfasilitasi para wirausaha kreatif digital untuk dapat menembus pasar global dengan melakukan coaching, pitching dan business connect.

Kegiatan ini, menurut Apung Sumengkar Direktur Eksekutif 100preneur, penyedia online networking platform khusus wirausaha pemula (startup) dan UKM, diharapkan mampu menumbuhkan jumlah wirausaha di Indonesia. "Kami juga menangkap bahwa kalangan wirausaha Indonesia memiliki semangat tinggi, namun tidak memiliki jaringan dan informasi yang cukup untuk menumbuhkan bisnis mereka secara berkelanjutan, kalau perlu sampai ke tingkat global.”

Di Indonesia, peserta program Get In The Ring akan diseleksi melalui dua tahap. Tahap pertama yakni 40 entrepreneur terpilih akan diseleksi pada Final Regional pada tanggal 3 - 6 September 2013. Delapan pemenang dari seleksi regional akan langsung mengikuti seleksi Final Nasional yang akan dilangsungkan pada tanggal 7 September 2013 di Gedung SMESCO - Jakarta.

Kedua tahapan ini akan digawangi oleh dewan juri yang disebut dengan The Dragons. Para Dragon yang menyeleksi para peserta di tahap pertama terdiri dari Nicko Widjaja (CEO Systec Group) dan Wempy Dyocta Koto (CEO of Wardour And Oxford). Adapun The Dragons di tahap Nasional terdiri dari Ciputra, Mooryati Soedibyo, Rahmat Gobel serta Sandiaga Uno.

Dua pemenang yang berhasil meyakinkan The Dragons selanjutnya akan diterbangkan ke Belanda untuk berlaga dalam event Get In The Ring pada tanggal 18-23 November 2013.

Adapun entrepreneur yang dicari dalam ajang Get In The Ring adalah: startup yang eksis tak lebih dari 5 tahun, memiliki kemampuan berbahasa Inggris,  dan lebih disukai yang memiliki model bisnis inovatif dan terukur.

Selain Get in The Ring Indonesia, pada tanggal 3-7 September juga akan dilaksanakan Pekan Wirausaha Kreatif yang memberikan peluang kepada khalayak umum dan wirausaha Indonesia untuk belajar serta berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan kreatif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun